A-Z Baterai Kendaraan Listrik yang Perlu Anda Ketahui

Sabtu, 11 Februari 2023 11:36 WIB

Baterai mobil listrik. knaufautomotive.com

TEMPO.CO, Jakarta - Industri kendaraan listrik mulai berkembang di Indonesia. Produknya yang terlihat di jalan raya kini tak melulu kendaraan untuk angkutan umum, tapi juga untuk pemakaian pribadi. Satu komponen terpenting pada kendaraan listrik adalah, tentu saja, baterai. Dan, pemerintah telah mendeklarasikan produksi baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia pada 2024 mendatang untuk semakin menumbuhkan industri EV yang kompetitif.

Berikut ini sekilas mulai dari cara kerja baterai untuk kendaraan listrik, keandalan, harga, hingga dampaknya untuk lingkungan yang juga sudah kerap dibincangkan. Termasuk apa yang harus dicari saat membeli mobil listrik atau jenis EV lainnya dan cara mengidentifikasi teknologi baterai mutakhir.

Seluruhnya dikutip dari Car Magazine. Selamat menikmati.

Jenis Baterai

Sebagian besar mobil listrik baru yang dijual saat ini menggunakan teknologi baterai yang pada dasarnya sama: ratusan sel dikemas ke dalam modul kantong untuk membuat satu baterai besar. Untuk yang berukuran sangat besar, dimensi panjang bisa mencapai beberapa meter dan berbobot beberapa ratus kilogram. Hal inilah yang menjadi alasan sebagian besar baterai ditempatkan di bawah lantai di dalam sasis mobil yang terkadang disebut konfigurasi skateboard.

Advertising
Advertising

“Sangat penting untuk membedakan. Elemen-elemen individu yang kecil adalah sel dan unit akhirnya adalah baterai,” kata mantan eksekutif di Tesla dan sekarang CEO Lucid, Peter Rawlinson. Sel-sel dibundel menjadi satu unit baterai, yang dikondisikan untuk mempertahankan suhu pengoperasian optimal terlepas dari iklim musim panas ataupun musim dingin di luar.

Ada dua jenis utama baterai mobil listrik yang umum digunakan saat ini, yaitu baterai ion litium yang digunakan oleh sebagian besar pembuat kendaraan listrik misalnya Tesla, Jaguar. Ada juga nikel-metal hidrida yang misalnya ada pada produksi di Toyota.

Sebagai sesama baterai, seperti halnya pada industri ponsel, bahan kimia yang digunakan tidak jauh berbeda. Sebagian besar ponsel modern menggunakan baterai ion litium untuk siklus pengisian cepat.

Bahan pembuat baterai memiliki persyaratan yang rumit, yaitu harus dapat menyimpan banyak energi, tetapi juga mengisi ulang dengan cepat. Tidak hanya itu, material harus dapat mempertahankan kepadatan energinya selama ribuan siklus pengisian daya, sambil dihantam oleh jalan, lubang.

Petugas mengisi daya baterai mobil listrik Wuling Air ev di Wuling Jimbaran Pool, Bali. Teknisi memeriksa kondisi mesin hingga kebersihan Wuling Air ev secara rutin sebelum melayani mobilitas para delegasi dari negara peserta G20 dan organisasi internasional serta komite. Dok: Wuling


Kapasitas baterai mobil listrik dan Penggunaannya

Untuk menyediakan energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan mobil seberat dua ton bahkan lebih, baterai EV umumnya berukuran cukup besar. Kapasitas energinya biasanya diukur dalam kilowatt-jam atau kWh, yang menunjukkan penyimpanan energi baterai selama waktu tertentu. Silakan menganggap ini sebagai ukuran tangki bahan bakar pada kendaraan bermesin pembakaran.

Kalau dihitung, baterai 100 kWh dalam Tesla Model S mampu menghasilkan energi maksimal 100 kilowatt selama satu jam penuh. Mengemudi sehari-hari pada umumnya akan menggunakan energi yang jauh lebih sedikit daripada itu. Jadi sebenarnya baterai akan bertahan selama beberapa jam sebelum perlu diisi ulang.


Ketahanan Baterai di Mobil Listrik

Sama seperti membeli ponsel, kalau penggunaannya cenderung normal, tidak perlu membeli perangkat dengan kapasitas baterai besar atau pengisian daya cepat hingga 100 - 200 W.

<!--more-->

Demikian pula untuk memilih mobil listrik, pilihlah kapasitas baterai yang sesuai dengan kebutuhan. Jika sebagian besar perjalanan adalah untuk antar anak sekolah atau ke kantor yang masih dalam satu kota, kapasitas baterai yang lebih kecil tidaklah masalah.

Generasi baru mobil listrik kecil, seperti Honda E, hadir dengan kapasitas baterai yang relatif kecil. Honda memiliki baterai 35 kWh, cukup untuk jarak sekitar 130 mil. Ukuran tersebut seharusnya cukup jika Anda tinggal di kota. Tetapi, jika banyak bepergian yang lebih jauh, bisa dilirik contoh kendaraan seperti Jaguar yang melengkapi i-Pace-nya dengan baterai 85 kWh untuk jarak tempuh yang diklaim sejauh 292 mil atau 470 kilometer.


Umur, Keandalan, dan Garansi Baterai

Jika pada ponsel, makin lama umur perangkat berpengaruh kepada performa baterai. Hal ini terbayang pada calon pembeli mobil listrik. Berdasarkan semua bukti yang telah terjadi, baterai mobil tidak akan mengalami kematian baterai yang parah seperti yang mungkin terjadi pada ponsel Anda yang sudah tua.

Adanya begitu banyak sel dalam baterai EV sehingga kapasitasnya tetap terjaga bahkan setelah ratusan ribu mil. Memang dengan berjalannya waktu sel-sel pada baterai tidak akan berkekuatan penuh seperti ketika baru dibeli. Tapi, baterai dijanjikan akan tetap memegang kendali selama bertahun-tahun yang akan datang. Diperhitungkan, masa pakai baterai mobil listrik yang diharapkan setidaknya satu dekade.

Inilah sebabnya mengapa semua mobil listrik baru yang dijual hari ini hadir dengan garansi panjang, menjamin sekitar 70 persen kapasitas asli bahkan setelah tujuh atau delapan tahun digunakan. Ini contohnya:

BMW i3 - 8 tahun/100.000 mil (161 ribu kilometer)

Hyundai Kona Electric - 8 tahun/100.000 mil

Kia e-Niro - 7 tahun/100.000 mil

Jaguar i-Pace - 8 tahun/100.000 mil

Nissan Leaf - 8 tahun/100.000 mil


Harga Mobil Listrik

Jika dibandingkan dengan kendaraan konvensional dengan bahan bakar bensin atau diesel, kendaraan listrik memang memiliki harga jual yang lebih mahal. Adanya baterai besar ini mengandung banyak logam yang sangat mahal dan langka di dalamnya, yang berarti mendongkrak harga. Untuk dicatat, litium yang ditambang dilakukan secara intensif itu tidak murah.

Untungnya, biaya baterai secara bertahap turun. Michael Steiner dari Penelitian dan Pengembangan (R&D) Porsche baru-baru ini membuat pernyataan sehubungan baterai: "Saya tidak melihat pada paruh pertama dekade ini peluang bagus untuk terobosan dalam teknologi baterai. Kami memperkirakan peningkatan 2-3 persen dari tahun ke tahun dalam teknologi baterai ion litium.”

Presiden Joko Widodo (kanan) menyimak penjelasan tentang proses pembuatan baterai sel saat meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) yang menandai pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu 15 September 2021. Proyek pembangunan pabrik baterai mobil listrik pertama di Asia Tenggara ini merupakan realisasi investasi konsorsium LG dan Hyundai yang terdiri atas Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis dan LG Energy Solution. ANTARA FOTO/Biro Pers Media Setpres/Laily Rachev/Handout


Siapa Pemilik Baterai di Mobil Listrik?

Mungkin terasa aneh ada baterai yang berbeda kepemilikan dari mobilnya. Namun, begitulah yang terjadi pada masa awal keberadaan mobil listrik. Ada beberapa pabrikan akan menjual mobil tersebut kepada pembeli tetapi menyewakan baterainya secara terpisah.

<!--more-->

Renault adalah salah satu merek yang melakukan ini, tetapi sistem ini hampir secara universal berhenti sekarang. Itu adalah cara untuk membuat EV terlihat lebih murah saat pembelian – tetapi pembeli akan terikat pada kesepakatan sewa bulanan, membayar keuangan untuk baterai dalam kesepakatan berlangganan .


Bahaya dan Dampak Lingkungan

Baterai mobil listrik diuji secara ketat dan pabrikan menerapkan banyak sistem keselamatan untuk memastikannya aman. Memang tegangan sangat tinggi pada baterai, tetapi mobil telah dirancang agar penumpang tidak akan pernah terkena guncangan berbahaya.
Selain itu, baterai biasanya dilindungi dari benturan dengan dikemas pada posisi rendah di tengah mobil untuk mencegahnya rusak saat terjadi tabrakan.

Pastinya, mobil listrik harus dirawat dengan hati-hati jika terjadi kebakaran. Sebenarnya mobil konvensional pun mungkin terjadi kebakaran jika salah penanganan. Misalnya di Jakarta, kerap terlihat ada mobil hingga bus yang terbakar di tengah jalan.

Mengenai dampak lingkungan, ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa meski mobil listrik lebih mahal untuk diproduksi, sebenarnya dia lebih baik bagi lingkungan sepanjang siklus hidupnya. Dan ketika sebuah mobil listrik purnatugas, baterai yang berharga itu dapat dilepas dan digunakan untuk menyimpan energi misalnya tenaga surya atau pasokan listrik di luar jam sibuk untuk memberi daya pada rumah Anda dengan lebih efisien.

Sistem pasokan energi pintar adalah hal besar berikutnya, menurut banyak pengamat industri.


Teknologi Baterai Padat

Teknologi solid state dapat mewakili lompatan besar berikutnya untuk mobil listrik, dan akan mampu memberikan jangkauan yang jauh lebih luas dalam paket yang lebih ringkas. Sederhananya, baterai solid-state menggunakan elektrolit padat sebagai lawan dari cairan atau gel polimer yang ditemukan di baterai lithium-ion saat ini.

Ini berarti tapak yang lebih kecil dengan persyaratan pendinginan yang lebih sedikit, dan secara keseluruhan lebih sedikit ruang yang dibutuhkan untuk mengemas powertrain daripada teknologi baterai konvensional. Ada alasan mengapa sebagian besar konsep mobil listrik mendukung jangkauan mereka dengan teknologi solid state.


Pengembangan Baterai Litium

Meskipun lithium-ion pada dasarnya lebih rendah sebagai teknologi jika dibandingkan dengan keadaan padat, tapi tetap masih berkembang. Perusahaan seperti StoreDot memiliki pengalaman R&D bertahun-tahun dengan teknologi lithium-ion, dan mereka masih mencari cara untuk mengembangkannya lebih jauh.

StoreDot, misalnya, baru-baru ini mengungkapkan teknologi pengisian cepat baru yang memungkinkan kecepatan 100 mil untuk setiap 5 menit pengisian daya pada 2024 nanti. “Produksi massal dijadwalkan pada tahun yang sama, dan dengan investor termasuk Daimler, BP, Volvo, dan Polestar itu hanya bisa menyimpan lithium-ion di mobil listrik kami selama bertahun-tahun yang akan datang,” demikian keterangan dari perusahaan tersebut.




Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Penyebab Fast Charging Tidak Berfungsi dan Cara Mengatasinya

4 jam lalu

Penyebab Fast Charging Tidak Berfungsi dan Cara Mengatasinya

Penyebab fast charging tidak berfungsi dapat diakibatkan oleh beberapa hal. Salah satunya karena port pengisian daya rusak. Ketahui cara mengatasinya.

Baca Selengkapnya

3 Juta Unit Kendaraan Listrik BYD Terjual di Cina Tahun Lalu, Kini Merambah Penjualan di Indonesia

8 jam lalu

3 Juta Unit Kendaraan Listrik BYD Terjual di Cina Tahun Lalu, Kini Merambah Penjualan di Indonesia

BYD telah berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia dengan mendirikan pabrik berkapasitas 150.000 unit dan membuka cabang-cabang di Indonesia

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

10 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

19 jam lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

1 hari lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

1 hari lalu

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.

Baca Selengkapnya

Eks Relawan Jokowi Windu Aji Sutanto Divonis 8 Tahun dalam Perkara Tambang Nikel Ilegal Konawe Utara

7 hari lalu

Eks Relawan Jokowi Windu Aji Sutanto Divonis 8 Tahun dalam Perkara Tambang Nikel Ilegal Konawe Utara

Windu Aji Sutanto terbukti korupsi dalam kerja sama operasional (KSO) antara PT Antam dan PT Lawu Agung Mining 2021-2023 di pertambangan nikel

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

8 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

Pengusaha muda Rudy Salim hari ini berusia 37 tahun. Ia pernah drop ot (DO) dari dua fakultas kedokteran, untuk mendalami bisnis otomotif.

Baca Selengkapnya

PLN akan Tambah 2 Ribu SPKLU untuk Kendaraan Listrik

8 hari lalu

PLN akan Tambah 2 Ribu SPKLU untuk Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) akan menambah 2 ribu SPKLU untuk kendaraan listrik tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

8 hari lalu

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai.

Baca Selengkapnya