Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Cerita Bocah Syarif Nikmati Workshop Astrofotografi: Kalau dari YouTube Bosan
Reporter
Maria Fransisca Lahur
Editor
Zacharias Wuragil
Minggu, 18 September 2022 20:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Beragam peserta, dari usia siswa SD hingga orang dewasa, antusias mengikuti workshop astrofotografi yang diselenggarakan oleh Planetarium dan Observatorium Jakarta, Sabtu 17 September 2022. Panitia memberi kuota 100 peserta di workshop yang berlangsung di Auditorium HB Jassin, Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, tersebut.
Pembicara workshop berasal Planetarium Jakarta, Muhammad Rayhan; Observatorium Bosscha, Muhammad Yusuf; Observatorium Astronomi Institut Teknologi Sumatra, Aditya Abdillah Yusuf; dan dari Obrsevatorium Yanbu’ul Qur’an di Kudus, Nur Sidqon.
Rayhan sebagai pembicara pertama membahas astrofotografi dasar. Misalnya, karakteristik astrofotografi yang membutuhkan waktu relatif lama dalam setiap pemotretan karena objeknya yang cenderung redup atau sangat redup. "Bedakan dengan berbagai pemotretan yang selama ini kita kenal, kecepatannya kurang dari satu detik," kata dia.
Dia menerangkan bahwa obyek benda langit yang dituju selalu bergerak, ukurannya sangat kecil, serta ada gangguan turbulensi atmosfer yang seluruhnya menjadi tantangan tersendiri dalam melakukan pengambilan foto. Waktu dan lokasi ketampakan obyek juga terbatas. Kualitas langit apalagi, tentu pengambilan foto di dalam kota dan di gunung akan mendapatkan hasil yang berbeda.
Terakhir, dia menyebutkan faktor cuaca. Walaupun sudah berada di tempat yang strategis tentunya dibutuhkan dukungan cuaca, misalnya tidak hujan. Rayhan yang pernah juara dua lomba astrofotografi The International Astronomical Union 2021 menjelaskan suka duka di balik setiap pengerjaan foto astronomi.
“Jika kita melihat karya astrofotografi yang indah, di baliknya banyak pengorbanan, nahan ngantuk, studi target, perencanaan waktu, perencanaan lokasi, dan lainnya,” katanya sambil menambahkan, "Astrofografi itu challenging but rewarding.”
Saat tanya jawab, seorang anak ikut bertanya tentang topik astrofotografi ini di antara penanya dewasa. Muhamad Asy Syarif, 7 tahun, mengaku menyukai astronomi. Berawal dari mengikuti pelajaran astronomi di kanal Youtube dari Himpunan Astronomi Amatir Jakarta.
Saat planetarium membuka kegiatan tatap muka terbatas, Syarif menyatakan tertarik dan mengaku sudah lima kali mengikuti acara astronomi di kompleks TIM . “Kalau dari youtube bosan,” katanya.
Siswa homeschooling ini mengungkap cita-citanya untuk menjadi seorang astronot. “Tetapi astronot yang meneropong dari Bulan. Itu ide bagus juga kan?” kata Syarif yang hadir dalam workshop ditemani sang ibu.
Terlihat pula rombongan remaja mengenakan jaket dengan desain yang sama. Menurut seorang diantaranya, Sabila Ferisya, mereka berasal dari klub astronomi Archenar, dari SMA 91, Duren Sawit, Jakarta Timur. Mereka datang bersama, terdiri dari 19 murid kelas 10 dan 11 beserta seorang guru pendamping.
Sabila sendiri mengaku tertarikan dengan astronomi dan menganggap langit begitu indah. “Dari dulu suka astronomi karena alam semesta luas, banyak banget yang harus dieksplor,” kata dia.
Agenda berikutnya di Planetarium Jakarta
Dilihat dari rangkaian kegiatan Planetarium Jakarta sepanjang September ini, terlihat masih menyisakan satu agenda.
- Peneropongan Benda Langit Malam - 5,6,7 September 2022
- Piknik Malam bersama Bulan dan Saturnus - 8 September 2022
- Diskusi Astronom Amatir - 10 September 2022
- Workshop Astrofotografi - 17 September 2022
- Talkshow Bicara Astronomi - 24 September 2022
Planetarium mungkin dibuka kembali pekan ini
Ketua Panitia rangkaian Bulan Sains dan Astronomi di Planetarium dan Observatorium Jakarta, Eko Wahyu Wibowo, menyatakan gedung Planetarium siap melayani kembali masyarakat. "Mudah-mudahan 23 September 2022, diresmikan Pak Gubernur dan Planetarium sudah bisa melayani masyarakat," kata Eko di hadapan peserta workshop Astrofotografi.
Kompleks TIM termasuk Planetarium Jakarta memang sudah sekitar dua tahun ini menjalani revitalisasi. Sempat akan ada grand launching hasil revitalisasi TIM pada 2 September 2022 tapi ternyata mundur.