TEMPO.CO, Jakarta - Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi turut memberikan peranan penting bagi kemudahan dan fasilitas dalam memonitor konsumsi listrik. Salah satunya, melalui tools Energy Monitoring System (EMS) berbasis web yang dikembangkan PT Diwabara Digital Solusi, perusahaan pengembang teknologi yang fokus pada pengembangan sistem kelistrikan terintegrasi.

“EMS berbasis web merupakan sebuah inovasi perangkat yang dapat membaca dan memantau penggunaan energi listrik secara otomatis dan terkomputerisasi via LAN/WAN atau GPRS," kata Founder PT Diwabara Digital Solusi, Bambang Kuncoro dalam keterangan tertulis yang dibagikan pekan lalu.

Dia menuturkan, sistem terintegrasi itu dapat memberikan data konsumsi listrik secara real time yang diperlukan. Ujungnya adalah efisiensi dan optimasi baik dari sisi ekonomi, teknis, maupun ekologi bagi korporasi maupun kebutuhan rumah tangga.

Menurut Bambang, EMS menemukan perannya yang lebih penting lagi dalam suatu proses produksi di pabrik. Ini karena EMS disebutnya mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan terkait sistem pemantauan energi.

Termasuk di dalamnya adalah mendapatkan detail penggunaan atau konsumsi listrik di suatu persil, sistem software untuk perekaman data transaksi, dan memudahkan pelaporan, meminimalisir kesalahan pencatatan, hingga fungsi deteksi penyalahgunaan energi.

Itu sebabnya, Bambang menambahkan, PT Diwabara menghadirkan EMS berbasis web demi menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lapangan khususnya pabrik. Antara lain terkait human error ketika pencatatan, kendala mendapatkan data history secara lengkap sebagai bahan analisa jika muncul masalah, hingga sulit mendapatkan data keseimbangan energi.

"Data disajikan melalui sebuah aplikasi dashboard client berbasis Android yang dapat diakses perangkat laptop dan smartphone," kata Bambang.

Bambang mengklaim EMS berbasis web besutan PT DDS telah diimplementasikan di berbagai korporasi swasta hingga pemerintah. Hingga Januari 2023, PT Diwabara telah membantu 15 klien dengan menciptakan 13 sistem aplikasi dengan lebih dari 1.000 unduhan di Google Play Store.

"Melalui berbagai inovasinya, perusahaan menjawab kebutuhan implementasi EMS akan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL), indikator pemadam kebakaran, manajemen aset kelistrikan, sistem manajemen smart Penerangan Jalan Umum (PJU)," tutur Bambang.

Baca juga: Pesawat Jatuh di Nepal, Mungkinkah Video Live Facebook Penumpang Penyebabnya?