Sungai Meluap di Sukabumi Usai Gempa, BMKG Ungkap Pemicunya

Senin, 10 Oktober 2022 17:00 WIB

Sungai Cibareno yang berada di perbatasan Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dengan Kecamatan Cilongrang, Kabupaten Lebak, Banten, yang tiba-tiba meluap beberapa saat setelah terjadi gempa M5,3 pada Minggi sore 9 Oktober 2022. Antara/Aditya Rohman

TEMPO.CO, Jakarta - Kejadian gempa dan banjir datang beruntun di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Minggu sore, 9 Oktober 2022. Tak lama usai gempa magnitudo 5,3 yang terjadi pukul 17.02 WIB dengan episenter di barat daya Bayah, Banten, Sungai Cibareno yang mengalir di perbatasan wilayah Kabupaten Sukabumi dan Lebak, Banten, tiba-tiba meluap.

Luapan Sungai Cibareno mengakibatkan dua rumah dan satu pabrik pembuatan tahu yang berlokasi di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, hanyut.

Prakirawan BMKG Wilayah 2 (Banten), Septina, memastikan bahwa gempa bukan pemicu banjir tersebut. “Banjir tidak ada kaitan dengan gempa. Banjir tersebut memang dipicu dari faktor cuaca dengan intensitas hujan sedang-lebat yang terjadi dari siang hingga sore hari,” ujar Septina lewat pesan singkat, Senin, 10 Oktober 2022.

Analisa Banjir

Septina memperlihatkan analisa kondisi cuaca terkait kejadian banjir di Kabupaten Lebak yang dibuat rekan prakirawan BMKG Wilayah 2, Ema Apriliana dan Regina Dara.

Advertising
Advertising

Pada hari Minggu, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai dengan angin kencang terjadi hampir di sebagian besar wilayah Provinsi Banten sejak sore hingga malam hari.

Hujan tersebut memicu empat sungai besar yang terletak di Kabupaten Lebak meluap, di antaranya Cibareno, Cisiih, Cimadur, dan Cicantra sehingga menyebabkan banjir menerjang di empat kecamatan di Kabupaten Lebak. Banjir mengakibatkan ratusan rumah dan lahan sawah terendam, serta akses dua jembatan terputus.

Sementara gambar gelombang tropis pada hari itu menunjukkan adanya gangguan atmosfer equatorial low di wilayah Banten, yang mendukung adanya peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Provinsi Banten.

Berdasarkan Citra Satelit Himawari-8 tanggal 09 Oktober, terlihat mulai adanya pertumbuhan awan pada pukul 14.00 WIB (07.00 UTC) dengan nilai suhu puncak awan mencapai -75°C di wilayah Kabupaten Pandeglang bagian selatan dan Kabupaten Lebak bagian selatan.

Awan konvektif semakin menguat dan meluas ke sebagian besar wilayah Banten pada pukul 16.00 WIB (09.00 UTC) dengan suhu puncak awan mencapai -100°C. Kemudian terpantau mulai memasuki fase meluruh pada pukul 21.00 WIB (14.00 UTC).

Sedangkan, berdasarkan Citra Radar Cuaca tanggal 09 Oktober 2022, terpantau hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sudah mulai terjadi pada pukul 14.05 WIB di wilayah Kabupaten Lebak bagian selatan.

Hujan semakin menguat dan meluas pada pukul 16.00 WIB di sebagian besar wilayah Provinsi Banten. Hujan terpantau bertahan hingga sore hari hingga pada pukul 17.01 WIB hujan masih terpantau dengan intensitas ringan hingga pukul 19.01 WIB, kemudian terpantau mulai memasuki fase meluruh pada pukul 21.01 WIB

Kemudian, pada Automatic Rain Gauge (ARG) atau alat pengukur data curah hujan otomatis di Cirinten tercatat 25.2 mm/hari atau hujan pada kategori sedang. Pada ARG Malingping tercatat 57 mm/hari dengan keterangan hujan lebat.

“Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai dengan angin kencang terjadi hampir di sebagian besar wilayah Provinsi Banten memicu empat sungai besar yang terletak di Kabupaten Lebak sehingga menyebabkan banjir yang menerjang di empat kecamatan di Kabupaten Lebak,” ujar prakirawan itu.

Di bagian lain Provinsi Banten, terjadi fenomena hujan es dan angin kencang di Kecamatan Pamulang dan Kecamatan Serpong. Kondisi cuaca signifikan dipicu oleh dinamika atmosfer, di antaranya suhu muka laut yang hangat, adanya gangguan atmosfer equatorial low, dan adanya belokan angin di wilayah Banten, yang menyebabkan adanya penumpukan massa udara yang mendorong peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Banten.

Kondisi kelembapan udara yang cukup basah dan faktor labilitas yang cukup labil juga menjadi faktor peningkatan suplai uap air yang mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif di wilayah Banten.

“Berdasarkan parameter-parameter indeks dari pemodelan cuaca yang digunakan BBMKG Wilayah II Tangerang Selatan, masih perlu diwaspadai akan adanya potensi cuaca ekstrem di wilayah Provinsi Banten hingga tujuh hari kedepan,” kata prakirawan.

Baca:
Selain Merusak Rumah, Gempa dari Selatan Banten Bikin Sungai Meluap?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Top 3 Tekno: Teluk Kendari Mendangkal, Meteor Sporadis Terlihat di Yogya, Penyebab Suhu Panas

1 menit lalu

Top 3 Tekno: Teluk Kendari Mendangkal, Meteor Sporadis Terlihat di Yogya, Penyebab Suhu Panas

Topik tentang Teluk Kendari di Kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

14 jam lalu

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

Banjir dan longsor melanda Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, sejak Jumat dinihari lalu. Diipicu hujan intensitas tinggi pada 04.00 WITA.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir dan Longsor di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, Dua Dusun Masih Terisolir

15 jam lalu

BNPB: Banjir dan Longsor di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, Dua Dusun Masih Terisolir

Berdasarkan informasi BNPB, dua desa masih terisolir akibat banjir dan longsor di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

15 jam lalu

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

Indonesia akan mengusulkan penerapan kebijakan Zero Delta Q sebagai solusi pengendalian banjir dalam World Water Forum ke-10.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

15 jam lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 6 - 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kepala BMKG: Suhu Panas Akhir-akhir Ini karena Peralihan Musim

18 jam lalu

Kepala BMKG: Suhu Panas Akhir-akhir Ini karena Peralihan Musim

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan cuaca panas akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas (heatwave), tapi suhu panas.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

19 jam lalu

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

Top 3 Tekno Berita Terkini Senin pagi ini, 6 Mei 2024, dimulai dari artikel prestasi tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej).

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

21 jam lalu

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

Ketika cuaca panas masih membekap wilayah luas di daratan Asia, potensi hujan lebat masih ada untuk wilayah Indonesia hingga hari ini.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

21 jam lalu

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Pagi, Siang, dan Malam Ini

23 jam lalu

Prediksi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Pagi, Siang, dan Malam Ini

Prediksi cuaca BMKG menyebutkan Jakarta cerah berawan Senin pagi ini, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya