Dokter: Orang dengan Komorbid Paling Rentan Kena Gas Air Mata

Jumat, 7 Oktober 2022 21:30 WIB

Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak nafas terkena gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan saat kericuhan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022. ANTARA/Ari Bowo Sucipto

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis penyakit dalam atau internis di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung, Hendarsyah Suryadinata, mengatakan, ada tiga kalangan yang rawan jika terkena gas air mata. Mereka yaitu orang tua, anak-anak, dan kasus pada orang tertentu yang punya komorbiditas atau penyakit penyerta.

“Yang dikhawatirkan pada orang-orang yang punya komorbid itu,” katanya, Kamis 6 Oktober 2022.

Dia mencontohkan pasien penyakit asma berat atau penyakit paru obstruksi kronis yang dialami perokok selama puluhan tahun. Pada mereka, dampaknya bisa menyebabkan kematian.

Selain itu penyakit yang berhubungan dengan pernapasan, seperti pada orang dengan gagal jantung atau gagal ginjal dengan kondisi paru-paru yang terendam cairan. Pun pada orang yang mengidap bronchitis atau paru-paru basah.

“Napas biasa saja terengah-engah apalagi kena paparan gas air mata, tambah sesak, bahaya itu,” ujar Hendarsyah.

Advertising
Advertising

Hendarsyah menerangkan, gas air mata sebenarnya tidak berisi gas, melainkan serbuk berukuran mikrometer yang disimpan dalam kaleng bertekanan tinggi. Ketika ditembakkan, kalengnya terbuka dan isinya keluar seperti gas.

Baca juga:
Dosen Ilmu Kesehatan Ini Sesalkan Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan, Jelaskan Cara Hilangkan Efeknya

Zat pada gas air mata seperti tertulis di kemasannya, bisa mengandung Chloroacetophenone (CN), Chlorobenzylidenemalononitrile (CS), atau Dibenzoxazepine (CR). Mereka bersifat hidrofilik yang akan melekat pada bagian tubuh yang basah.

“Misalnya mata, hidung, mulut, dan saluran nafas,” kata Hendarsyah.

Efek pada orang yang terkena zat aktif itu seperti menimbulkan sensasi terbakar pada kulit yang basah oleh air atau keringat. Sementara pada mata akan mengucurkan air mata sebagai respon tubuh pada zat yang membahayakan.

Pada saluran cerna, kerongkongan terasa seperti terbakar. Adapun di saluran napas menurutnya bisa lebih parah lagi, yaitu bisa menimbulkan sesak, napas pendek, rasa terbakar di paru-paru, dada, atau mengalami sesak hebat.

“Satu-satunya cara yaitu perlu fresh air changer, harus ada pertukaran udara bebas,” ujar Hendarsyah.

Selain itu menyingkirkan zat iritasi yang menempel seperti membersihkan mata dengan air, mencuci kulit tangan, dan melepas pakaian yang dipakai jika basah. Adapun pada zat gas air mata yang masuk ke saluran pernapasan dalam, caranya dengan memasang oksigen kemudian bisa diberikan pengencer dahak untuk mudah dikeluarkan.

"Tetapi penanganan seperti itu harus dilakukan di fasiltas layanan kesehatan," kata Hendarsyah lagi.

Baca juga:
Dari Kamp Palestina sampai Kanjuruhan, Manfaat Senjata Gas Air Mata Dipertanyakan


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Cerita Prestasi Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Raih Nilai Tes Nasional Tertinggi 2023

2 hari lalu

Cerita Prestasi Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Raih Nilai Tes Nasional Tertinggi 2023

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember diharapkan tetap profesional dalam bekerja di masyarakat nanti.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

3 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

5 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

22 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya

Arus Balik Lebaran 2024, Polda Banten Tolong Perempuan Sesak Napas di Dermaga 7 Pelabuhan Merak

24 hari lalu

Arus Balik Lebaran 2024, Polda Banten Tolong Perempuan Sesak Napas di Dermaga 7 Pelabuhan Merak

Polda Banten juga melakukan pengawalan korban ke pos kesehatan karena volume kendaraan yang meningkat saat arus balik Lebaran 2024

Baca Selengkapnya

2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

27 hari lalu

2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

Korea Selatan masih didera pemogokan massal para dokter. Ribuan perawat disiagakan.

Baca Selengkapnya

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

28 hari lalu

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.

Baca Selengkapnya

Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

34 hari lalu

Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

Dokter Israel di rumah sakit lapangan di dalam penjara yang menampung warga Palestina asal Gaza menyebut hal ini merupakan pelanggaran hukum

Baca Selengkapnya

Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

36 hari lalu

Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

Flu Singapura merupakan infeksi yang diakibatkan oleh virus. Penyakit ini sering menjangkiti anak-anak, terutama di bawah 7 tahun.

Baca Selengkapnya

Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

36 hari lalu

Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

Batuk yang terus terjadi di malam hari sehingga mengganggu tidur diri sendiri dan orang lain memang menjengkelkan. Berikut ragam pemicunya.

Baca Selengkapnya