Mahasiswa UB Bikin Alat Deteksi Dini Kanker Rongga Mulut

Reporter

Antara

Editor

Devy Ernis

Selasa, 6 September 2022 13:18 WIB

Alat deteksi dini kanker rongga mulut karya lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB). ANTARA/HO-Universitas Brawijaya

TEMPO.CO, Jakarta - Kolaborasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan Fakultas Teknik (FT) Universitas Brawijaya (UB) menghasilkan inovasi alat deteksi dini kanker rongga mulut. Dengan metode fluorescence visualization terintegrasi IOT, alat tersebut dilengkapi sterilisator ozone plasma bernama Telesphorus.

Tim mahasiswa tersebut adalah Imelia Arifatus Sani (FKG), Oliresianela (FKG), Jeremy Kartika Soeryono (FKG), I Made Ananta Wiragunawan (FT), dan Mochammad Rofi Sanjaya (FT).

"Ide tersebut berawal dari kepedulian tim terhadap kasus kanker rongga mulut di Indonesia yang masih sangat tinggi, yakni mencapai 14.197 kasus pada 2015-2020, bahkan kanker ini merenggut 3.087 jiwa selama kurun waktu tersebut," kata Ketua Tim Inovasi Imelia Arifatus Sani di Malang, Jawa Timur, Senin, 5 September 2022.

Selama ini, lanjut Imelia, keterlambatan penanganan kanker rongga mulut disebabkan pada stadium awal, gejala kanker tidak terlihat dan cenderung diabaikan. Padahal, skrining kanker rongga mulut sejak dini dapat menurunkan angka mortalitas hingga 80-90 persen.

Kelima mahasiswa itu memulai proyek ini pada Juni 2022. Dengan adanya inovasi alat deteksi dini kanker rongga mulut, diharapkan dapat memberikan prognosis yang baik bagi pasien yang terkonfirmasi kanker rongga mulut sejak awal.

Advertising
Advertising

“Melalui inovasi ini, kami berharap dapat membantu skrining dini kanker rongga mulut, sehingga mampu meningkatkan kelangsungan hidup pasien,” ujar anggota tim, Mohammad Rofi Sanjaya.

Pada alat deteksi dini ini, lanjutnya, terdapat dua sistem, yakni sistem deteksi dan sistem sterilisasi. Setelah alat digunakan, alat disterilisasi dengan menggunakan sistem sterilisasi, sehingga tidak terjadi kontaminasi silang antarpasien.

Selain itu, sistem juga dilengkapi sistem cerdas yang mampu menyimpan data hasil skrining untuk dikirimkan ke dokter gigi spesialis guna memperoleh pemeriksaan lebih lanjut dan diagnosis utama.

Inovasi ini diharapkan mampu mengatasi jumlah dokter gigi spesialis yang terbatas di beberapa daerah di Indonesia, seperti Gorontalo, NTT, dan Maluku Utara, bahkan nihil di Papua Barat.

“Dengan berbasis teledentistry, alat ini mampu menyimpan hasil skrining melalui sistem cerdas, selanjutnya dapat dikirimkan ke dokter gigi spesialis,” kata anggota tim lainnya, Jeremy.

Sementara itu, anggota tim lainnya, Ananta menambahkan alat ini juga memiliki beberapa keunggulan, antara lain mudah digunakan, konsumsi daya rendah, pemeriksaan lebih akurat, dan desain portabel.

Di bawah bimbingan dosen teknobiomedik FK UB, Thareq Barasabha, tim yang beranggotakan lima mahasiswa itu berhasil memperoleh pendanaan dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2022 bidang Karsa Cipta yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Baca: Unpad Gelar Virtual Job Fair 2022 Hadirkan Bursa Kerja Hingga Beasiswa

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

2 jam lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

1 hari lalu

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

4 Anggota Polda Metro Jaya Kedapatan Nyabu, Berikut Kajian Kenapa Polisi Terjerat Pidana Narkoba

4 hari lalu

4 Anggota Polda Metro Jaya Kedapatan Nyabu, Berikut Kajian Kenapa Polisi Terjerat Pidana Narkoba

Polda Metro Jaya meringkus anggotanya yang menggunakan narkoba jenis sabu. Lantas, apa alasan umum ada polisi terlibat narkoba?

Baca Selengkapnya

Universitas Brawijaya Sediakan Kuota 50 Persen untuk Seleksi Mandiri: Intip Jadwal, Ketentuan, Cara Pendaftaran

5 hari lalu

Universitas Brawijaya Sediakan Kuota 50 Persen untuk Seleksi Mandiri: Intip Jadwal, Ketentuan, Cara Pendaftaran

Universitas Brawijaya selalu diminati oleh calon mahasiswa baru, pun juga menyediakan jalur Seleksi Mandiri yang menggunakan seleksi nilai UTBK

Baca Selengkapnya

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

5 hari lalu

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

Sejumlah inovasi ID FOOD mendapat apresiasi dari pelaku teknologi informasi di Tanah Air karena efektif mendukung aktivitas bisnis pangan.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

6 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

7 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

7 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

9 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya