Riset Ungkap Hubungan Gempa Sesar Garsela dan Gempa Samudra Hindia

Minggu, 5 Februari 2023 21:53 WIB

Gempa M4,0 yang terjadi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu dinihari, 28 Januari 2023. BMKG

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa dari Sesar Garsela, singkatan dari Garut Selatan, belakangan ini mencuri perhatian. Kejadian gempa terbarunya pada 1 Februari lalu dilaporkan merusak hampir 500 bangunan di dua kecamatan di Kabupaten Garut. Dari hasil riset sebelumnya, tim peneliti meyakini gempa dari Sesar Garsela yang berada di darat berhubungan dengan gempa di Samudra Hindia selatan Garut.

Dalam kurun waktu empat hari, Sesar Garsela menyebabkan dua kali gempa, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG),. Pada 28 Januari 2023 pukul 01.00 WIB, gempa bermagnitudo 4,0 dari kedalaman 5 kilometer diawali gempa pendahuluan dan susulan.

Sumber gempanya yang berjarak sekitar 23 kilometer arah tenggara Kabupaten Bandung, terasa mengguncang wilayah itu seperti di Kecamatan Kertasari, Pacet, Ibun, Pangalengan, Soreang, Bojongsoang, Baleendah, dan Dayeuh Kolot dengan skala intensitas II-III MMI.

Getaran gempa dirasakan mulai hanya oleh beberapa orang dan membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang hingga terasa di dalam rumah seperti ada truk yang melintas.

Berikutnya pada 1 Februari 2023, kekuatan gempa Sesar Garsela menguat hingga bermagnitudo 4,3. Dari hasil pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Garut dan laporan warga, hampir 500 bangunan mengalami kerusakan ringan hingga berat di Kecamatan Pasirwangi dan Samarang. Sebelumnya warga Garut diguncang gempa bermagnitudo 2,8 pada 14 Januari dari Samudra Hindia dari kedalaman 103 kilometer.

Advertising
Advertising

Kajian Pepen Supendi, Andri Dian Nugraha, dan Sri Widiyantoro pada 2017 memastikan Sesar Garsela sebagai patahan sumber gempa yang teridentifikasi. Tim peneliti dari BMKG dan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu dalam risetnya menyoroti dua kejadian gempa Sesar Garsela pada 2016 dan 2017 yang merusak rumah warga di Pangalengan, Kabupaten Bandung, dan Kamojang, Garut. Sumber gempa berlokasi di dua titik yang berbeda pada dua segmen.

Dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017, Sesar Garsela terbagi menjadi dua bagian. Segmen Kencana sepanjang 17 kilometer berarah barat daya, adapun segmen Rakutai sejauh 19 kilometer membentang searah timur laut. Kedua segmen itu pada peta digambarkan tidak saling menyambung atau terputus.

Hasil riset Pepen dan timnya, gempa pada 6 November 2016 dengan magnitudo 4,2 berasal dari sekitar segmen Kencana dengan mekanisme strike-slip atau sesar geser. Sedangkan gempa bermagnitudo 3,9 pada 18 Juli 2017 bersumber di segmen Rakutai dengan mekanisme normal fault atau sesar menurun.

Kemudian riset 2018 yang diterbitkan Pepen dan tim jurnal Geoscience Letter (Springer) meyakini bahwa ada hubungan antara gempa di Samudra Hindia selatan dengan gempa di daratan Garut. Pada 8 April 2016 muncul gempa bermagnitudo kurang dari 3 sebanyak enam kali di Sesar Garsela. “Kemungkinan berhubungan dengan gempa di laut pada 6 April 2016 yang bermagnitudo 5,9 dua hari sebelumnya,” kata Pepen, Ahad, 5 Februari 2023.

Namun begitu, pada kasus gempa dari Sesar Garsela berikutnya, ujar dia, tidak selalu berkaitan dengan lindu di Samudra Hindia. “Kemungkinan hanya gempa dengan magnitudo besar dan jaraknya cukup dekat saja yang dapat memicu aktivitas gempa di sesar tersebut,” ujar Pepen. Selain itu juga dipengaruhi tingkat tegangan di Sesar Garsela.

Fenomena alam termasuk gempa, menurut Pepen, tidak selinier yang dibayangkan dan diperkirakan, melainkan banyak ketidakpastiannya. Di tengah kondisi seperti itu, perlu kesiapan dan kewaspadaan dengan tetap meningkatkan upaya mitigasi struktural maupun kultural.

Sejauh ini, kata dia, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai laju pergerakan sesar Garsela per tahun dan berapa potensi maksimal gempanya dari tiap segmen. Menurut Pepen, ke depannya perlu dilakukan penelitian yang komprehensif dengan melibatkan multidisiplin ilmu, seperti seismologi, geodesi, geologi, tentang Sesar Garsela. “Mengingat sesar ini sering menimbulkan gempa yang berdampak merusak meskipun magnitudonya relatif kecil.”

Baca:
Gempa di Jayapura Sudah 882 Kali, Hari Ini Diguncang M3,6 dan M4,9

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

9 jam lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

11 jam lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

14 jam lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

18 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

19 jam lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

19 jam lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

20 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

1 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

1 hari lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

1 hari lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya