Gas Air Mata dalam Tragedi Kanjuruhan, Apa Kandungan dan Efek Sampingnya?

Senin, 3 Oktober 2022 18:17 WIB

Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Polda Jatim mencatat jumlah korban jiwa dalam kerusuhan tersebut sementara sebanyak 127 orang. REUTERS TV melalui REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, penggunaan gas air mata oleh pihak kepolisian disebut-sebut sebagai penyebab para suporter panik dan saling berdesak-desakan hingga terinjak-injak dan meninggal dunia.

Dikutip dari laman Britannica, gas air mata mulanya digunakan sewaktu Perang Dunia. Healthline menyebut bahwa gas air mata pertama kali ditemukan oleh dua ilmuwan Amerika pada tahun 1928.

Sebab gas ini tergolong tidak mematikan untuk peperangan, tetapi cukup ampuh untuk melemahkan pertahanan pemberontak, gas air mata mulai diadopsi dan digunakan oleh Militer Amerika untuk menangani kerusuhan pada tahun 1959.

Kandungan Gas Air Mata

Walaupun disebut gas air mata, situs Healthline mengungkapkan bahwa alat ini bukanlah gas, melainkan bubuk bertekanan tinggi yang dapat menciptakan kabut sata ditembakkan.

Advertising
Advertising

Komponen kimia yang biasa digunakan untuk membuat gas air mata adalah 2-chlorobenzalmalononitrile atau Gas CS. Adapun senyawa lain yang digunakan adalah bromoaseton, benzil bromida, ethyl bromoacetate, xylyl bromide, dibenzoxazepine (Gas CR), dan chloroacetophenone (Gas CN).

Efek Samping Gas Air Mata

Dikutip dari Healthline, bahan-bahan kimia dalam gas air mata tersebut akan mengikat beberapa reseptor sakit pada tubuh sehingga timbul rasa kesakitan pada orang yang terpapar.

Kendati demikian, tingkat kesakitan atau keparahan gas air mata biasanya ditentukan oleh tiga faktor, yaitu seberapa dekat Anda dengan titik tembakan gas, apakah tembakan berlangsung di area terbuka atau tertutup, dan apakah Anda telah memiliki kondisi buruk sebelumnya.

Secara umum, Healthline menyebutkan bahwa penggunaan gas air mata dapat melukai tiga bagian tubuh, yaitu mata, organ pernapasan, dan kulit. Apabila terkena mata, gas ini dapat menyebabkan pandangan kabur, rasa terbakar di mata, kebutaan sementara, hingga kebutaan total apabila tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Pada organ pernapasan, gas air mata menyebabkan orang yang terpapar kesulitan bernafas, sesak dada, mual-mual, batuk, hingga perasaan terbakar pada hidung dan tenggorokan.

Sementa itu, bila gas air mata mengenai kulit besar potensi menimbulkan gatal-gatal, kulit melepuh, hingga luka bakar akibat bahan kimia.

Itulah beberapa efek samping penggunaan gas air mata yang dapat melukai seseorang hingga jangka panjang. Oleh karena itu, FIFA dalam aturannya, Stadium Safety and Security Regulation, menjelaskan bahwa crowd control gas, seperti gas air mata, tidak boleh digunakan oleh aparat di sekitar area pertandingan.

ACHMAD HANIF IMADUDDIN

Baca: Kisah Penyintas Tragedi Kanjuruhan: Kenapa Kami Ditembak Gas Air Mata?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

5 Cara Menggunakan Parfum yang Benar

3 hari lalu

5 Cara Menggunakan Parfum yang Benar

Menggunakan parfum dengan benar dapat membuat aroma bertahan lebih lama dan lebih merata.

Baca Selengkapnya

7 Kesalahan saat Menggunakan Parfum

4 hari lalu

7 Kesalahan saat Menggunakan Parfum

Berikut kesalahan-kesalahan saat menggunakan parfum yang dapat mengurangi efektivitas dan bahkan menciptakan kesan negatif.

Baca Selengkapnya

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

4 hari lalu

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

Berikut beberapa teknik pernapasan yang dapat Anda praktikkan untuk memeprmudah tidur pada malam hari

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

4 hari lalu

Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

Banyak yang belum menyadari pentingnya mengonsumsi makanan tinggi kolagen yang secara langsung dapat meningkatkan pembentukan kolagen pada kulit.

Baca Selengkapnya

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

6 hari lalu

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.

Baca Selengkapnya

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

8 hari lalu

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia Antarklub 2025 Pakai Format Baru: Ini 24 Tim yang Sudah Lolos, Slot UEFA Sudah Terpenuhi

15 hari lalu

Piala Dunia Antarklub 2025 Pakai Format Baru: Ini 24 Tim yang Sudah Lolos, Slot UEFA Sudah Terpenuhi

Piala Dunia Antarklub 2025 alias FIFA Club World Cup 2025 akan memakai format baru, diikuti 32 tim. Ini daftar yang sudah lolos.

Baca Selengkapnya

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

16 hari lalu

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

Bernd Holzenbein menjadi bagian dari generasi emas sepak bola Jerman yang menjadi juara Piala Dunia 1974.

Baca Selengkapnya

FIFA Jatuhi Sanksi Larangan Transfer Pemain untuk PSM Makassar dan PSS Sleman, Susul Persija Jakarta

17 hari lalu

FIFA Jatuhi Sanksi Larangan Transfer Pemain untuk PSM Makassar dan PSS Sleman, Susul Persija Jakarta

PSM Makassar dan PSS Sleman menyusul Persija Jakarta serta empat klub Indonesia lainnya yang terkena hukuman FIFA soal larangan transfer pemain.

Baca Selengkapnya

Setahun Lalu Kisruh Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Ganjar dan Wayan Koster Menolak

18 hari lalu

Setahun Lalu Kisruh Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Ganjar dan Wayan Koster Menolak

Piala Dunia U-20 2023 gagal dilaksanakan di Indonesia. Pro-kontra terus terjadi hingga akhir Maret 2023, Ganjar dan Wayan Koster di barisan penolak.

Baca Selengkapnya