Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Google Hapus 5,2 Miliar Iklan Tahun Lalu, Mulai dari Penipuan sampai Perang Ukraina
Reporter
Maria Fransisca Lahur
Editor
Zacharias Wuragil
Kamis, 30 Maret 2023 09:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Google memperlihatkan laporan keamanan iklan 2022 sebagai bentuk transparansi yang ditegakkannya. Secara garis besar, perusahaan menyatakan telah menghapus lebih dari 5,2 miliar, membatasi lebih dari 4,3 miliar iklan, serta menangguhkan lebih dari 6,7 juta akun pengiklan sepanjang tahun lalu.
Angka itu menunjukkan peningkatan jumlah iklan yang dihapus sebanyak 2 miliar dibanding 2021. Selain itu, Google juga mengungkapkan telah memblokir atau membatasi penayangan iklan di lebih dari 1,5 miliar halaman publisher dan mengambil tindakan penegakan yang lebih besar terhadap lebih dari 143 ribu situs publisher.
Untuk menegakkan kebijakan dengan skala semasif itu, Google pun membeberkan kerja di belakang layar yang disebut mengandalkan kombinasi tenaga manusia dan sistem otomatis yang didukung AI dan pembelajaran mesin (machine learning). Cara ini diklaim membantu memindai konten dan mendeteksi pelanggaran di seluruh dunia dengan lebih baik.
"Hal ini dilakukan, demi memberikan keamanan sebaik mungkin bagi pengguna di dunia digital yang terus berkembang ini," bunyi keterangan Google.
Raksasa mesin pencari itu menjanjikan untuk secara berkelanjutan meningkatkan efektivitas kebijakan beserta penegakannya. Selama 2022 lalu, Google menambahkan atau memperbarui 29 kebijakan bagi pengiklan dan publisher. Ini meliputi penyediaan program verifikasi jasa keuangan di 10 negara baru, perluasan jangkauan perlindungan untuk remaja, dan penguatan kebijakan iklan pemilu.
Berikut beberapa isu utama yang diaku Google harus dihadapinya sepanjang 2022,
Penipuan dan Scam
Aktivitas penipuan terus meningkat dan scam dapat menimbulkan kerugian finansial yang nyata. Untuk itu, pada 2022, Google memperluas ketersediaan program sertifikasi jasa keuangan miliknya yang mewajibkan pengiklan memiliki izin dari regulator setempat untuk mempromosikan produk dan layanan mereka. Hingga kini, perusahaan telah meluncurkan program ini di 11 negara, termasuk Inggris Raya, Australia, dan Singapura.
Para pelaku penipuan disebutkan memakai berbagai taktik supaya tidak terdeteksi. Misalnya, pada akhir 2002 hingga memasuki 2023, Google malah menjadi sasaran upaya terencana para scammer yang membuat ribuan akun untuk menyebarkan malware dengan menyamar sebagai brand software populer. Google mengaku sigap mengidentifikasi cara scammer menyebarkan malware tersebut dan menambahkan pengamanan ekstra agar mereka tidak merugikan konsumen. Hanya dalam satu bulan, Google kemudian memblokir dan menghapus puluhan ribu iklan berbahaya dan menindak akun yang terkait.
Secara keseluruhan selama 2022, Google memblokir atau menghapus 142 juta iklan karena melanggar kebijakan tentang pernyataan yang tidak benar, serta 198 juta iklan karena karena melanggar kebijakan tentang jasa keuangan.
Baca halaman berikutnya soal konten berbahaya di Google
<!--more-->
Konten Berbahaya serta Misinformasi
Google membuat kebijakan untuk melawan klaim kesehatan yang berbahaya dan klaim terkait pemilu yang terbukti palsu agar tidak mengurangi kepercayaan serta partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi tersebut. Sepanjang 2022, Google telah memblokir iklan di lebih dari 300 ribu halaman publisher dan mencegah penayangan lebih dari 24 juta iklan pelanggar kebijakan di atas.
Selain itu, Google mengaku memblokir dan menghapus lebih dari 51,2 juta iklan karena konten yang tidak pantas, termasuk ujaran kebencian, kekerasan, dan klaim kesehatan yang berbahaya. Juga 20,6 juta iklan lainnya karena dinilai mempromosikan produk atau layanan berbahaya, seperti senjata dan bahan peledak.
Menjelang pemilu di seluruh dunia, Google melanjutkan usaha untuk memberi para calon pemilih informasi yang kredibel tentang iklan pemilu yang mereka lihat di platform miliknya. Iklan pemilu diwajibkan menyertai informasi tentang siapa yang mendanai iklan itu dan juga ditampilkan di Laporan Transparansi Iklan Politik di Google. Hasinya, sebanyak 2,6 juta iklan pemilu yang belum menyelesaikan proses verifikasi yang diwajibkan itu mengalami pemblokiran.
Perang Ukraina
Google mengaku telah mencegah iklan yang mengeksploitasi, menyangkal, atau memaklumkan perang tersebut. "Selain itu, perusahaan sudah lama memiliki kebijakan untuk melarang konten yang menyulut kekerasan atau menyangkal terjadinya peristiwa tragis agar konten tidak dapat ditayangkan sebagai iklan atau dimanfaatkan untuk monetisasi dengan layanan kami."
Google juga menjeda mayoritas aktivitas komersial seluruh produk miliknya di Rusia--negara yang melancarkan agresi. Perusahaan menjeda penayangan iklan di Rusia dan dari pengiklan yang berbasis di Rusia, serta menjeda monetisasi oleh media yang didanai pemerintah Rusia di semua platform milik Google.
Sepanjang 2022, Google memblokir lebih dari 17 juta iklan terkait perang di Ukraina. Perusahaan juga menghapus iklan pada lebih dari 275 situs media yang didanai pemerintah Rusia di semua platformnya.
Keamanan Anak
Google mengaku telah sejak lama memblokir personalisasi dan iklan yang menarget anak-anak. Perusahaan juga menyaring kategori iklan dewasa, seperti konten seksual eksplisit dan iklan perjudian, alkohol, serta obat-obatan.
Pada 2021, Google mengumumkan mengembangkan perlindungan ini sehingga menjangkau semua pengguna dari seluruh dunia yang berusia di bawah 18 tahun. Perusahaan memblokir penargetan iklan berdasarkan usia, gender, atau minat dan mencegah berbagai kategori iklan lain yang sensitif usia supaya tidak tayang di hadapan remaja.
Google menyebut mulai meluncurkan perubahan ini di Eropa dan akhirnya mencakup seluruh dunia pada tahun lalu. Sekarang, pihaknya juga melarang penayangan iklan aplikasi kencan, kontes, dan undian, serta produk penurun berat badan kepada pengguna di bawah 18 tahun.
Baca halaman berikutnya, Google sediakan Pusat Iklan
<!--more-->
Pusat Iklan
Pada Oktober lalu, Google meluncurkan Pusat Iklan untuk membantu orang-orang mengontrol jenis iklan yang mereka lihat di Google Search, YouTube, dan Discover. Alat ini memungkinkan pengguna membatasi iklan berkategori sensitif dan mencari tahu lebih lanjut tentang informasi yang digunakan untuk mempersonalisasi iklan untuk mereka.
Dalam tiga bulan pertama sejak peluncurannya, perusahaan mencatat lebih dari 70 juta kunjungan ke Pusat Iklan secara global. Lebih dari 20 persen kunjungan itu, orang menyesuaikan preferensi iklan mereka.
Google juga berinvestasi besar untuk menyediakan informasi yang bermanfaat tentang pengiklan kepada pengguna. Pada 2021 di Amerika Serikat, perusahaan meluncurkan halaman pengiklan yang berisi informasi dasar tentang pengiklan yang telah diverifikasi, misalnya lokasi, jenis bisnis, dan iklan lain mereka. Pada 2022, Google memperluas cakupan program ini ke seluruh dunia.
Pada 29 Maret 2023, Google mengumumkan peluncuran alat transparansi baru bernama Pusat Transparansi Iklan, semacam katalog yang mencatat para pengiklan terverifikasi dari seluruh platformnya, termasuk Search, Display, dan YouTube. "Di sini pengguna dapat mencari pengiklan tertentu dan melihat informasi mereka di halaman pengiklan tersebut."