Melacak Persembunyian Usamah Bin Ladin  

Reporter

Editor

Selasa, 3 Maret 2009 14:39 WIB

AP

TEMPO Interaktif, Los Angeles:Lebih dari tujuh tahun kalangan intelijen Amerika Serikat berusaha meringkus Usamah Bin Ladin. Namun usaha itu sia-sia belaka. Jangankan menangkap, posisi subyek buron terbesar dalam sejarah itu pun hingga kini belum terdeteksi.
Ketika para pejabat intelijen Amerika Serikat menghamburkan jutaan dollar Amerika untuk mencari Usamah tanpa hasil, sejumlah ahli geografi dari University of California Los Angeles menyatakan mereka punya gagasan yang menarik tentang keberadaan pemimpin teroris itu pada akhir 2001 dan mungkin juga di mana dia dalam beberapa tahun setelahnya. Hebatnya lagi, biaya yang mereka keluarkan untuk proyek ini amat kecil. Hasil studi tersebut dipublikasikan oleh MIT International Review pada 17 Februari lalu. Dalam laporannya, pakar geografi itu mengungkapkan bahwa fakta sederhana, citra satelit yang bebas diakses publik dan prinsip geografi fundamental bisa menunjukkan lokasi teroris paling dicari biro investigasi federal Amerika, FBI tersebut. Mereka memperkirakan dalang serangan 11 September itu berada di salah satu dari tiga bangunan di barat laut kota Parachinar, di wilayah kesukuan Kurram dekat perbatasan dengan Afghanistan.
"Jika dia masih hidup, bisa jadi dia sedang duduk di sana sekarang," kata Thomas W. Gillespie, peneliti utama studi itu. "Wilayah itu masih daerah kesukuan teraman dan kota di bawah kekuasaan Federally Administered Tribal Areas (FATA) di barat laut Pakistan serta satu-satunya wilayah kesukuan yang belum dibom oleh Amerika menggunakan pesawat nir awak Predator."
Meski menaruh minat pada Usamah dan hadiah US$25 juta yang ditawarkan atas informasi yang mengarah pada penangkapannya, para ilmuwan itu mengaku para akademisi masih malu-malu ikut terlibat dalan pencarian Usamah. Meski demikian peningkatan penginderaan jauh yang amat cepat dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan kemampuan warga sipil ini. "Kami yakin pekerjaan kami ini adalah pendekatan ilmiah pertama untuk menetapkan lokasi Usamah saat ini," kata John A. Agnew, dosen geografi UCLA yang turut terlibat dalam studi itu. "Metoda ini dapat diulangi dan dengan mudah diperbarui dengan informasi baru yang diperoleh kalangan intelijen Amerika."
Para ilmuwan itu menyarankan agar pihak intelijen menyelidiki, bukan mengebom, ketiga bangunan tersebut. Mereka memperingatkan bahwa jika Usamah selama ini tinggal di kota kecil Parachinar, atau di manapun dalam wilayah kesukuan Kurram yang tidak terlalu padat itu, ada kemungkinan dia pindah ke kota Peshawar yang dihuni 1,4 juta jiwa, daerah kesukuan tetangganya di provinsi perbatasan barat laut jika Peshawar jatuh ke tangan Taliban.
Sejak musim panas tahun lalu kemungkinan itu telah mengemuka dalam berbagai laporan dari kawasan tersebut. "Jika Usamah pindah ke Peshawar, yang akan menjadi salah satu opsi jika Taliban memegang kendali di sana, pencarian akan jauh lebih rumit," kata Gillespie.
Gillespie dan timnya memanfaatkan informasi terakhir keberadaan Usamah yang diungkapkan kepada publik oleh sumber intelijen Amerika, yang tetap merahasiakan detail setiap upaya untuk mencari lokasi pria tersebut. Satu setengah bulan setelah penyerangan yang terkordinasi terhadap World Trade Center dan Pentagon yang menewaskan lebih dari 3.000 orang, siaran radio walkie-talkie mengungkap posisi Usamah di Tora Bora, sebuah kompleks gua di timur Afghanistan. Dalam sebuah upaya yang gagal untuk menangkap Usamah, pasukan Amerika menyerang gua itu dalam sebulan kemudian.
Penemuan tim UCLA ini mengandalkan dua prinsip yang digunakan dalam geografi untuk memprediksi distribusi satwa dan tumbuhan di alam. Utamanya digunakan untuk tujuan mendesain pendekatan yang tepat dalam konservasi.
Prinsip pertama dikenal dengan teori distance-decay atau jarak dan kehancuran. Teori ini mengungkapkan bahwa makin jauh seseorang bergerak dari lokasi yang memiliki komposisi spesifik bagi spesies itu, atau dalam hal ini komposisi budaya dan faktor fisik yang spesifik, peluang untuk menemukan daerah yang mempunyai komposisi spesifik serupa akan menurun secara eksponensial.
Teori kedua adalah teori biogeografi kepulauan, yang biasa digunakan para ilmuwan dalam meneliti spesies flora dan fauna endemik. Teori itu menjelaskan bahwa kepulauan besar dan saling berdekatan memiliki tingkat perpindahan yang jauh lebih tinggi serta mendukung lebih banyak spesies dibandingkan pulau-pulau kecil yang lebih kecil dan terisolasi.
Terinspirasi oleh teori distance-decay, tim beranggotakan tujuh ahli geografi itu mulai menarik lingkaran konsentris dengan jarak 10 kilometer mengelilingi Tora Bora pada sebuah peta satelit. "Makin jauh Usamah bergerak dari lokasi terakhir dia dilaporkan ke wilayah Pakistan yang lebih sekuler atau ke India, makin besar peluang dia akan berada di daerah dengan komposisi budaya yang berbeda, sehingga meningkatkan probabilitas dia bakal tertangkap atau dihancurkan," kata Gillespie.
Setelah itu, para peneliti mengaplikasikan teori biogeografi kepulauan untuk menyisir lingkaran pulau-pulau kota atau beberapa pemukiman terpisah dengan ukuran lumayan besar. "Teori biologi kepulauan memprediksi bahwa dia akan mencari jalan menuju kota terbesar yang tidak terlalu terisolir di daerah itu," kata Gillespie, seorang pakar pemodelan dan pengukuran biodiversitas di bumi dari antariksa. "Jika Anda terjebak di sebuah pulau, Anda pasti ingin pulau itu di Hawaii daripada pulau yang cuma ditumbuhi satu pohon kelapa. Ini masalah sumber daya."
Pendekatan ini menjaring 26 kota dalam radius 20 kilometer dari Tora Bora pada citra dari Landsat Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+), arsip foto satelit global yang dikelola NASA dan lembaga survei USGS. Dengan luas daerah tujuh kilometer persegi, tim itu menemukan bahwa Parachinar merupakan kota terbesar dan keempat yang tidak terlalu terisolasi.
"Berdasarkan lokasi terakhir Usamah di Tora Bora, kami memperkirakan dia harus harus berjalan sejauh tiga kilometer melintasi jalur setinggi 3.962 meter menuju Kurram dan pergi ke kota terbesar, yaitu Parachinar," kata Agnew, yang saat ini memegang jabatan presiden Association of American Geographers.Mereka mencoret kota-kota di sisi perbatasan Afganistan, yang saat itu diduduki pasukan internasional dan Amerika. Sejak saat itu, kawasan tersebut tidak pernah stabil. "Sisi perbatasan Pakistan jauh lebih baik untuk bersembunyi karena status politiknya yang ambigu dan ketidakhadiran tentara NATO maupun Amerika secara resmi di wilayah itu," kata Agnew.
TJANDRA DEWI | SCIENCEDAILY | MIT | UCLA

Berita terkait

Al Qaeda Semenanjung Arab Umumkan Kematian Pemimpin Khalid Batarfi

50 hari lalu

Al Qaeda Semenanjung Arab Umumkan Kematian Pemimpin Khalid Batarfi

Al Qaeda Semenanjung Arab mengatakan Saad bin Atef al-Awlaki mengambil alih sebagai pemimpin baru setelah kematian Batarfi.

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rudal Nuklir Rusia, Surat Osama, Permusuhan Israel - Palestina

18 November 2023

Top 3 Dunia: Rudal Nuklir Rusia, Surat Osama, Permusuhan Israel - Palestina

Berita Top 3 Dunia tentang Rusia tambah rudal nuklir, surat Osama bin Laden buat Amerika Serikat, akar permasalahan permusuhan Israel Palestina

Baca Selengkapnya

Ini Isi Lengkap Surat Peringatan Osama Bin Laden Untuk Amerika Soal Palestina

17 November 2023

Ini Isi Lengkap Surat Peringatan Osama Bin Laden Untuk Amerika Soal Palestina

Surat dari pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden dengan judul 'Surat untuk Amerika' viral di Tiktok

Baca Selengkapnya

TikTok Larang Konten Surat Osama bin Laden, Tuduh AS Danai Penindasan Palestina

17 November 2023

TikTok Larang Konten Surat Osama bin Laden, Tuduh AS Danai Penindasan Palestina

TikTok akan melarang video yang mempromosikan 'Surat untuk Amerika' bin Laden.

Baca Selengkapnya

TikTok Larang Video Viral yang Promosikan Surat Osama bin Laden

17 November 2023

TikTok Larang Video Viral yang Promosikan Surat Osama bin Laden

TikTok akan melarang konten yang mempromosikan surat Osama bin Laden pada 2002 yang merinci penjelasan mantan pemimpin Al Qaeda soal penyerangan 9/11

Baca Selengkapnya

Viral di TikTok, Surat Osama Bin Laden 21 Tahun Silam Dihapus The Guardian

16 November 2023

Viral di TikTok, Surat Osama Bin Laden 21 Tahun Silam Dihapus The Guardian

Surat Osama bin Laden membuka mata netizen TikTok bahwa serangan 9/11 karena Amerika Serikat selalu membela Israel

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Osama bin Laden Tewas pada 2 Mei 2011, Benarkah?

2 Mei 2023

Osama bin Laden Tewas pada 2 Mei 2011, Benarkah?

Osama bin Laden dilaporkan tewas pada 2 Mei 2011 dalam serangan tentara Amerika Serikat. Ada cerita lain soal kematian Osama.

Baca Selengkapnya