Laporan Terkini IAEA dari PLTN Zaporizhzhia di Tengah Perang Rusia-Ukraina

Rabu, 7 September 2022 11:50 WIB

PLTN Zaporizhzhia selama konflik Ukraina-Rusia di luar kota Enerhodar yang dikuasai Rusia di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina 4 Agustus 2022. REUTERS/Alexander Ermochenko

TEMPO.CO, Jakarta - Tim dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dipimpin oleh Direktur Jenderalnya, Rafael Mariano Grossi, telah mengunjungi pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN Zaporizhzhia di Ukraina selama lima hari sejak 1 September 2022. Itu adalah kunjungan pertama setelah berbulan-bulan IAEA berusaha mengatur kunjungan ke PLTN terbesar di Eropa itu yang sejak awal Maret lalu berada di bawah kendali militer Rusia.

Walaupun di bawah kendali pendudukan Rusia, pengoperasian tetap dilakukan oleh staf Ukraina. “Dua anggota tim kami tinggal di pabrik enam unit Zaporizhzhia”, kata pakar nuklir Rusia Renat Karchaa, anggota tim IAEA, kepada TASS.

Tim dari IAEA mengkaji kerusakan fisik di PLTN Zaporizhzhia, menentukan fungsionalitas sistem keselamatan dan keamanan nuklir utama dan cadangan. Selain juga mengevaluasi kondisi kerja staf serta kapasitas tanggap darurat pembangkit saat ini, di antara hal-hal penting lainnya.

Staf dari Ukraina mengatakan kepada tim itu bahwa mereka berencana untuk memperbaiki saluran listrik 750 kV yang terputus pada Jumat, tetapi akan memakan waktu beberapa hari untuk melakukannya. Catu daya di luar lokasi yang aman dari jaringan dan sistem catu daya cadangan sangat penting untuk memastikan keselamatan nuklir. Ini adalah satu dari tujuh pilar keselamatan dan keamanan nuklir yang digariskan IAEA pada awal konflik Rusia-Ukraina.

Selama sebulan terakhir, ada banyak insiden penembakan atau serangan di atau dekat PLTN Zaporizhzhia, menyebabkan kerusakan di fasilitas dan meningkatkan kekhawatiran luas tentang risiko kecelakaan nuklir yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Penembakan di ZNPP pada 1 September, misalnya, merusak tangki berisi minyak pelumas turbin, dan ada peluruhan radiasi baru.

Advertising
Advertising

Grossi, pada Selasa, mengatakan akan menerbitkan laporan tentang keselamatan nuklir, keamanan dan situasi perlindungan di Ukraina - termasuk temuan dari misi ke PLTN Zaporizhzhia. Dari laporan itu, pengarahan akan diberikan kepada Dewan Keamanan PBB.

Dalam pernyataannya pada akhir pekan lalu, IAEA mengatakan kalau satu reaktor masih beroperasi. "Membangkitkan listrik baik untuk pendinginan dan fungsi keselamatan penting lainnya di lokasi dan untuk rumah tangga, pabrik dan lain-lain melalui jaringan,” kata Grossi.

Ia menyoroti manfaat memiliki tim ahli IAEA di lokasi agar mendapatkan informasi langsung, cepat dan dapat diandalkan tentang perkembangan signifikan terbaru yang mempengaruhi situasi daya eksternal pembangkit, serta status operasional reaktor. Saat ini, dia menambahkan IAEA sudah memiliki pemahaman yang lebih baik tentang fungsi saluran listrik cadangan dalam menghubungkan fasilitas ke jaringan.

"Ini adalah informasi penting dalam menilai situasi keseluruhan di sana," katanya.

Namun pada Senin sore, dilaporkan adanya kebakaran yang disebabkan oleh penembakan baru. Dampaknya, memutus jalur terakhir yang menghubungkan hub PLTN Zaporizhzhia ke sistem tenaga listrik Ukraina. Selain itu, unit daya 6 yang saat ini memberi daya pada kebutuhan internal PLTN Zaporizhzhia diturunkan dan terputus dari jaringan.

Grossi telah mengatakan pada akhir pekan lalu kalau jelas sekali integritas fisik pabrik telah dilanggar beberapa kali--secara sengaja ataupun tidak sengaja.“Kenyataan yang ada harus diakui dan ini adalah sesuatu yang tidak bisa terus terjadi,” kata Grossi.

Sementara, Rusia dan Ukraina telah saling menyalahkan atas serangan di daerah sekitar PLTN Zaporizhzhia.

WORLD NUCLEAR NEWS, IAEA

Baca juga:
11 Tahun Setelah Bencana Nuklir, Warga Fukushima Akhirnya Bisa Kembali


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

22 jam lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

1 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

2 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

2 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

2 hari lalu

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

Vladimir Putin diambil sumpahnya untuk masa jabatan kelima sebagai presiden Rusia dalam sebuah upacara di Kremlin, Selasa.

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

2 hari lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

2 hari lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

2 hari lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

2 hari lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

3 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya