Memahami Siklus Musim Kemarau, Bisa Berbeda Tiap Wilayah

Reporter

Yolanda Agne

Editor

Dwi Arjanto

Rabu, 24 Mei 2023 19:45 WIB

Seorang wanita mengambil air di mata air di area persawahan Desa Weninggalih, Jonggol, Kabupaten Bogor, Ahad, 13 September 2020. Kekeringan berdampak pada 27.439 Kepala Keluarga (KK), yang terdiri dari 85.747 jiwa. ANTARA/Yulius Satria Wijaya

TEMPO.CO, Jakarta - Musim kemarau adalah salah satu periode yang terjadi di Indonesia dan banyak negara tropis lainnya. Ini adalah periode ketika curah hujan sangat rendah atau bahkan tidak ada sama sekali.

Mengutip dari National Geographic kemarau adalah periode cuaca kering yang tidak biasa ketika tidak cukup hujan. Kurangnya curah hujan dapat menyebabkan berbagai masalah bagi masyarakat, termasuk kerusakan tanaman dan kekurangan air bersih. Dampak-dampak ini dapat menyebabkan bencana ekonomi dan sosial, seperti kelaparan, dan konflik atas sumber daya yang tersisa.

Karena dampak kekeringan terlihat secara perlahan dari waktu ke waktu, maka biasanya diremehkan. Namun, kekeringan dapat memberikan dampak yang drastis dan berjangka panjang pada vegetasi, hewan, dan manusia. Kekeringan juga merupakan salah satu bencana yang berhubungan dengan cuaca yang paling merugikan.

Mendefinisikan Kekeringan

Kekeringan adalah fenomena yang rumit, dan sulit untuk didefinisikan. Salah satu kesulitannya adalah kekeringan memiliki arti yang berbeda di berbagai wilayah. Kekeringan didefinisikan tergantung pada jumlah rata-rata curah hujan yang biasa diterima oleh suatu daerah.

Sebagai contoh, di Atlanta, Georgia, curah hujan rata-rata adalah sekitar 127 sentimeter per tahun. Jika curah hujan yang turun jauh lebih sedikit, mungkin akan terjadi kekurangan air dan dapat dinyatakan kekeringan.

Advertising
Advertising

Namun, beberapa daerah gersang, seperti gurun di Barat Daya Amerika, mungkin menerima curah hujan kurang dari sekitar 25 sentimeter per tahun dan itu tidak termasuk kekeringan.

Menentukan awal kekeringan bisa jadi rumit. Tidak seperti banyak bahaya alam yang menimbulkan dampak yang tiba-tiba dan dramatis-seperti gempa bumi, tornado, dan angin topan, mulainya kekeringan dapat terjadi secara bertahap dan tidak kentara.

Diperlukan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun agar dampak dari kurangnya curah hujan dalam jangka panjang dapat terlihat.

Akhir dari kekeringan juga sulit untuk ditentukan. Meskipun satu kali hujan badai akan memberikan bantuan air dalam jangka pendek, mungkin diperlukan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan sebelum tingkat curah hujan kembali normal. Awal dan akhir kekeringan sering kali perlu memerlukan waktu yang lama.

Pilihan editor :

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Berita terkait

Memasuki Musim Kemarau, 8 Tips Membeli AC untuk Mendinginkan Ruangan

9 jam lalu

Memasuki Musim Kemarau, 8 Tips Membeli AC untuk Mendinginkan Ruangan

Saat ini, negara iklim tropis sudah mulai memasuki musim kemarau sehingga tidak sedikit orang membutuh air conditioner atau AC. Simak tipsnya.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

1 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

Memasuki bulan kemarau awal Mei ini, warga di Dusun Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta dikagetkan dengan kemunculan sejumlah monyet ekor panjang

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

3 hari lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

5 hari lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

5 hari lalu

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

Berikut tiga tips yang dapat membantu mengurangi risiko kebakaran rumah dari dampak musim kemarau.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

5 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

Curah Hujan Tinggi Penyebab Longsor di Garut, 3 Orang Tertimbun Ditemukan Meninggal

10 hari lalu

Curah Hujan Tinggi Penyebab Longsor di Garut, 3 Orang Tertimbun Ditemukan Meninggal

Selain korban jiwa, beberapa bangunan dan satu unit fasilitas beribah rusak berat akibat bencana longsor.

Baca Selengkapnya

Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

11 hari lalu

Usai Temukan 3 Korban Tewas Tanah Longsor, Basarnas Imbau Sebagian Warga Garut Mengungsi

Warga yang tinggal di perbukitan dan lereng diminta mengungsi untuk meminimalisir korban bencana tanah longsor sepanjang musim pancaroba saat ini.

Baca Selengkapnya

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

12 hari lalu

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

Sebagian daerah di Pulau Jawa diprediksi akan mulai mengalami musim kemarau pada akhir April 2024

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

14 hari lalu

BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

Saat ini sebagian wilayah Jawa Barat memasuki masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau.

Baca Selengkapnya