4 Fakta Menyedihkan Badak Bercula Satu yang Jadi Maskot Piala Dunia U-20 2023

Rabu, 21 September 2022 11:01 WIB

Badak Bercula Satu (Rhinoceros unicornis). REUTERS/ Gopal Chitrakar

TEMPO.CO, Jakarta - Piala Dunia tak lengkap rasanya tanpa maskot yang biasanya menunjukkan kekhasan tuan rumah. Selaku tuan rumah Piala Dunia U-20, Indonesia memiliki badak bercula satu bernama Bacuya sebagai maskot pertandingan empat tahunan ini.

Dikutip dari Antara, Bacuya merupakan singkatan dari Badak, Cula, dan Cahaya. Maskot ini diperkenalkan pertama kali ke publik dalam acara Car Free Day di Jakarta pada Minggu, 18 September 2022 dengan mengenakan seragam tim nasional Indonesia berwarna merah dan putih.

Kendati menjadi maskot gelaran akbar dalam dunia sepak bola, ternyata badak jawa cula satu memiliki beberapa fakta menyedihkan di alam liar. Mulai dari populasi yang cenderung menuju kepunahan hingga kehilangan habitat.

4 Fakta Menyedihkan Badak Jawa Cula Satu

1. Badak Jawa Terancam Punah

Saat ini, badak jawa hanya dapat ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Bahkan, tidak ada kebun binatang di seluruh dunia yang memiliki koleksi hewan ini.

Advertising
Advertising

Di alam liar, populasi hewan bernama latin Rhinoceros sondaicus diperkirakan hanya tersisa sekitar 75 atau 76 ekor. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaporkan kelahiran alami badak jawa terakhir kali tercatat pada bulan April dan Juni 2021.

Kendati mengalami pertambahan populasi, meskipun tidak signifikan, International Union for Conservation of Nature alias IUCN mengategorikan badak jawa sebagai spesies kritis atau terancam punah (critically endangered). Bahkan, sampai saat ini, badak jawa termasuk 25 spesies prioritas utama konservasi Pemerintah Indonesia.

2. Tanaman Langkap, Ancaman Alami Badak Jawa

Penelitian Dosen Institut Pertanian Bogor alias IPB, Haryanto, pada tahun 1997 mengungkapkan bahwa tanaman langkap merupakan penyebab alami penurunan populasi badak jawa di alam liar.

Terbaru, hasil reportase Antara pada tahun 2022 juga menemukan hal yang serupa. Tanaman langkap dikenal memiliki tajuk berukuran raksasa yang dapat menghalangi sinar matahari untuk menembus dasar hutan. Alhasil, tumbuhan-tumbuhan dasar yang biasa digunakan sebagai pakan alami badak jawa tidak bisa berkembang dan semakin berkurang jumlahnya.

Dengan kata lain, apabila sumber dan pakan badak berkurang, maka besar kemungkinan populasi badak jawa juga akan merosot.

3. Ulah Manusia Masih Menghantui

Selain ancaman alami, tidak dimungkiri bahwa manusia kerap kali menjadi tokoh penyebab kepunahan spesies lain, tak terkecuali badak jawa. Antara melaporkan bahwa ulah manusia ini biasanya berupa tindakan perburuan ilegal ataupun pencabutan kartu memori pada beberapa kamera pengintai sehingga populasi dan kelestarian badak jawa tidak dapat diidentifikasi.

Kendati demikian, Tim Monitoring Badak Jawa dari pemerintah menyebut bahwa tidak ditemukan badak jawa yang mati akibat perburuan liar selama dua dekade terakhir. Belakangan, badak jawa mati sebab faktor umum, seperti usia ataupun penyakit.

4. Masa Kehamilan Lama dan Kawin Sedarah

Sebagai mamalia besar, badak jawa memang dikenal memiliki masa kehamilan yang cukup lama. Dilansir dari laman resmi World Wide Fund for Nature, badak jawa diprediksi memiliki masa kehamilan mencapai 480 hari. Kemudian, 4 - 5 tahun berikutnya, badak jawa baru dapat mengandung kembali.

Tak hanya masa subur yang lama, hasil reportase Antara juga menemukan bahwa terdapat dugaan kawin sedarah badak-badak jawa di alam liar. Akibatnya, beberapa anak badak jawa ditemukan cacat, seperti ekor yang tidak menjuntai dan telinga yang terlipat.

"Kalaupun jumlahnya banyak, tetapi genetiknya satu keturunan yang sama, maka akan sama saja bahwa badak jawa sangat terancam dari kepunahan,” ujar Harini Muntasib, Guru Besar IPB, kepada Antara.

Itulah empat fakta menyedihkan di balik pemilihan badak jawa bercula satu sebagai maskot Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia.

ACHMAD HANIF IMADUDDIN

Baca: Badak Bercula Satu Jadi Maskot Piala Dunia U-20, Bagaimana Jumlah Populasinya Saat Ini?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

1 hari lalu

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

Berbagai serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

2 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

3 hari lalu

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

Direskrimum Polda Banten mengungkap tindak pidana perburuan badak bercula satu atau badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Apa ancaman hukumannya?

Baca Selengkapnya

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

3 hari lalu

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

Sebanyak enam badak Jawa atau badak bercula satu mati ditangan pemburu liar di Ujung Kulon. Berikut profil dan konservasi badak Jawa.

Baca Selengkapnya

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

4 hari lalu

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

Selain IPB, ada beberapa kampus favorit di dalam negeri maupun luar negeri tujuan beasiswa LPDP tahun lalu yang bisa dijadikan referensi.

Baca Selengkapnya

Polda Banten Ungkap Perburuan Badak Bercula Satu di Taman Nasional Ujung Kulon, Tetapkan 2 Tersangka dan 5 DPO

5 hari lalu

Polda Banten Ungkap Perburuan Badak Bercula Satu di Taman Nasional Ujung Kulon, Tetapkan 2 Tersangka dan 5 DPO

Kepala Bidang Humas Polda Banten Kombes. Didik Hariyanto menyatakan dua orang telah menjadi tersangka dalam kasus perburuan badak bercula satu.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

7 hari lalu

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

Badak ditembak di bokong lalu disembelih dan diambil culanya terekam camera trap di dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Kamera juga dicuri.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

8 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

8 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

10 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya