Pakar: Musim Hujan Tiba, Waspadai Petir di Tengah Kota

Rabu, 12 Oktober 2022 19:58 WIB

Ilustrasi hujan petir. sciencedaily.com

TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki musim hujan saat ini, hujan seringkali turun disertai dengan angin kencang, puting beliung, petir bahkan es. Petir mungkin lebih sering terdengar menyambar di sebuah lahan luas, gunung atau hutan, namun kawasan di tengah kota seperti Jakarta juga tak luput.

Pada hari Selasa, 11 Oktober 2022 misalnya, sebuah warung di Kelurahan Rawasari, Jakarta Pusat, terbakar, hingga membutuhkan tiga unit pemadam kebakaran dengan 15 personil. Command center pemadam, mengutip keterangan warga, mengatakan kejadian berawal dari petir yang menyambar. “Dari data kejadian yang kami terima, dugaan penyebabnya adalah sambaran petir ke kabel listrik,” ujar petugas.

Didi Satiadi, peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, BRIN, mengatakan peristiwa petir menyambar di tengah kota memang memungkinkan. “Untuk wilayah perkotaan memang lebih berpotensi karena fenomena pulau panas mendorong terjadinya konveksi,” ujarnya lewat pesan singkat, Rabu, 12 Oktober 2022.

Keadaan kota yang lebih sedikit tumbuhan dan banyak beton menyebabkan panas dan mendorong udara naik ke atas, yang disebut efek panas perkotaan (urban heat island). Didi juga membuka kemungkinan wilayah Jakarta yang ada di pesisir juga ikut mendorong konveksi, karena siklus angin darat dan laut.

Petir di Indonesia

Advertising
Advertising

Menurut Didi, Indonesia merupakan salah satu wilayah penghasil awan dan hujan terbesar di dunia, dan juga sangat berpotensi menghasilkan petir. Petir dihasilkan oleh proses konveksi atmosfer dan updraft (udara naik ke atas) yang kuat, sehingga menimbulkan friksi (gesekan) yang menyebabkan butir-butir air atau es di dalam awan menjadi bermuatan listrik.

“Perbedaan potensial (tegangan) listrik yang tinggi antara awan dan permukaan bumi dapat menyebabkan lompatan muatan listrik atau ionisasi di udara yang disebut sebagai petir, yang menghantarkan energi yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat,” jelas Didi.

Pada saat ini, hampir seluruh wilayah Indonesia memang sedang mengalami pertumbuhan awan dan curah hujan yang tinggi, termasuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. Hal ini antara lain karena kondisi La-Nina, di mana suhu permukaan laut di wilayah Indonesia sedang hangat sehingga banyak menghasilkan uap air yang mendorong terjadinya konveksi, pertumbuhan awan dan hujan.

Selain itu, kondisi IOD (Indian Ocean Dipole) negatif menyebabkan suhu muka laut di bagian barat Indonesia juga menjadi hangat. Saat ini juga sedang terjadi peralihan musim dari musim kering ke musim basah, atau masa pancaroba, yang mendorong terjadinya proses konveksi lokal. Dengan demikian, potensi pertumbuhan awan, hujan, dan terjadinya petir saat ini cukup tinggi.

Petir biasanya menyambar objek di permukaan bumi terutama yang bersifat konduktor, misalnya logam, dan yang paling dekat, sehingga gedung-gedung yang tinggi, pohon, termasuk jaringan listrik sangat terancam oleh sambaran petir. Oleh karena itu biasanya dilindungi oleh penangkal petir dengan grounding (saluran listrik ke bumi) yang baik.

Meski kemungkinan terkena sambaran petir kecil, perlu tetap diwaspadai, terutama terhadap infrastruktur yang vital ataupun yang mengancam jiwa manusia. Sambaran petir yang cukup kuat dapat menyebabkan lonjakan listrik yang dapat menimbulkan gangguan listrik, merusak peralatan elektronik, bahkan percikan api yang dapat mengakibatkan kebakaran apalagi ketika berdekatan dengan bahan yang mudah terbakar.

Pada masa pancaroba ini kita perlu lebih waspada terhadap kejadian ekstrem, seperti hujan lebat yang dapat menimbulkan banjir dan longsor, angin kencang, puting beliung, dan juga petir, antara lain dengan memperhatikan informasi dari BMKG.

Untuk mencegah bahaya petir, Didi memberikan tips. “Perlu memastikan perlindungan dengan penangkal petir yang memenuhi standar, surge protection device (alat pelindung lonjakan listrik), kesiapan peralatan pemadam kebakaran, dan juga segera berlindung di tempat yang sesuai apabila ada potensi petir di sekitar kita,” jelas Didi.

Baca:
Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan, Bibit Siklon Tropis 98W, Bencana Hidrometeorologi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

18 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

1 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

1 hari lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

1 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

1 hari lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

2 hari lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

2 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

2 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

2 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

3 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya