TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung menetapkan besaran tarif uang kuliah tunggal (UKT) menjadi delapan kelompok. UKT minimal Rp 500 ribu dan maksimal hingga Rp 7 juta lebih. Ketentuan UKT itu berlaku bagi calon mahasiswa baru program sarjana dari dua jalur, yaitu Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) pada tahun akademik 2023/2024. Pengecualian bagi pemegang Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K).

Kewajiban membayar UKT bagi calon mahasiswa baru itu tertuang dalam Peraturan Rektor UPI. Waktu pembayaran bagi yang telah lolos SNBP, dilakukan mulai 19 April hingga 29 Mei 2023. UPI menerima 3.374 calon mahasiswa dari jalur SNBP.

“Calon mahasiswa yang tidak melengkapi biodata dan mengunggah surat pernyataan sampai batas waktu yang telah ditentukan dianggap mengundurkan diri,” kata Kepala Humas UPI Deni Darmawan akhir Maret lalu.

Selain mengunggah berkas persyaratan, calon mahasiswa baru non KIP-K diwajibkan membayar UKT. Dari laman resmi UPI Bandung, kelompok pertama dan kedua sama rata di semua fakultas dan program studi, yaitu Rp 500 ribu dan Rp 1 juta. Pada kelompok ketiga, mulai ada variasi besaran UKT yaitu dari Rp 3 juta hingga 4,7 juta.

UKT tertinggi pada kelompok ketiga hingga delapan yaitu pada Departemen Pendidikan IPA (International Program On Science Education).

Kemudian pada kelompok empat, mulai dari hampir Rp 3,7 juta hingga Rp 5,6 juta. Kelompok lima dari Rp 4,1 juta sampai Rp 5,6 juta. Kelompok enam antara Rp 4,9 juta hingga Rp 7,5 juta. Lalu kelompok tujuh, dari Rp 5,3 sampai Rp 7,7 juta, dan kelompok terakhir, mulai Rp 5,6 hingga Rp 8,1 juta.

Saat ini jalur kedua penerimaan yaitu SNBT sedang dalam persiapan ujian tulis yang rencananya akan digelar dua gelombang sejak 8 Mei 2023. Sementara itu UPI sejauh ini belum membuka informasi soal pembukaan jalur ketiga yaitu Seleksi Mandiri pun jalur Prestasi Istimewa. Rencananya UPI akan menampung 5.096 peserta yang lolos SNBT, dan 2.853 orang dari jalur lainnya.

Pilihan Editor: Cerita Siswa SMK RUS Kudus di Hannover Messe 2023: dari Grogi hingga Banjir Pujian