TEMPO Interaktif, Paris: The World Digital Library (http://www.wdl.org), sebuah situs web yang menawarkan akses gratis untuk melihat koleksi buku, peta, manuskrip, film maupun foto-foto langka dari seluruh dunia, akan diluncurkan Selasa esok di kantor pusat UN Educational, Scientific and Cultural Organization di Paris, Perancis.
Perpustakaan digital dunia ini memuat konten tak ternilai, dari zaman Cina kuno, kaligrafi Persia hingga masa awal fotografi Amerika Latin. Ini adalah perpustakaan digital dunia terbesar ketiga, setelah Google Book Search dan proyek baru Uni Eropa, Europeana.
Situs web yang dilengkapi gambar dan konten perpustakaan serta arsip dari seluruh dunia, ini diluncurkan dengan tujuan mengurangi perbedaan kaya dan miskin, memperluas konten "non-Barat" di web, mempromosikan pemahaman lebih baik diantara budaya-budaya, serta menyediakan sumber pengajaran global.
Situs yang diluncurkan badan dunia untuk pendidikan (UNESCO) bersama 32 lembaga mitra ini digagas oleh James Billington, pimpinan The Library of Congress, perpustakaan terbesar dunia. World Digital Library akan tersedia dalam tujuh bahasa inti, Arab, Cina, Inggris, Perancis, Portugis, Rusia dan Spanyol serta tambahan materi dalam bahasa lain.
Perpustakaan dan lembaga-lembaga budaya dari Brazil, Inggris, Cina, Mesir, Perancis, Jepang, Rusia, Arab Saudi dan Amerika Serikat telah berkontribusi mengisi konten di situs ini. Billington, yang telah meluncurkan prototipe situs ini di www.worlddigitallibrary.org pada tahun 2007 lalu, akan meluncurkan situs tersebut bersama Direktur Umum UNESCO, Koichiro Matsuura.
Keduanya berharap dapat membangun kemitraan dengan 60 negara hingga akhir tahun ini. Antara lain dengan Maroko, Uganda, Meksiko dan Slovakia yang sudah mendaftar untuk bekerja sama dengan proyek perpustakaan dunia ini.
Dimas/AFP
Perpustakaan digital dunia ini memuat konten tak ternilai, dari zaman Cina kuno, kaligrafi Persia hingga masa awal fotografi Amerika Latin. Ini adalah perpustakaan digital dunia terbesar ketiga, setelah Google Book Search dan proyek baru Uni Eropa, Europeana.
Situs web yang dilengkapi gambar dan konten perpustakaan serta arsip dari seluruh dunia, ini diluncurkan dengan tujuan mengurangi perbedaan kaya dan miskin, memperluas konten "non-Barat" di web, mempromosikan pemahaman lebih baik diantara budaya-budaya, serta menyediakan sumber pengajaran global.
Situs yang diluncurkan badan dunia untuk pendidikan (UNESCO) bersama 32 lembaga mitra ini digagas oleh James Billington, pimpinan The Library of Congress, perpustakaan terbesar dunia. World Digital Library akan tersedia dalam tujuh bahasa inti, Arab, Cina, Inggris, Perancis, Portugis, Rusia dan Spanyol serta tambahan materi dalam bahasa lain.
Perpustakaan dan lembaga-lembaga budaya dari Brazil, Inggris, Cina, Mesir, Perancis, Jepang, Rusia, Arab Saudi dan Amerika Serikat telah berkontribusi mengisi konten di situs ini. Billington, yang telah meluncurkan prototipe situs ini di www.worlddigitallibrary.org pada tahun 2007 lalu, akan meluncurkan situs tersebut bersama Direktur Umum UNESCO, Koichiro Matsuura.
Keduanya berharap dapat membangun kemitraan dengan 60 negara hingga akhir tahun ini. Antara lain dengan Maroko, Uganda, Meksiko dan Slovakia yang sudah mendaftar untuk bekerja sama dengan proyek perpustakaan dunia ini.
Dimas/AFP
