Twitter Kompori Kepanikan Flu Babi

Reporter

Editor

Selasa, 28 April 2009 11:35 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Situs sosial terbesar keempat dunia setelah Facebook, MySpace, dan Friendster, yakni Twitter, dinilai mengompori kepanikan flu babi karena menjadi ajang penyebaran informasi menyesatkan.

Dalam Twitter, yang populer di Amerika Serikat itu, informasi tentang flu babi sangat banyak, mencapai dua persen dari seluruh pesan yang dipertukarkan. Tapi, berbeda dengan media resmi yang memiliki standar informasi, dalam Twitter sebagian informasi yang dibagikan tidak hanya membuat panik, tapi juga menyesatkan.

Pesan yang menyesatkan itu, misalnya, bahwa makan daging babi bisa tertular. Atau, yang membuat panik, seperti: Dalam wabah Flu Spanyol 1918-1919, kakek saya bilang jenazah seperti tumpukan kayu.

Berbeda dengan Google, Twitter memang tidak ada mekanisme penyaring informasi. Ini yang membuat Twitter menarik: semua orang memiliki derajat yang sama untuk menyebarkan informasi. Kelemahannya, informasi tidak disaring sama sekali.

Selain itu, informasi dalam Twitter dibatasi 140 karakter dan ini dianggap tidak cukup memberi kedalaman masalah. Semua hanya ringkasan.

"Ini contoh bagus bagaimana (Twitter) bisa bergerak ke arah yang salah," kata Brennon Slattery, penulis di PC World. "Flu babi datang pada saat munculnya revolusi media."

Lihat saja komentar-komentar di Twitter seperti ini:


-- Saya memperhatikan wabah flu babi di amerika dan meksiko dan mungkinkan itu senjata biologi?


-- Dalam wabah Flu Spanyol 1918-1919, kakek saya mengatakan jenazah ditumpuk seperti kayu di kampung halaman kami. FLU BABI = BAHAYA


-- waspadai flu babi!!! (mungkin bisa menjadi wabah dunia) wabah di Meksiko. 62 tewas sampai sekarang!!! Jangan makan babi dari Meksiko!!


CNN/SOFTSAILOR.COM/NURKHOIRI

Berita terkait

Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

22 Februari 2021

Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.

Baca Selengkapnya

Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

11 Juni 2018

Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

31 Mei 2018

Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.

Baca Selengkapnya

Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

24 Januari 2018

Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.

Baca Selengkapnya

Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

27 September 2017

Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.

Baca Selengkapnya

Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

27 Agustus 2017

Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.

Baca Selengkapnya

Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

10 Agustus 2017

Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?

Baca Selengkapnya

Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

10 Agustus 2017

Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?

Baca Selengkapnya

Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

12 Juli 2017

Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality

Baca Selengkapnya

Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

7 Juli 2017

Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.

Baca Selengkapnya