Kodok Tebu Monster Kembali Ditemukan di Australia, Berujung Eutanasia

Minggu, 22 Januari 2023 18:34 WIB

Kylee Grey, penjaga hutan di Departemen Lingkungan dan Sains Queensland, memegang kodok tebu raksasa yang ditemukan di Taman Nasional Conway, Queensland, Australia 12 Januari 2023. Para penjaga taman nasional itu meyakini bahwa kodok tebu tersebut merupakan kodok terbesar di dunia. Queensland Department Of Environment and Science/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Seekor kodok tebu (Rhinella marina) berukuran jumbo yang ditemukan di Queensland, Australia, terukur seberat 2,7 kilogram. Dijuluki 'Toadzilla', kodok ini kemungkinan adalah individu terbesar yang pernah ditemukan di antara spesies-spesies kodok yang sudah dikenali.

Polisi hutan menemukannya saat menelusuri jalur (tracking) di Taman Nasional Conway pada Kamis 19 Januari 2023. Mereka kemudian mengumumkannya lewat media sosial dengan menuliskan kodok itu, "Cane toad monster. Beratnya setara seekor ayam jago."

Kylee Gray, polisi hutan yang bekerja untuk Departemen Sains dan Lingkungan Queensland menyatakan sempat tak percaya atas temuannya itu. Dia seperti bola hanya memiliki kaki."

Gray melukiskan temuannya itu sebagai kodok tebu besar berkutil, coklat, dan buruk rupa yang hanya diam di atas tanah. Dia dan koleganya berpikir kodok itu berjenis kelamin betina, "Karena kodok tebu betina memang tumbuh lebih besar daripada yang jantan."

Advertising
Advertising

Penampakan kodok tebu yang ditemukan di Taman Nasional Conway, Queensland, Australia, 16 Januari 2023. Sejauh ini, kodok terbesar yang pernah tercatat oleh Guinness World Record adalah kodok peliharaan seorang warga Swedia yang dengan berat 2,65 kg pada 1991. Queensland Department Of Environment and Science/Handout via REUTERS

Data Guinness World Records mencatat kodok terbesar saat ini adalah kodok tebu yang juga ditemukan di Australia pada 1991. Beratnya 2,65 kilogram.

Adapun Toadzilla, si monster temuan terbaru, setelah ditimbang di-eutanasia oleh Gray dkk. Alasannya, sang kodok bisa merusak lingkungan. "Seekor kodok tebu seukuran itu akan memakan apapun yang bisa masuk ke mulutnya," kata Gray, "Itu termasuk serangga, reptil dan mamalia kecil."

Diberitakan kalau jasad koko tebu monter itu sudah langsung dikirim ke Museum Queensland untuk penelitian.

LIVE SCIENCE


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

3 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Timnas Tajikistan Lolos 8 Besar Piala Asia U-23 2024, Berikut 8 Rekomendasi Destinasi wisata di Negara Asia Tengah Itu

4 hari lalu

Timnas Tajikistan Lolos 8 Besar Piala Asia U-23 2024, Berikut 8 Rekomendasi Destinasi wisata di Negara Asia Tengah Itu

Timnas Tajikistan berhasil lolos 8 besar Piala Asia U-23 2024. Di manakah letak negara ini, destinasi wisata apa saja yang ditawarkannya?

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

6 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

6 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

6 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

7 hari lalu

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca Selengkapnya

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

7 hari lalu

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.

Baca Selengkapnya

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

7 hari lalu

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.

Baca Selengkapnya

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

7 hari lalu

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne

Baca Selengkapnya

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

7 hari lalu

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.

Baca Selengkapnya