Tempe Movement Mengulik Fakta Sains di Balik Tempe dan Kecerdasan Bangsa

Jumat, 14 Oktober 2022 18:10 WIB

Ilustrasi tempe. (doctortempeh.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Amadeus Driando, Co-Founder Indonesia Tempe Movement, menyebut bahwa tempe merupakan makanan sehat dengan sumber protein berkelanjutan dan terjangkau.

Bagi sebagian masyarakat Indonesia, tempe kerap kali dianggap sebagai makanan tradisional dan kampungan. Namun, tempe tak dipandang hanya sebagai makanan tradisional bagi Wida Winarno, Florentinus Gregorius Winarno, dan Amadeus Driando Ahnan-Winarno yang memandang tempe sebagai makanan unik nan berkelas.

“(Umumnya) Orang-orang melihat tempe sekadar makanan, bukan makanan yang keren dan berkelas,” kata Wida kepada Koran Tempo pada 15 Maret 2022.

Keluarga dari tiga generasi tersebut memang memiliki cita-cita untuk memopulerkan tempe di mata dunia. Semangat ini pun mereka tuangkan melalui pendirian Indonesian Tempe Movement pada 2014 silam.

Apa itu Indonesia Tempe Movement?

Advertising
Advertising

Dikutip dari tempemovement.com, gerakan ini bersifat nirlaba dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap kekayaan manfaat tempe sebagai makanan sehat kepada masyarakat nasional maupun global.

Situs tersebut juga menuliskan bahwa mereka ingin dunia mengenal tempe sebagai makanan sehat, sumber protein berkelanjutan, dan sumber protein terjangkau.

Gerakan ini juga menjadi wadah berbagi pengetahuan dan pelatihan sebagai upaya untuk menggali dan memajukan potensi tempe. Bahkan, semasa pandemi, Wida mengaku pernah diundang oleh pemerintah setempat untuk mengadakan pelatihan pembuatan tempe dari kacang kedelai lokal. “Jadi, hampir tidak pernah berhenti kelas-kelas tempe. Selalu ada saja,” kata Wida kepada Tempo.

Baca: Mempromosikan Tempe ke Mancanegara dan Mendukung Petani Kedelai

Apa Saja Kandungan Gizi dan Manfaat Tempe?

Terkini, dalam siniar bersama Gita Wirjawan, Amadeus Driando turut menjelaskan bahwa tempe merupakan salah satu sumber vitamin B12 alami bagi tubuh.

“Tempe ini adalah makanan nabati satu-satunya yang mengandung B12. Vitamin ini penting untuk perkembangan otak, saraf, penglihatan, (dan) sistem tubuh fungsi normal,” kata Amadeus.

Bahkan, situs resmi Asosiasi Keluarga Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia juga menyebut tempe sebagai makanan super atau superfood asli Indonesia. Situs ini menjelaskan bahwa tempe memiliki kandungan protein yang tidak kalah baik dengan daging sapi.

Dijelaskan bahwa 100 gram tempe setidaknya mengandung 20,8 gram protein, 8,8 gram lemak, 1,4 gram serat, dan 201 kalori. Sebagai perbandingan, dalam 100 gram daging sapi biasanya hanya mengandung 17,5 gram protein.

Tempe Sebagai Sumber Protein Masa Depan

Sebab melimpahnya gizi pada tempe, Amadeus Driando sampai menyebut tempe memiliki potensi menjadi sumber utama protein, mengalahkan peternakan, pada masa mendatang.

“Kita melihat tempe itu seperti peternakan masa depan. Tidak butuh binatang, jauh lebih cepat, dua hari jadi, sangat efisien. Tempe konvensional kedelai itu, proteinnya setara, energinya setara, zat besinya setara, seratnya jauh lebih tinggi, kalsiumnya ternyata lebih tinggi, lemak jenuhnya jauh lebih rendah, (dan) garamnya jauh lebih rendah,” kata Amadeus dalam siniar bersama Gita Wirjawan.

Pada akhir sesi, Amadeus juga berharap bahwa tempe mampu menjadi solusi terjangkau untuk mengurangi angka kekerdilan (stunting) dan menjadi salah satu variasi menu dalam Makanan Pendamping Air Susu Ibu alias MPASI.

“Tempe berpeluang menjadi makanan terjangkau untuk mencapai potensi kesehatan dan kecerdasan bangsa ini dengan cara yang ramah lingkungan,” ujar Amadeus.

ACHMAD HANIF IMADUDDIN

Baca: Bicara Tempe di Harvard, Mengapa Tempe Lebih Sehat dari Daging?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Bahaya Konsumsi Gula Berlebih pada Bayi, Bukan Cuma Gigi Rusak

14 hari lalu

Bahaya Konsumsi Gula Berlebih pada Bayi, Bukan Cuma Gigi Rusak

Tak hanya kerusakan gigi, berikut sederet bahaya konsumsi gula berlebih pada bayi setelah mendapat MPASI.

Baca Selengkapnya

5 Tradisi Unik Lebaran di Sumatera Barat, Malamang hingga Tradisi Bakajang

28 hari lalu

5 Tradisi Unik Lebaran di Sumatera Barat, Malamang hingga Tradisi Bakajang

Keunikan tradisi Idul Fitri atau lebaran di Sumatera Barat tak kalah dengan daerah lainnya. Di sini ada Malamang, Kabau SIrah, hingga Bakajang.

Baca Selengkapnya

Saran Pakar Gizi untuk Lengkapi MPASI dengan Aneka Nutrisi Telur

44 hari lalu

Saran Pakar Gizi untuk Lengkapi MPASI dengan Aneka Nutrisi Telur

Telur merupakan sumber protein hewani yang serbaguna untuk memenuhi kebutuhan gizi anak saat diolah menjadi MPASI.

Baca Selengkapnya

MPASI: Finger Food Penting untuk Pemenuhan Gizi Seimbang

26 Februari 2024

MPASI: Finger Food Penting untuk Pemenuhan Gizi Seimbang

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang optimal merupakan salah satu upaya penting dalam pemenuhan gizi seimbang dan pencegahan stunting.

Baca Selengkapnya

Sumber Protein Nabati yang Perlu Dimasukkan ke Pola Makan

18 Februari 2024

Sumber Protein Nabati yang Perlu Dimasukkan ke Pola Makan

Meski sumber makanan hewani kaya protein, protein nabati pun baik untuk kesehatan secara umum. Berikut sumber yang sangat baik.

Baca Selengkapnya

Cara Melestarikan Kuliner Tradisional Menurut Sejarawan

11 Februari 2024

Cara Melestarikan Kuliner Tradisional Menurut Sejarawan

Melestarikan kuliner tradisional Indonesia bisa dimulai dari rumah, misalnya dengan menanam tanaman rempah di lingkungan rumah.

Baca Selengkapnya

Ahli Gizi Tak Sarankan Gunakan Blender untuk Membuat MPASI, Ini Sebabnya

2 Februari 2024

Ahli Gizi Tak Sarankan Gunakan Blender untuk Membuat MPASI, Ini Sebabnya

Orang tua diminta untuk tidak menggunakan blender saat membuat MPASI karena dapat berisiko diare pada bayi.

Baca Selengkapnya

Alasan Bubur Instan Tak Disarankan untuk MPASI

1 Februari 2024

Alasan Bubur Instan Tak Disarankan untuk MPASI

Bubur instan tak disarankan untuk diberikan sebagai Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) kepada bayi yang sedang belajar makan, ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Dokter Ingatkan Pemberian Air Putih Tak Bikin Anak Stunting

1 Februari 2024

Dokter Ingatkan Pemberian Air Putih Tak Bikin Anak Stunting

Dokter mengatakan informasi mengenai pemberian air putih berlebihan dapat menjadi faktor anak stunting karena kurang kalori itu keliru.

Baca Selengkapnya

Jangan Takut Anak Alergi saat Diberi MPASI, Simak Saran Dokter

27 Januari 2024

Jangan Takut Anak Alergi saat Diberi MPASI, Simak Saran Dokter

Orang tua tak perlu takut terjadi alergi saat memberi protein hewani sebagai MPASI pada bayi. Ini yang perlu dilakukan menurut dokter anak.

Baca Selengkapnya