Rudal 'Nyasar' ke Polandia: Rusia Sebut S-300, Bukan Iskander atau Kinzhal
Reporter
Zacharias Wuragil
Editor
Zacharias Wuragil
Kamis, 17 November 2022 01:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah rudal buatan Rusia meledak di wilayah Polandia dan menewaskan dua warga setempat pada Rabu 16 November 2022. Proyektil dilaporkan menghantam area pengeringan gandum di Kota Przewodów, sekitar lima mil atau delapan kilometer dari perbatasan Polandia-Ukraina.
Rudal sempat diduga bagian dari serangan besar-besaran yang sedang dihela Rusia terhadap jaringan energi Ukraina, termasuk yang ada di Kota Lviv yang berjarak sekitar 80 kilometer sebelah selatan Przewodówmil. Belakangan dugaan benar mengarah ke rudal Rusia tapi digunakan oleh pasukan Ukraina.
Presiden Polandia Andrzej Duda menyebutnya sebagai kecelakaan yang sangat disayangkan dan tidak disengaja. Namun begitu NATO menilai Rusia-lah yang tetap menanggung tanggung jawab hingga insiden itu terjadi.
Data dari Ukraina menyebutkan pasukan Rusia telah menembakkan sedikitnya 85 rudal ke sejumlah target di seluruh Ukraina, termasuk Lviv. Rusia telah menghancurkan sedikitnya 40 persen infrastruktur energi Ukraina dalam upayanya menekan suplai energi listrik dan panas di negara itu menjelang musim dingin yang akan datang.
Belum jelas jenis munisi yang sampai ke Przewodów yang dilepaskan sebagai upaya Ukraina bertahan dari bombardir Rusia tersebut. Tapi, dalam bantahan Moscow sebelumnya diidentifikasi pecahan rudal menunjukkan bagian dari rudal pertahanan udara S-300 atau rudal darat-ke-udara jarak jauh eks Soviet milik Ukraina.
"Tidak ada dari rudal kami yang mendekati sampai 35 kilometer dari perbatasan Polandia," bunyi keterangan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Itu mematahkan spekulasi rudal melesat menempuh beberapa ratus mil dengan tenaganya sendiri dari wilayah Rusia. Beberapa kemungkinan kandidatnya yang sesuai dengan kemampuan itu sempat muncul yakni rudal jelajah Rusia berpeluncur di darat Iskander-K, rudal balistik jarak pendek Iskander-M, rudal jelajah dari laut 3M-14, dan rudal jelajah dari udara X-55. Kemungkinan lain adalah senjata hipersonik Kinzhal.
Meski begitu, sejak awal juga disebut pula ada kemungkinan kalau peluru melesat adalah rudal darat-ke-udara Ukraina. Kejadian friendly fire seperti ini mungkin terjadi. Dalam serangan Jepang ke Pearl Harbor, misalnya, tembakan antipesawat dari pasukan Amerika yang bertahan dari serangan itu menewaskan 49 warga Amerika dan melukai 35 lainnya.
Sementara itu, Polandia telah selama ini salah satu negara anggota NATO yang menjadi sekutu terdekat Ukraina. Polandia menyambut jutaan warga dari Polandia yang menghindari perang sebagai tamu ketimbang pengungsi. Polandia juga sudah mengirim 230 tank, 40 kendaraan infanteri dan lebih dari 100 munisi dan rudal udara-ke-udara untuk pasukan Ukraina.
Warsawa telah pula membangun kemampuan persenjataan yang massif dengan memesan 32 jet tempur F-35 Joint Strike Fighters, 250 tank Abrams, dan 96 helikopter serang Apache dari AS. Ada juga tambahan 1.000 tank K-2, 672 howitzer K-9, dan 48 pesawat tempur ringan FA-50 dari Korea Selatan.
Sedangkan untuk antisipasi serangan Rusia sampai ke wilayahnya, Polandia menerima pengerahan dua baterai rudal Patriot Amerika pada Maret lalu. Satu baterai menjaga pangkalan udara di Rzeszow, yang didarati bantuan militer AS, tapi satu lainnya tidak diketahui lokasinya.
POPULAR MECHANICS, REUTERS, GUARDIAN
Baca juga:
Javelin Naik Pangkat di Ukraina, Bukan Hanya Antitank tapi juga Anti Rudal
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.