Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya selama lima tahun, sepasang paus pembunuh serial di Afrika Selatan telah membantai dan mencincang hiu putih besar (Carcharodon carcharias) dan menyantap hati mereka. Baru belakangan para peneliti membagikan videonya, video pertama di dunia, yang merekam momen serangan kawanan orca (Orcinus orca) tersebut terhadap hiu.
Baca juga: Paus Pembunuh Tersesat di Sungai Seine Prancis Akan Disuntik Mati, Kenapa?
Video dibagikan tepatnya pada Juni lalu. Saat itu para peneliti melaporkan kalau dua orca jantan telah menyerang sedikitnya delapan ikan hiu putih di perairan dekat pantai Gansbaai Afrika Selatan. Peristiwa tersebut pertama kali didapati pada 2017.
Dikenal dengan sirip punggungnya yang unik yang ada padanya, duo paus pembunuh itu hanya dua di antara banyak yang diduga telah meneror populasi hiu putih di Gansbaai.
Rekaman video diambil dalam perburuan selama sejam via drone dan helikopter. Isinya mengungkap kalau orca yang dikenal sebagai Starboard menolong beberapa pasangannya menyerang seekor hiu putih, kemudian meraup dan membawa beberapa kerat daging hiu itu, yang kelihatannya organ hati berlemak si hiu.
Seperti dituturkan para penelitinya dalam laporannya yang dimuat di jurnal Ecology, terbit 3 Oktober 2022, ini adalah kali pertama orca terlihat sedang menyerang hiu. Seluruh kejadian serangan sebelumnya hanya dideteksi dari bangkai hiu yang sudah termutilasi yang tersapu ke pantai Gansbaii.
"Detail perilaku ini belum pernah disaksikan sebelumnya, dan tentunya tidak pernah dari udara," ujar ketua tim studi Alison Towner, peneliti hiu di Marine Dynamics Academy di Gansbaai, Afrika Selatan, dalam pernyataannya.
Rekaman video yang baru dirilis juga mengungkap beberapa dari taktik evasif yang digunakan para hiu putih ketika diintai para orca.
Dalam dua kali kejadian, satu orca pemburu terlihat perlahan mendekati seekor hiu putih yang diincarnya. Ikan hiu itu, ketimbang menghindar, malah tetap tinggal dekat-dekat dengan orca sembari berenang mengelilinginya--sebuah strategi pertahanan yang digunakan penyu dan singa laut ketika menghindari hiu-hiu.
Mungkin berhasil untuk keduanya tapi, menurut Towner dkk, strategi itu sepertinya tidak efektif melawan bangsa orca yang adalah hewan sosial yang berburu dalam kelompok.
Di seluruh dunia, paus pembunuh diketahui memangsa mulai dari ikan kecil hingga ikan hiu yang ganas, singa laut dan bahkan paus biru. "Tapi jarang sekali satu kawanan kecil orca yang mudah sekali diidentifikasi didapati memiliki dampak segera dan jelas pada habitatnya," bunyi bagian laporan mereka di African Journal of Marine Science terbit Juni lalu.
Serangan yang bisa tetap dilancarkan Port, Starboard, dan anggota kawanannya yang lain diduga telah menginspirasi para hiu putih Gansbaai untuk mengadopsi strategi baru: kabur jauh-jauh. Satu individu hiu putih, misalnya, diketahui telah menghilang dari kawasan perairan di Gansbaai selama berminggu-minggu hingga bulan setelah ada penampakan Port dan Starboard.
"Padahal secara historis, kawasan perairan itu dikenal didominasi oleh hiu putih, bukan orca," seperti disebutkan dalam laporan.
Migrasi hiu jangka panjang ini bahkan sudah memberi dampak lain pada ekosistem. Yang paling terlihat, menurut para peneliti, adalah predator kelas menengah baru yang disebut hiu paus perunggu (Carcharhinus brachyurus) telah hadir di perairan itu.
Jenis hiu yang ini kerap menjadi mangsa hiu putih. "Pergeseran ini bisa merusak rantai makanan secara keseluruhan, memberi tekanan negatif pada seluruh ekosistem."
LIVESCIENCE
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza
Baca SelengkapnyaAfrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza
Baca SelengkapnyaICJ akan memulai sidang publik mulai Senin 8 April 2024 dalam kasus yang diajukan oleh Nikaragua mengenai dukungan Jerman atas genosida di Gaza
Baca SelengkapnyaPresiden Kuba Miguel Diaz-Canel kembali menyuarakan dukungan negaranya untuk rakyat Palestina terutama di Gaza
Baca SelengkapnyaEmpat puluh lima orang tewas dalam kecelakaan bus di Afrika Selatan, setelah bus yang mereka tumpangi jatuh sekitar 50 meter dari jembatan ke jurang
Baca SelengkapnyaPara hakim (ICJ) dengan suara bulat memerintahkan Israel untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan pasokan makanan pokok ke Gaza
Baca SelengkapnyaBelum juga melaksanakan putusan ICJ Januari lalu, Israel sudah minta pengadilan PBB itu untuk tidak mengeluarkan perintah darurat baru.
Baca SelengkapnyaICJ mengatakan akan mengadakan sidang pada 8 dan 9 April 2024 atas aduan Nikaragua terhadap Jerman karena membantu Israel dalam genosida Gaza
Baca SelengkapnyaWarga Afrika Selatan yang berperang dengan angkatan bersenjata Israel atau bergabung dengan militer Israel di Gaza akan diadili setelah kembali
Baca SelengkapnyaAfrika Selatan yakin Israel tidak menjalankan putuskan ICJ yang meminta Israel melakukan langkah-langkah pencegahan genosida di Jalur Gaza
Baca Selengkapnya