Teknologi Cloud AWS Klaim Tekan Latensi Video Streaming dari 30 Jadi 3 Detik

Sabtu, 11 Maret 2023 01:35 WIB

Amazon Web Services logo. Kredit: Amazon

TEMPO.CO, Jakarta - Amazon Web Services (AWS) telah menghadirkan Points of Presence Amazon Interactive Video Service (Amazon IVS) di Jakarta. Tujuannya, membantu para pelaku industri media dan hiburan di Indonesia untuk menyajikan konten video interaktif dengan latensi yang lebih rendah lewat kapabilitas cloud.

“Amazon IVS adalah layanan terkelola penuh yang memudahkan penyiapan streaming video langsung dan interaktif pada aplikasi web atau seluler hanya dalam beberapa menit,” kata Shweta Jain, Kepala Pengembangan Bisnis, Media, dan Hiburan Amazon Web Services Asia Pasifik dalam Industry Solution Day 2023 yang digelar AWS pada Kamis, 9 Maret 2023.

Dijelaskannya, Pop Amazon IVS berfungsi untuk menerima dan mengirimkan siaran video melalui infrastruktur edge lokal yang dioptimalkan untuk penyerapan, pemrosesan, dan pengiriman video langsung. Ini pada akhirnya memungkinkan pengguna menikmati keuntungan dari latensi yang bisa ditekan hingga kurang dari tiga detik.

"Menghasilkan konten video yang mulus, lebih menarik, dan mencegah timbulnya spoiler untuk pemirsa dengan kecepatan jaringan yang berbeda," kata Shweta.

Dengan begitu, dia menambahkan, pelanggan menjadi dapat dengan mudah mengkonfigurasi dan melakukan streaming video langsung melalui situs web atau aplikasi seluler mereka sendiri. Bahkan dengan peningkatan jumlah pengiriman yang memungkinkan video ditonton oleh jutaan pemirsa secara serentak di seluruh dunia.

Advertising
Advertising

Dengan SDK dan API Amazon IVS, pelanggan juga dapat membuat fitur interaktif ke dalam streaming langsung mereka seperti ruang obrolan virtual, pemungutan suara dan jajak pendapat, sesi tanya jawab yang dimoderasi, dan elemen promosi yang disinkronkan.

Menurut Shweta, saat ini penyedia layanan streaming dan internet membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk membangun aplikasi interaktif dengan alur kerja video untuk penyerapan, pemrosesan, dan distribusi konten. Bahkan setelah semua ini berhasil, konten interaktif streaming langsung disebutnya masih membutuhkan latensi minimal untuk pengalaman pengguna yang baik.

"Streaming video tradisional mengharuskan video diproduksi dalam berbagai resolusi dan dibagi menjadi beberapa segmen, yang menciptakan latensi ekstra," tuturnya. Itu dapat berarti bahwa pemirsa mengalami latensi 20-30 detik. "Sehingga pembuat konten tidak mungkin berinteraksi langsung dengan pemirsanya tanpa mengorbankan kualitas layanan."

Amazon IVS, Shweta mengklaim, meniadakan biaya dan kerumitan yang terkait dengan penyiapan streaming video langsung dan interaktif, memungkinkan pelanggan untuk fokus membangun pengalaman yang menarik bagi pemirsa mereka. "Amazon IVS adalah layanan terkelola penuh yang mampu menyajikan video streaming langsung berkualitas tinggi kepada pemirsa di seluruh dunia dengan latensi kurang dari tiga detik."

Shweta membandingkan dengan 20-30 detik pada streaming konvensional, sehingga pelanggan tidak perlu lagi mengorbankan kualitas layanan untuk menghadirkan interaktivitas. “Dengan AWS, pelanggan dapat memilih alat dan mitra yang tepat untuk memenuhi beban kerja mereka guna mempercepat peluncuran produksi, dan mencapai time to value yang lebih baik,” katanya menambahkan.


Perusahaan Asuransi di Cloud

Dalam Industry Solution Day 2023, AWS menampilkan beragam solusi dan layanan IT Cloud yang dapat membantu bisnis untuk berinovasi, menerapkan efisiensi, dan mengoptimalkan biaya. Ada empat sektor industri yang dipilih. Selain media dan hiburan, tiga lainnya adalah industri jasa keuangan, layanan kesehatan, serta manufaktur dan ritel.

Salah satu pengguna jasa AWS yang dihadirkan adalah IFG Life. Perusahaan asuransi jiwa ini memutuskan bermigrasi ke layanan cloud AWS pada awal 2022 lalu. “Kalau dilihat dari cost saving dibanding tahun lalu kurang lebih hampir 50 persen,” kata Direktur Operasional dan Teknologi Informasi IFG Life, Iskak Hendrawan.

Ia membandingkan saat menggunakan sistem on-premise. Menurutnya, AWS menawarkan model biaya yang sangat fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat mengontrol biaya secara efektif.

Iskak menambahkan bahwa langkah IFG Life meninggalkan sistem on-premise dan beralih ke cloud adalah upaya menghadapi persaingan yang semakin ketat dan ekspektasi pelanggan yang semakin tinggi. Adanya 3 data center AWS di Indonesia juga menjadi salah satu pertimbangan memilih perusahaan pendukung.

Iskak menyebutkan 4 hal yang sangat penting sebelum melakukan migrasi ke cloud. Pertama tentang keamanan, ia harus memastikan bahwa data dan sistem perusahaan aman dari serangan hacker dan kerentanan keamanan lainnya. Kemudian tentang ketersediaan sistem yang selalu online sangat penting, mengingat usaha yang dijalankan di bidang bisnis asuransi.

Hal ketiga adalah faktor skalabilitas, karena perusahaan membutuhkan adanya pengaturan kapasitas sistem dengan cepat dan mudah dalam menghadapi fluktuasi permintaan pelanggan. "AWS memungkinkan kami untuk menambahkan sumber daya secara otomatis sesuai dengan permintaan, sehingga kami dapat menjamin performa yang optimal pada setiap saat."

Keempat, dalam melakukan migrasi ke cloud, Ia juga memastikan memiliki rencana pemulihan bencana yang baik. Termasuk backup data yang teratur dan penyimpanan data yang terdistribusi baik.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Sederet Janji Microsoft di Balik Investasi Jumbo untuk Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Sederet Janji Microsoft di Balik Investasi Jumbo untuk Indonesia, Apa Saja?

Microsoft menyodorkan sejumlah rencana untuk Indonesia melalui investasi sebesar Rp 27,6 triliun.Salah satunya pelatihan AI untuk 840 ribu peserta.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

1 hari lalu

Bos Microsoft Ungkap Rencana Investasi AI dan Cloud Senilai Rp 27,6 Triliun di Indonesia, Ini Rinciannya

CEO Microsoft, Satya Nadella, membeberkan rencana investasi perusahaannya di Indonesia. Tak hanya untuk pengembangan infrastruktur AI dan cloud.

Baca Selengkapnya

Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

7 hari lalu

Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

Google menjalin kerja sama dengan Israel lewat kontrak Project Nimbus untuk layanan komputasi awan atau cloud senilai hampir Rp 20 triliun.

Baca Selengkapnya

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

7 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

13 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Susul Spotify, Amazon Music Besut Playlist AI Bernama Maestro

13 hari lalu

Susul Spotify, Amazon Music Besut Playlist AI Bernama Maestro

Amazon Music juga ikut menyediakan teknologi playlist AI. Fitur yang sedang populer dikembangkan oleh penyedia musik streaming.

Baca Selengkapnya

Diprotes Karyawan Google karena Kerja Sama dengan Israel, Apa Itu Proyek Nimbus?

13 hari lalu

Diprotes Karyawan Google karena Kerja Sama dengan Israel, Apa Itu Proyek Nimbus?

Proyek Nimbus adalah proyek komputasi cloud atau awan milik pemerintah dan militer Israel yang bekerja sama dengan Google dan Amazon.

Baca Selengkapnya

Staf Google Gelar Aksi Duduk Memprotes Kontrak dengan Israel

14 hari lalu

Staf Google Gelar Aksi Duduk Memprotes Kontrak dengan Israel

Para pengunjuk rasa menekan Google untuk mengakhiri kontraknya dengan Amazon untuk proyek cloud dan pembelajaran mesin Israel.

Baca Selengkapnya

Microsoft Gelontorkan Dana Jumbo ke Sejumlah Negara, Demi Bisnis AI Generatif Hingga Cloud

20 hari lalu

Microsoft Gelontorkan Dana Jumbo ke Sejumlah Negara, Demi Bisnis AI Generatif Hingga Cloud

Microsoft mengasup investasi jumbo ke sejumlah negara untuk pengembangan teknologi mutakhir, seperti AI generatif dan cloud.

Baca Selengkapnya

Mengenal Peggy Gou, DJ Korea Selatan yang akan Tampil di We The Fest 2024

21 hari lalu

Mengenal Peggy Gou, DJ Korea Selatan yang akan Tampil di We The Fest 2024

Peggy Gou tak sengaja membocorkan jadwal pentasnya yang dijadwalkan dari April hingga Juli 2024

Baca Selengkapnya