IPB Diberi 5 Tugas oleh Jokowi, Apa Saja?

Reporter

Antara

Editor

Devy Ernis

Jumat, 2 September 2022 08:24 WIB

Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB).

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo memberikan tugas kepada Institut Pertanian Bogor (IPB). Tugas tersebut mengenai inovasi pangan, adaptasi pendidikan, hingga riset mengenai penyakit yang disebabkan dari hewan atau zoonosis kepada Institut Pertanian Bogor (IPB).

Dalam sambutan Dies Natalis IPB yang disiarkan secara virtual di Gedung Graha Widya Wisuda Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, pada Kamis, 1 September 2022, Presiden Jokowi mendorong IPB menjadi perguruan tinggi yang cepat merespons tantangan persoalan pangan yang sedang dialami berbagai negara di dunia.

IPB diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang kondusif bagi tumbuhnya kreativitas dan inovasi untuk mendorong percepatan hilirisasi industri dan mencetak lebih banyak sosok techopreneur serta sosiopreneur.

"Ini jadi momentum yang tepat bagi IPB untuk berdiri terdepan menyelesaikan masalah-masalah pangan pertanian di negara kita Indonesia," kata Presiden Jokowi.

Jokowi mengemukakan tahun ini semua negara di dunia dihadapkan pada ujian yang sama dan tantangan yang sama, yakni ancaman perubahan iklim, dinamika geopolitik global yang berdampak pada krisis pangan, krisis energi dan krisis finansial.

Advertising
Advertising

"Krisis kemanusiaan ada di depan mata kita, 340 juta penduduk dunia di 82 negara mengalami kerawanan pangan yang sangat serius. Kenaikan indeks harga pangan global mencapai rekor tertinggi, biaya logistik jalur laut meningkat tiga kali lipat. Meningkatnya biaya produksi pupuk yang berdampak pada peningkatan biaya produksi pangan dan petani," ungkapnya.

Jokowi menekankan IPB harus dapat menghasilkan lebih banyak inovasi dan memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dengan mewujudkan ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan.

"Sudah saatnya, potensi besar di sektor pangan dikembangkan lebih optimal dan ditingkatkan kualitas dan daya saingnya. Dikembangkan inovasinya untuk menghasilkan pangan-pangan subtitusi impor. Produk-produk pangan yang kompetitif berdaya saing," katanya.

Presiden menginginkan agar sumber-sumber pangan lokal harus dikembangkan untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas pangan tertentu. Untuk itu perlu penciptaan kemandirian pangan di setiap daerah berbagai wilayah di Indonesia.

Oleh karena itu Jokowi menugaskan IPB, yang pertama, mengembangkan riset agromaritim untuk menghasilkan inovasi tepat guna agar dapat membangun dan mendukung sistem pangan yang tangguh. IPB harus terus meneruskan inovasinya untuk menghasilkan varietas unggul juga diversifikasi pangan berbahan baku lokal.

Selanjutnya, yang kedua, memperluas penyebaran inovasi pangan ke berbagai pelosok Indonesia, memperluas kemitraan dengan berbagai stakeholder, kemitraan dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dengan kementerian dan lembaga, industri, petani dan peternak juga masyarakat luas.

Kemudian yang ketiga, mengembangkan program-program studi kekinian dan kurikulum yang adaptif, yakni mengembangkan ilmu-ilmu baru yang relevan dengan kebutuhan saat ini dan masa depan, antara lain bio informatics dan bio medicine, nano sains and technology, neuronomic, dan lain-lainnya.

Yang keempat menyiapkan peringatan dini zoonosis untuk menghadapi penyakit imfeksius yang bersumber dari hewan, karena penyakit zoonosis diprediksi akan terus meningkat.

"Kita harus terus pelajari ilmunya, kembangkan pengetahuannya untuk mengurangi ancaman yang membahayakan kesehatan manusia dan menekan risiko atas dampak yang diakibatkan," ujar Presiden Jokowi.

Kelima, katanya, IPB perlu memperkuat sinergi dengan industri dalam riset dan pemanfaatan hasil-hasil riset, mempelopori sinergi hasil kolaborasi riset dan pemanfaatannya dengan industri, serta menjadikan kampus, sebagai jembatan dengan dunia industri.

Baca juga:

Kemendikbud: Draf RUU Sisdiknas akan Terus Diperbaiki

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

12 menit lalu

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

Presiden terpilih Prabowo berniat membentuk 'Presidential Club' yang terdiri atas para mantan Presiden RI untuk menjadi semacam penasihat pemerintah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

19 menit lalu

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

Presiden Jokowi juga akan meresmikan Modeling Kawasan Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

58 menit lalu

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

Rencana Prabowo menambah jumlah kementerian dari 34 menjadi 40 menuai respons dari sejumlah kalangan. Mereka ingatkan Prabowo soal ini.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

1 jam lalu

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

Presiden Jokowi dan putra sulungnya yang juga Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, menyambut baik pembentukan presidential club.

Baca Selengkapnya

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

1 jam lalu

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

Prabowo Subianto aktif membuka komunikasi dengan partai-partai yang sebelumnya berseberangan dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

1 jam lalu

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

Apa kata Jokowi mengenai wacana penambahan menteri di Kabinet Prabowo hingga partai baru setelah tidak dianggap PDIP.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

2 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

3 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

12 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

12 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya