Startup Xendit Layani 200 Juta Transaksi Pembayaran Digital 2022

Jumat, 13 Januari 2023 13:24 WIB

Tessa Wijaya, Co Founder & COO Xendit Group, startup bidang payment gateway, pada Rabu 12 Januari 2023. Foto: Tempo/Maria Fransisca Lahur

TEMPO.CO, Jakarta - Xendit Group, startup teknologi keuangan, menyatakan telah memproses lebih dari 200 juta transaksi pembayaran digital di Indonesia sepanjang 2022 lalu. Nilai total volume transaksi itu mencapai lebih dari $20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun, naik 30 persen dibandingkan tahun lalu.

Saat ini, jumlah merchant aktif yang dilayani Xendit Group mencapai 3.500 pelaku usaha. Mereka terdiri dari 70 persen merchant UKM dan 30 persen perusahaan.

Mengungkap pembaruan dan proyeksi bisnisnya pada tahun ini, Xendit mengaku tetap mengedepankan keamanan di atas layanan. “Standar sudah sangat jelas dan baku dan memang sudah ada pengalaman puluhan tahun,” kata Tessa Wijaya, Co Founder dan COO Xendit Group di kantor Xendit, Jakarta Selatan, Kamis 12 Januari 2023.

Dia menambahkan contoh internal perusahaan di mana tidak semua dapat mengakses data. "Kami paham sekali karena berbicara masalah pembayaran,” katanya.

Rifai Taberi, Direktur Xendit Group, juga menekankan literasi digital bagi pengguna. Banyak kasus, menurutnya, pengguna atau nasabah dikelabui untuk membagikan one time password (OTP) ke orang lain.

Advertising
Advertising

"(Literasi) Itu yang paling penting," katanya sambil menambahkan, "Jadi kami coba tutup dari pintu utamanya yaitu end user-nya. Jangan sampai end user secara tidak sadar yang membuka itu kepada orang lain."

Sebagai startup unicorn di bidang payment gateway pertama di Indonesia, Xendit Group menyatakan telah membantu memudahkan pelaku startup dan UMKM untuk dapat memproses pembayaran digital dan meningkatkan skala bisnis mereka. Terkini, melalui pendanaan baru yang diperoleh pada 2022, Xendit Group berupaya mengembangkan bisnisnya dan merencanakan ekspansi pada 2023.

Xendit Group, misalnya, telah bekerja sama meluncurkan saluran pembayaran baru untuk melayani merchant dengan lebih baik dengan CIMB Niaga, AstraPay, Jenius Pay, dan Atome (layanan kredit tanpa kartu). Juga, pada awal tahun ini, Xendit Group mengumumkan kehadirannya di Malaysia – sejalan dengan misi menjadi perusahaan infrastruktur pembayaran terdepan di Asia Tenggara.

Adapun pada November lalu, Xendit Group juga telah meluncurkan Aplikasi Nex, memperkuat komitmennya untuk terus berinovasi dan membangun infrastruktur keuangan digital di Indonesia.

Tren Pembayaran Digital Indonesia 2022

Rangkuman data ini menggambarkan frekuensi penggunaan layanan Xendit Group oleh merchant, dan berikut adalah beberapa temuan menariknya:


- Virtual Account jadi metode pembayaran paling populer.

Dari 200 juta transaksi yang diproses oleh Xendit Group, mayoritas (36 persen) diantaranya adalah dengan transfer Virtual Account. Penggunaan e-Wallet dan kartu kredit menempati peringkat kedua dan ketiga sebagai metode pembayaran terpopuler di antara merchant Xendit Group.

- Pay Later catatkan pertumbuhan 10x lipat.

Penggunaan fasilitas pembayaran Pay Later semakin diminati konsumen, terbukti dari volume pembayaran yang meningkat hingga 10x lipat, diikuti dengan kartu kredit (6x lipat) dan e-Wallet (5x lipat) dibandingkan tahun sebelumnya.

- Sektor wisata dan hiburan bangkit signifikan pasca-pandemi.

Xendit Group mencatat sektor yang mengalami pertumbuhan paling tinggi 2022 adalah Pariwisata (181,4 ersen); Hiburan – seperti gaming, tiket pertunjukan, tempat wisata (132,5 persen); dan restoran (68,4 persen). Sektor-sektor ini mengalami lonjakan transaksi November-Desember 2022, yang menunjukkan bahwa konsumen kembali membelanjakan uang untuk keperluan hiburan dan rekreasi di masa berakhirnya pandemi.

- Transaksi tertinggi berada di sektor bisnis jasa.

Dari sekian banyak merchant Xendit Group, data menunjukkan bahwa sektor yang mencatatkan frekuensi transaksi paling banyak adalah: jasa (96 juta transaksi), layanan finansial (61,3 juta), dan produk digital (56 juta) seperti voucher game, eBook, dsb.


- Penggunaan QRIS terus meningkat.

Sepanjang 2022, Xendit Group memfasilitasi lebih dari 20 juta transaksi, dengan volume sejumlah $150 juta (sekitar Rp 2 triliun). Total volume transaksi ini meningkat 17,25 persen daripada tahun sebelumnya.

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

11 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

4 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Cerita Startup Sampangan Ciptakan Produk dari Sampah, Dapat Hibah Rp 3 Miliar di Philanthropy Asia Summit 2024

6 hari lalu

Cerita Startup Sampangan Ciptakan Produk dari Sampah, Dapat Hibah Rp 3 Miliar di Philanthropy Asia Summit 2024

Startup Sampangan produksi karbon aktif dan asap cair dari berbagai jenis sampah peroleh pendanaan 250 ribu dolar Singapura atau hampir Rp 3 miliar

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

9 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Rintisan Ini Terjemahkan Manga Jepang dengan AI, Bagaimana Cara Kerjanya?

9 hari lalu

Perusahaan Rintisan Ini Terjemahkan Manga Jepang dengan AI, Bagaimana Cara Kerjanya?

Startup Jepang, Orange, memakai AI untuk alih bahasa berbagai manga atau komik ke dalam berbagai bahasa. Salah satu upaya menangkal pembajakan.

Baca Selengkapnya

Alasan Perusahaan Tutup Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta

9 hari lalu

Alasan Perusahaan Tutup Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta

Tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta untuk menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang usai merugi selama pandemi

Baca Selengkapnya

Startup Logistik Ini Boyong Teknologi Pendingin Canggih ke Indonesia, Mampu Kelola 4 Jenis Suhu

10 hari lalu

Startup Logistik Ini Boyong Teknologi Pendingin Canggih ke Indonesia, Mampu Kelola 4 Jenis Suhu

Coldspace meluncurkan teknologi pendingin hybrid untuk pabrik bahan makanan di Srengseng,Jakarta Barat. Diklaim sebagai yang pertama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Startup Runchise Kumpulkan Modal Segar Rp 16 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa Saja?

10 hari lalu

Startup Runchise Kumpulkan Modal Segar Rp 16 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa Saja?

Startup manajemen restoran dan waralaba kuliner dalam negeri, Runchise, memperoleh pendanaan segar sebesar US$1 juta atau sekitar Rp 16 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

11 hari lalu

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

Presiden Jokowi mengharapkan pembukaan IDHT memperkuat ekosistem digital lokal.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

13 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya