Pengamatan Gerhana Bulan di Planetarium Jakarta Difasilitasi untuk Menginap

Jumat, 5 Mei 2023 22:21 WIB

Walaupun cuaca mendung, Planetarium tetap mempersiapkan lima buah teleskop untuk pengamatan gerhana bulan penumbra di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, 5 Mei 2023. Foto: Maria Fransisca Lahur

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamatan gerhana bulan penumbra di kompleks Taman Ismail Marzuki yang dilakukan oleh Planetarium dan Observatorium Jakarta, 5 Mei 2023, agak terganggu cuaca hujan rintik dan mendung. Walau demikian, penyelenggara tetap optimistis cuaca akan membaik.

Sesuai dengan agenda awal, rangkaian acara terdiri dari dua sesi. Pertama diskusi didampingi oleh narasumber Widya Sawitar, astronom HAI, dan moderator Jihan Nabilah, anggota Forum Pelajar Astronomi pada pukul 20.00-22.00 WIB di Lobby Teater Besar.

Kemudian, acara dilanjutkan dengan sesi pengamatan pada pukul 22.14-23.59 WIB di Plaza Teater Jakarta.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bidang Tanda Waktu menjelaskan gerhana bulan penumbra terjadi pada Jumat pukul 22.12.09 WIB. Puncak gerhana saat sudah berganti hari, 6 Mei 2023, pukul 00.22.52 WIB dan berakhir pukul 02.33.36.

Untuk Indonesia bagian tengah dan timur juga dapat mengamati fenomena alam ini dengan waktu yang ditambah 1-2 jam. Durasi gerhana berlangsung selama 4 jam 21 menit 28 detik.

Advertising
Advertising

Mengingat waktu larut malam, penyelenggaraan mempersilakan peserta untuk menginap. "Tengah malam susah cari kendaraan pulang, kami fasilitasi sampai besok pagi walau sederhana. Kami akan dampingi dan memberi pelayanan yang maksimal," kata Eko Wahyu Wibowo, Kasubag TU UP PKJ TIM, dalam sambutan pembuka acara.

Planetarium menargetkan 200 peserta tertarik dengan pengamatan fenomena alam ini. "Kalau ini cerah yang datang lebih banyak. Yang daftar 368 orang dengan yang akan menginap sebanyak 135 orang," jelasnya. Namun karena cuaca kurang mendukung, terlihat baru sekitar 80 orang telah hadir.

Seorang staf Planetarium menyebutkan peserta dipersilakan membawa peralatan tidur sendiri dan akan disediakan karpet untuk tidur di lobby teater kecil. Panitia menyediakan lima teleskop untuk pengamatan umum dan sebuah untuk observasi.

Gerhana bulan adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dari dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi saat fase bulan purnama atau bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya.

Gerhana bulan penumbra terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar. Hal ini membuat Bulan hanya masuk ke bayangan penumbra atau bayangan tambahan--bukan bayangan inti--dari Bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat lebih redup daripada saat purnama.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

5 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

12 jam lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

14 jam lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

15 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

21 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

1 hari lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

2 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

2 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya