Misi Artemis 1 NASA Akhirnya Terbang dan Sampai ke Bulan

Kamis, 17 November 2022 05:26 WIB

Sistem Peluncuran Luar Angkasa raksasa NASA Artemis 1 berada di landasan peluncuran 39B di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, AS 17 Agustus 2022. Artemis I akan melihat loteng SLS kapsul Orion NASA ke luar angkasa dan mengelilingi Bulan dalam perjalanan yang akan memakan waktu antara 39 dan 42 hari, tergantung pada waktu peluncurannya. REUTERS/Joe Skipper

TEMPO.CO, Jakarta - Hampir dua jam setelah peluncurannya pada Rabu dinihari atau Rabu siang WIB, 16 November 2022, pesawat luar angkasa NASA Orion pun resmi memasuki orbit trans-Bulan. Orion memulai perjalanan misi Artemis 1 selama 26 hari ke depan.

Orion dalam misi Artemis 1 saat ini memang tak berawak--hanya mengangkut manekin yang dilengkapi sejumlah sensor. Tapi, misi Artemis berikutnya, yang sudah ditetapkan akan meluncur 2024, akan membawa awak astronot mengelilingi Bulan meski kembali tanpa mendarat.

Baru, kemudian, pada 2025, NASA berencana untuk misi Artemis yang mencakup pendaratan berawak. Pendaratan pertama di Bulan sejak misi Apollo 17 pada 1972. Rencana touch down nanti akan ditandai dengan perempuan pertama dan orang kulit berwarna pertama yang berjalan di Bulan.

Baca juga:
Setelah Sampai di Mars, UAE Inginkan Misi ke Bulan Bersama Cina

Advertising
Advertising

Peluncuran Artemis 1

NASA akhirnya berhasil mengirim roket generasi berikutnya, megaroket, ke luar angkasa untuk pertama kalinya pada Rabu, 16 November 2022. Roket Space Launch System, atau SLS, meluncur pada pukul 01:47 ET dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

Penerbangan ini juga menandai kesuksesan besar bagi program Artemis NASA untuk kembali ke Bulan. Program ini telah selama ini banyak terhambat yang membuatnya tertunda meluncur selama bertahun-tahun. Problem antara lain kesalahan pengembangan, dan pembengkakan anggaran sebesar miliaran dolar.

Hambatan terus terjadi selama beberapa bulan dan bahkan jam terakhir menjelang peluncuran. Masalah teknis dan badai tropis juga ikut menyebabkan dua kali pembatalan. Termasuk Selasa malam waktu setempat, tapi beruntung para insinyur berhasil memperbaiki kebocoran hidrogen dan saklar ethernet yang buruk.

Begitu megaroket SLS benar-benar terangkat dari Bumi dan meluncur menuju orbit trans-lunar, napas NASA masih tercekat. Baru, setelah hampir dua jam kemudian, kelegaan menyelimuti. “Untuk generasi Artemis, ini untuk Anda,” kata Charlie Blackwell-Thompson.

Misi Artemis 1 NASA dengan megaroket-nya akhirnya berhasil diluncurkan pada Rabu dinihari atau sRabu siang WIB, 16 November 2022. Misi pertama Amerika untuk kembali ke Bulan ini telah tertunda sejak 2017. (YouTube NASA)

Misi Orion dan Manekinnya di Artemis 1

SLS membawa kapsul Orionnya ke ketinggian kurang dari 4.000 kilometer sebelum keduanya berpisah. Roket inti jatuh kembali ke Bumi, di Samudra Pasifik. Sebelumnya, dua roket pendorong, sudah lebih dulu terpisah dan jatuh kembali ke Atlantik.

Orion terus melanjutkan perjalanan ke Bulan, yang akan mengorbit selama beberapa hari sebelum kembali ke Bumi. Pesawat berbentuk kapsul tersebut dijadwalkan untuk terjun ke laut pada 11 Desember mendatang.

Untuk misi ini, Orion hanya diawaki tiga manekin yang dua di antaranya dilengkapi dengan sensor untuk mengukur tingkat radiasi. Salah satu tujuan utama penerbangan ini adalah menguji pelindung panas Orion, yang harus bertahan pada suhu 2.800 derajat Celsius saat memasuki atmosfer Bumi. Selain itu, NASA akan menguji pelindung radiasi, sensor, navigasi, dan peralatan komunikasi.

Peluncuran SLS juga merupakan ujian konfigurasi roket NASA yang paling kuat, prasyarat untuk misi luar angkasa di masa depan. Artemis 1 adalah penerbangan terintegrasi pertama SLS dan Orion dengan roket yang menjulang 322 kaki atau 98 meter, sekitar 5 meter lebih tinggi daripada Patung Liberty.

Memiliki bobot 2.600 ton, selama peluncuran dan pendakiannya, SLS diperhitungkan menghasilkan daya dorong maksimum 4 ribu ton. Itu sekitar 15 persen lebih besar daripada roket Saturn V.

Jalan Panjang Artemis 1 sebelum Terbang

Roket SLS awalnya dimaksudkan untuk debut pada 2017, tetapi secara konsisten melebihi anggaran dan terlambat dari jadwal. Auditor pemerintah bahkan menuduh NASA gagal bersikap transparan tentang pembengkakan biaya yang telah menambah anggaran akhir sekitar US$1,8 miliar.

Baca juga:
Diledek Soal 'Sapu Terbang', Benarkah NASA Bergantung Kepada Mesin Roket Rusia?

Upaya peluncuran pertama pada 29 Agustus 2022 dibatalkan setelah Mesin Nomor 3 gagal mencapai suhu yang sesuai untuk memungkinkan peluncuran--sesuatu yang kemudian disalahkan NASA kepada sensor yang berpotensi rusak.

Lalu, pada 3 September, NASA melakukan upaya lain untuk meluncurkan roket tetapi harus 'membungkus' kembali rencananya itu gara-gara kebocoran hidrogen terus-menerus yang muncul selama pengisian bahan bakar. Upaya keras dan berulang para insinyurnya tak berhasil memecahkan masalah yang terjadi saat itu.

Setelah sebab kebocoran diketahui dan bisa diatasi, giliran Badai Tropis Ian dan Nicole menunda jadwal peluncuran NASA lebih jauh, hingga 16 November 2022. Pada upaya peluncuran kali ini cuaca lebih bersahabat, tetapi hidrogen masih menjadi masalah.

Ketika dideteksi kebocoran hidrogen yang sporadis, NASA mengirim kru yang terdiri dari tiga teknisi, yang dikenal sebagai "Kru Merah", ke landasan peluncuran. Dalam bayang-bayang roket yang sudah terisi penuh bahan bakar, mereka harus mengencangkan baut yang dapat memperbaiki katup bocor pada peluncur seluler — platform besar yang menahan roket raksasa.

Kru Merah berhasil melaksanakan tugasnya. Tapi, masalah baru timbul ketika Angkatan Luar Angkasa AS memperhatikan bahwa salah satu sistem radar mereka yang diperlukan untuk peluncuran tidak berfungsi dengan baik. Sebuah ethernet switch perlu diganti, sebuah proses yang memakan waktu lebih dari satu jam. Baru setelah itu diperbaiki, peluncuran Artemis 1 bisa benar-benar dilakukan.

THE VERGE, SPACE


Berita terkait

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

4 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

8 hari lalu

Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

NASA memakai kode baru untuk mencolek kembali pesawat antarbintang, Voyager 1, yang sempat hilang kontak.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

23 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

24 hari lalu

Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

Cerita orang-orang yang menikmati dan berburu fenomena gerhana matahari total di Amerika Utara. Tetap terpukau meski sebagian terganggu awan.

Baca Selengkapnya

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

25 hari lalu

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.

Baca Selengkapnya

6 Atraksi Wisata yang Disiapkan untuk Melihat Gerhana Matahari Total

25 hari lalu

6 Atraksi Wisata yang Disiapkan untuk Melihat Gerhana Matahari Total

Gerhana matahari total akan terjadi pada 8 Maret 2024

Baca Selengkapnya

Soal Badai Tropis Olga dan Calon Bibit Siklon Baru, Begini Penjelasan Ahli Klimatologi BRIN

25 hari lalu

Soal Badai Tropis Olga dan Calon Bibit Siklon Baru, Begini Penjelasan Ahli Klimatologi BRIN

Peneliti BRIN menjelaskan soal badai tropis Olga dan dampaknya terhadap cuaca di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Ihwal Gerhana Matahari Total 8 April 2024

25 hari lalu

Fakta-fakta Ihwal Gerhana Matahari Total 8 April 2024

Gerhana matahari total akan dimulai di Sinaloa Meksiko, dan kemudian bergerak menuju arah timur laut, melewati Texas, menyeberangi 15 negara bagian AS

Baca Selengkapnya

Mitos dan Fakta dalam Gerhana Matahari

26 hari lalu

Mitos dan Fakta dalam Gerhana Matahari

Gerhana matahari ini dimulai di Sinaloa, Meksiko dan bergerak arah timur laut, ke Texas, dan melintasi 15 negara bagian AS sebelum berakhir di Kanada

Baca Selengkapnya

Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

26 hari lalu

Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

NASA telah mengumumkan akan terjadi gerhana matahari total pada 8 April 2024. Berikut lokasinya.

Baca Selengkapnya