Dalam kegiatan yang diikuti para pelajar putri tingkat SMA dari berbagai kota di Pulau Jawa itu, karya berjudul "Rumput Peredam Bising" itu terpilih sebagai juara pertama. Tim yang beranggotakan Shisze, Isabella Kartika, dan Clara itu terinspirasi membuat karya itu setelah membaca buku tentang polusi suara yang menyebutkan kemampuan tanaman dan pohon untuk meredam kebisingan. "Kami memilih rumput karena lebih mudah dibawa," kata Shisze kemarin.
Setelah sepekan, mulut kaleng ditutup dengan karet balon yang sudah pecah, seperti membuat gendang. Pengetesan kemampuan peredaman dilakukan dengan memukul balon penutup kaleng dengan pemukul yang dibuat dari karet penghapus dan sikat gigi bekas. "Suara yang dihasilkan setiap kaleng berbeda," kata Shisze. "Kaleng tanah bersuara tinggi dan nyaring, sedangkan kaleng rumput swiss paling rendah."
Suara yang rendah menunjukkan bahwa rumput Swiss memiliki kemampuan meredam bising terbaik di antara tanah dan rumput gajah mini. "Mungkin karena bentuk rumputnya yang rimbun dan padat," kata Shisze.
Dua kaleng yang ditanami rumput gajah mini hijau dan rumput gajah mini variegata ternyata tak menunjukkan perbedaan tinggi rendah bunyi yang signifikan. "Bentuk rumputnya sama, cuma warnanya yang berbeda sehingga nyaris sama suaranya," dia menambahkan.
Juara kedua diraih oleh siswi dari SMA 99 Jakarta yang membuat mobil baling-baling bertenaga angin yang terinspirasi dari film kartun Doraemon. Sedangkan posisi ketiga direbut siswi dari SMA 3 Yogyakarta yang bermain dengan api yang dihasilkan pembakaran aluminium bekas pembungkus rokok atau cokelat dan serbuk bahan kimia yang digunakan untuk membersihkan lubang tersumbat. "Kandungan hidrogennya membuat api yang dihasilkan berbeda bentuk," kata Mega Nirwana.
TJANDRA DEWI