TEMPO.CO, Jakarta - Honda mendistribusikan sebuah stasiun baru untuk ganti dan isi ulang baterai di Tokyo, Jepang, yang terlihat mirip dengan buatan Gogoro. Stasiun ini memungkinkan para pengendara sepeda motor listrik dengan mudah menukar baterai mereka yang sudah habis dengan yang masih penuh, ketimbang menunggui proses isi ulang.

Stasiun baterai buatan Honda ini terlihat sangat mirip dengan milik Gogoro: seperti vending machine dengan grid tempat kotak baterai slide-in dan slide-out.

Pengguna dapat mengakses baterai yang sudah terisi penuh melalui layar sentuh. Kemudian tarik ke luar baterai dan masukkkan baterai yang sudah habis sebagai gantinya untuk proses isi ulang dan nantinya siap pakai bagi pengendara berikutnya.

Sistem Honda ini ditandai keasliannya via kartu IC yang didistribusikan kepada pelanggan yang mendaftar. Kapasitas setiap stasiun juga bisa ditambahkan dengan menjadikan stasiun lebih lebar atau besar untuk mengakomodasi koridor-koridor ramai di kota-kota.

Stasiun “Honda Power Pack Exchanger e:” yang pertama saat ini telah dikirim ke Gachaco Inc., sebuah usaha pantungan Honda dengan perusahaan minyak dan energi Jepang, Eneos, juga dengan pabrikan motor Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki. Gachaco berbasis di Tokyo dan mendapat dukungan dari pemerintah kota setempat yang memiliki target menihilkan motor baru berbahan bakar bensin per 2035 nanti.

Spesifikasi baterai isi ulang yang standar telah disetujui oleh seluruh pabrikan itu adalah Mobile Power Pack e: (MPP e:) milik Honda. Kapasitasnya 1.314 Wh dan perlu sekitar lima jam untuk isi ulang dari kosong sampai penuh.

Eneos menyumbang baterai sebagai sebuah layanan platform yang mereka bangun di atasnya, dengan pemikiran menggunakan rak-rak itu untuk menyimpan energi saat waktu-waktu hari sibuk dan melepaskan listrik kembali ke grid ketika permintaan memuncak.

Satu sel surya dapat juga mentenagai stasiun ini--sehingga komuter tak akan tersandera listrik mati atau padam.

THE VERGE, HONDA

Baca juga:
Koalisi Masyarakat Sipil Desak Gelar Guru Besar Menteri Siti Nurbaya Dicabut, Dianggap Anti-sains