698 Nama Pemugar Candi Borobudur Terukir dalam Prasasti

Reporter

Tempo.co

Editor

Devy Ernis

Kamis, 15 September 2022 22:01 WIB

Zona II Candi Borobudur. Dok. PT TWC

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 698 nama tokoh dan tenaga pemugar Candi Borobudur terukir pada prasasti yang terbuat dari bahan batu andesit kombinasi marmer. Ke-698 nama tersebut merupakan tokoh dan tenaga pemugar yang berperan dalam restorasi atau pemugaran Candi Borobudur dalam kurun waktu 1973—1983.

Prasasti Pelaku Pemugaran Candi Borobudur diresmikan oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim di sela rangkaian kegiatan pertemuan tingkat menteri kebudayaan G20 atau G20 Culture Ministers Meeting di Pelataran Kenari, Kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada Selasa, 13 September 2022.

Pemugaran Candi Borobudur pertama kali dilakukan pada tahun 1965 dan sempat terhenti. Pada 1973 kemudian menjadi titik terang bagi kelanjutan pemugaran Candi Borobudur. Dengan bantuan UNESCO dan negara-negara sahabat, pada 10 Agustus 1973 pemugaran kedua Candi Borobudur secara resmi dimulai.

Dalam peresmian Prasasti Pelaku Pemugaran Candi Borobudur, hadir salah satu tokoh pemugar Candi Borobudur, I Gusti Ngurah Anom. Ia mengisahkan proses pemugaran Candi Borobudur secara singkat. Di awal pemugaran, tuturnya, para ahli mencoba melakukan penelitian mengenai penyebab kerusakan pada struktur candi.

UNESCO kemudian mengirimkan ahli untuk meneliti. Ternyata ada dua penyebabnya. Pertama, air yang masuk ke celah-celah candi, masuk ke dalam candi yang terbuat dari tanah, lalu tanahnya keluar melalui celah batu sehingga fondasinya lesak. Kedua, penyebabnya mikrobiologi. Jadi karena jamur, ganggang, atau kerak,” tutur Anom dilansir dari laman Kementerian Pendidikan pada Kamis, 15 September 2022.

Advertising
Advertising

Pemugaran Terkendala Hujan

Pemugaran kedua Candi Borobudur menyasar lantai-lantai candi yang melesak dan dinding-dinding yang miring. Pemugaran juga berusaha menempatkan batu-batu penyusun candi ke tempatnya semula. Namun, hal terpenting dari proyek ini adalah usaha untuk memecahkan kendala menahun yang mendera Candi Borobudur, yaitu air hujan.

Untuk mengatasi air yang merembes ke dalam candi dan tanah di bukit tempat candi berdiri, pekerja membuat saluran air dan membuat lapisan-lapisan kedap air di dalam struktur candi. Saluran drainase itu berawal dari lubang-lubang candi dan bermuara di sumur-sumur penampungan air pada kaki bukit. Pipa-pipa ini berguna untuk secepatnya membuang air hujan yang mengguyur candi. Berkurangnya air ke dalam bukit tempat candi berdiri, laju erosi bukit akan berkurang, tanah bukit yang akan menjadi tempat berdiri candi stabil.

Pemugaran kedua Candi Borobudur oleh pemerintah dan UNESCO dimulai pada 10 Agustus 1973 dan berjalan selama 10 tahun hingga secara resmi berakhir pada 23 Februari 1983. Anom menuturkan, meskipun Indonesia mendapatkan bantuan dari UNESCO dan negara-negara sahabat, pemugaran Candi Borobudur tetap merupakan karya anak bangsa Indonesia karena sebagian besar dana dan tenaga pemugar berasal dari Indonesia. “

Semua proses berjalan selama 10 tahun, tanpa ada halangan yang berarti. Semua ini karya anak bangsa Indonesia. Dananya juga 75 persen dari Indonesia. Jadi ada salah persepsi katanya yang membangun UNESCO dan sebagainya,” ujar Anom. Ia kemudian menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas perhatian dan penghargaan yang diberikan kepada tenaga pemugar Candi Borobudur.

Bentuk Apresiasi Terhadap Pemugar

Peresmian Prasasti Pelaku Pemugaran Candi Borobudur merupakan bentuk apresiasi pemerintah kepada tenaga pemugar Candi Borobudur 1973—1983. Prasasti tersebut diresmikan dan ditandatangani langsung oleh Nadiem Anwar Makarim. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbduristek juga memberikan piagam penghargaan kepada perwakilan tokoh dan tenaga pemugaran Candi Borobudur yang hadir saat peresmian prasasti.

Saat penandatanganan prasasti, Nadiem mengatakan Prasasti Pelaku Pemugaran Candi Borobudur menjadi catatan sejarah agar dapat diingat serta menjadi penyemangat bagi generasi penerus untuk terus melestarikan warisan budaya leluhur.

“Beberapa hari ini saya mendengar banyak pujian dari delegasi negara-negara G20 dengan pengalaman mereka di Borobudur. Dan semua itu adalah kerja keras Bapak dan Ibu dalam memugar Candi Borobudur pada tahun 1973-1983, sehingga kita dapat menyaksikan kemegahannya seperti sekarang,” ujarnya.

Baca juga:Perang Rusia di Ukraina: Drone Iran Hadapi Roket Amerika dan Rudal NATO

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

10 hari lalu

Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

IJTech milik FTUI kembali menjadi jurnal terindeks kuartil tertinggi (Q1) berdasarkan pemeringkatan SJR yang dirilis pada April 2024

Baca Selengkapnya

TWC Catat Kunjungan 243.821 Wisatawan selama Libur Lebaran, Candi Borobudur Paling Banyak

14 hari lalu

TWC Catat Kunjungan 243.821 Wisatawan selama Libur Lebaran, Candi Borobudur Paling Banyak

Jumlah kunjungan wisatawan di Candi Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, plus Teater Pentas Ramayana dan TMII sebanyak 243.821 orang.

Baca Selengkapnya

Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

15 hari lalu

Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.

Baca Selengkapnya

10 Tempat Wisata Paling Populer di Indonesia Versi Tripadvisor

16 hari lalu

10 Tempat Wisata Paling Populer di Indonesia Versi Tripadvisor

Berikut ini Deretan daftar tempat wisata paling populer di Indonesia versi Tripadvisor, didominasi oleh objek wisata di Bali.

Baca Selengkapnya

Viral Soal Pakaian Adat Seragam Sekolah, Kota di Sumbar Telah Menerapkannya

17 hari lalu

Viral Soal Pakaian Adat Seragam Sekolah, Kota di Sumbar Telah Menerapkannya

Salah satu daerah yang menerapkan kebijakan Permendikbud Ristek soal pakaian adat sebagai seragam sekolah pada waktu tertentu adalah Bukittinggi.

Baca Selengkapnya

20 Persen Sekolah Belum Menerapkan Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek Lakukan Ini

22 hari lalu

20 Persen Sekolah Belum Menerapkan Kurikulum Merdeka, Kemendikbudristek Lakukan Ini

Untuk mendorong sekolah menerapkan kurikulum merdeka, Kemendikbudristek membuat sejumlah program.

Baca Selengkapnya

Candi Prambanan Diprediksi Lebih Banyak Dikunjungi Wisatawan Dibanding Borobudur, Ini Alasannya

28 hari lalu

Candi Prambanan Diprediksi Lebih Banyak Dikunjungi Wisatawan Dibanding Borobudur, Ini Alasannya

Candi Prambanan diprediksi bakal dikunjungi sekitar 134 ribu wisatawan selama libur Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Cek, Ini Sederet Atraksi di Candi Prambanan hingga Borobudur selama Libur Lebaran

28 hari lalu

Cek, Ini Sederet Atraksi di Candi Prambanan hingga Borobudur selama Libur Lebaran

Selama libur Lebaran, ada Kelana Cerita yang meliputi empat event turunan yakni Pasar Medang, Cipta Aksara, Sasana Kriya, dan Bhuvana Java.

Baca Selengkapnya

BRIN Ungkap Kisi-kisi Hasil Kajian Riset Soal Candi Borobudur

52 hari lalu

BRIN Ungkap Kisi-kisi Hasil Kajian Riset Soal Candi Borobudur

Apa saja isi kajian BRIN?

Baca Selengkapnya

Seniman Ingin Dana Abadi Kebudayaan Dipertahankan

55 hari lalu

Seniman Ingin Dana Abadi Kebudayaan Dipertahankan

Muncul selentingan pemerintah yang baru berniat memindahkan Dana Abadi Kebudayaan untuk urusan lainnya.

Baca Selengkapnya