Dr Panayiotis Zavos mengatakan kepada koran Inggris Independent meskipun berhasil mengkloning belum ada satu pun dari perempuan tersebut hamil. Bayi pertama dari hasil pengkloningan kemungkinan akan lahir dalam dua tahun mendatang.
“Tidak diragukan lagi...pengkloningan anak akan segera berhasil. Saya tidak percaya ini tidak mungkin terjadi,” kata Zavos.
“Jika kami mengintensifkan kerja kami kami bisa mengkloning seorang bayi dalam dua tahun namun saya tidak bisa tahu apakah bisa mengintensifkan hal tersebut.”
Apa yang dilakukan Dr Zavos dikecam sebagian besar ahli kesuburan, yang mempertanyakan apakah teknik yang dipakainya terkait etika, aman.
Meskipun ilmuwan lainnya telah menciptakan embrio manusia dari hasil pengkloningan dalam tabung tes ke dalam ekstrak sel batang (stem cells) untuk diteliti, namun Zavos telah membuka tabu dengan menempatkan embrio tersebut ke dalam rahim perempuan.
Menurutnya dia juga telah berhasil memproduksi pengklonngan embrio tiga orang yang telah mati, termasuk seorang gadis berusia 10 than bernama Cady yang tewas dalam tabrakan mobil di Amerika Serikat. Sel darah Cady dibekukan dan dikirimkan kepada Zavos.
Zavos, seorang dokter AS naturalisasi Siprus, diyakini telah melakukan serangkaian penelitiannya di sebuah laboratorium rahasia di suatu tempat di Timur Tengah untuk lolos dari larangan kloning yang telah diterapkan di AS.
AP | BAGUS WIJANARKO