Tebar Garam Hadapi Cuaca Ekstrem, Ini Penjelasan BRIN Soal Penyemaian Awan

Rabu, 1 Maret 2023 09:08 WIB

Penaburan garam dari cerobong pesawat saat membuat hujan buatan di langit Dumai, Riau, (1/7). Penyemaian garam ke awan terus dilakukan untuk membuat hujan di Riau mengingat masih ditemukan beberapa titik api dalam kebakaran lahan gambut. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Mulai 24 Februari hingga 1 Maret 2023, Pemerintah Jawa Tengah bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar operasi teknologi modifikasi cuaca di Jawa Tengah, menghadapi cuaca ekstrem.

Daerah operasi teknologi modifikasi cuaca ini dimulai dari daerah Jalur Pantura, Jawa Tengah. Modifikasi cuaca ini dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem. Dengan menaburkan garam di langit, modifikasi cuaca ini nantinya akan mengurangi intensitas hujan sehingga meminimalkan daerah banjir. Lalu, bagaimana menaburkan garam dapat menjadi solusi atas cuaca ekstrem ini?

Apa Itu Penyemaian Awan?

Teknik yang digunakan oleh Pemerintah Jawa Tengah bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bernama cloud seeding atau penyemaian awan .

Menurut WebMD, awan terdiri dari tetesan air kecil atau kristal es yang terbentuk ketika uap air di atmosfer mendingin dan mengembun di sekitar partikel kecil debu atau garam yang mengambang di atmosfer. Tanpa partikel-partikel ini, tetesan hujan tidak dapat terbentuk dan curah hujan tidak akan terjadi.

Advertising
Advertising

Sedangkan, penyemaian awan sendiri adalah sebuah teknik modifikasi cuaca untuk meningkatkan kemampuan awan untuk menghasilkan hujan. Teknik ini dilakukan dengan memasukkan inti es kecil ke dalam jenis awan tertentu. Dengan begitu, awan akhirnya akan menghasilkan air hujan.

Bagaimana Bisa Menurunkan Hujan Dapat Mencegah Banjir?

Dengan tujuan menghindari banjir, penyemaian awan dilakukan di daerah laut. Penyemaian awan di laut diharapkan membuat hujan akan turun di laut dan bukan di darat. Dengan begitu, intensitas hujan yang terjadi di darat akan berkurang dan banjir akan terhindari.

Namun, mencegah banjir bukanlah satu-satunya manfaat dari penyemaian awan. Teknik modifikasi cuaca ini juga dapat membantu daerah-daerah yang tidak memiliki pasokan air alami yang cukup besar. Setelah penyemaian awan, hujan akan jatuh dari awan ke tanah dan menambah pasokan air di daerah tersebut.

Pilihan Editor: Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

6 jam lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

6 jam lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

7 jam lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

10 jam lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

12 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

1 hari lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

1 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

1 hari lalu

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

Bila anggaran mencukupi, Pemkot Depok akan melakukan pembebasan lahan warga terdampak banjir menggunakan anggaran belanja tambahan (ABT).

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

1 hari lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

2 hari lalu

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

Banjir karena rob merendam sejumlah titik di pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sepanjang tiga hari terakhir.

Baca Selengkapnya