Pakar: Kecepatan Infeksi XBB Jauh Melebihi Varian Delta

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Senin, 24 Oktober 2022 14:55 WIB

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman. ANTARA/HO-Dicky Budiman

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Universitas Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan kecepatan virus corona XBB untuk menginfeksi seseorang bisa jauh melebihi varian Delta, atau sub-varian BA.1 dan BA.2, yakni setidaknya lebih cepat dua sampai tiga kali lipat.

Sementara kelangkaan ketersediaan vaksin Covid-19 dan minimnya kemampuan pelacakan dapat membahayakan Indonesia menghadapi varian XBB. “Jika kita ingin mengakhiri dari masa kritis ini, salah satu hal yang sangat signifikan adalah modal imunitas. Dari imunisasi ini makanya ini harus segera dikejar,” kata Dicky sebagaimana dikutip Antara, Senin, 24 Oktober 2022.

Sebelumnya, pada Jumat, 21 Oktober 2022, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa varian XBB telah masuk ke Indonesia dan sedang dilakukan pemantauan lebih lanjut.

Varian XBB, menurut Dicky, juga memiliki kemungkinan dapat mempercepat turunnya efikasi antibodi masyarakat. Akibatnya, antibodi monoklonal atau antibodi yang diproduksi di laboratorium yang bekerja dengan cara meniru kemampuan sistem kekebalan tubuh manusia untuk melawan infeksi virus jadi tidak efektif.

“Keterbatasan surveilans kita apalagi dengan genomic surveilans yang menurun, ini tentu memiliki konsekuensi bahwa artinya kasus-kasus yang terjadi di masyarakat bisa meningkat,” katanya.

Menurut Dicky, rendahnya kemampuan pelacakan juga menyebabkan potensi breakthrough infection atau orang yang sudah divaksinasi namun tertular kembali menjadi semakin banyak, bahkan bisa mencapai 50 persen dari kasus yang berhasil ditemukan.

“Jika masyarakat punya modal imunitas yang memadai setidaknya dengan tiga dosis, kita optimistis tidak akan terlalu terdampak dalam aspek layanan kesehatan dari keparahan dan kematian,” ujar dia.

Kemudian terkait kelangkaan vaksin di sejumlah daerah, Dicky menekankan kondisi itu akan menempatkan masyarakat ke dalam situasi rawan karena kemampuan meningkatkan cakupan imunitas terhambat dan mempersulit Indonesia terbebas dari masa kritis.

“Ini harus segera dikejar dan diambil solusinya, misalnya dengan Indovac yang sudah dapat EUA segera dirilis atau diproduksi karena kebutuhannya terjadi saat ini,” ucapnya.

Dengan hadirnya XBB, Dicky berharap kebijakan isolasi dan karantina dapat diperketat kembali. Pemerintah juga diharapkan dapat mengajak masyarakat untuk membangun perilaku hidup adaptif, supaya masyarakat paham kondisi dunia yang semakin rawan dan menuntut manusia untuk hidup lebih bersih dan sehat. Salah satunya dengan memperbaiki kualitas udara dan air.

Selain mutasi virus, ia turut mengingatkan karena jumlah populasi penduduk yang besar, dengan banyak kelompok rawan di dalamnya, Indonesia harus lebih waspada atas masuknya berbagai penyakit misterius yang mengancam kesehatan masyarakat.

“Prinsip kebijakan yang pemerintah kita bisa dan harus lakukan adalah mencegah orang agar tidak terinfeksi. Dengan cara temukan kasus-kasus sesegera, secepat dan sebanyak mungkin (serta pertahankan imunitas),” ucap Dicky yang juga Epidemiolog itu.

Advertising
Advertising

ANTARA

Baca:
Pasien Covid-19 Singapura Melonjak, Pakar: Varian XBB Mungkin Ada di Indonesia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

17 jam lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

20 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

48 hari lalu

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

58 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

59 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

9 Januari 2024

Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

Mulai 1 Januari 2024, biaya vaksinasi Covid-19 tak lagi gratis. Vaksin bisa didapatkan secara gratis jika termasuk golongan rentan. Ini penjelasannya

Baca Selengkapnya