Peneliti BRIN Jelaskan Bertambahnya Titik Panas dan Efek El Nino

Sabtu, 1 Juli 2023 13:56 WIB

Sejumlah bocah bermain di area persawahan yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau di Desa Pajukukang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Minggu, 25 Juni 2023. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan persentase peluang terjadinya fenomena El Nino di Indonesia pada Juni 2023 menguat dari sebelumnya 50-60 persen menjadi 80 persen sehingga pemerintah pusat dan daerah diharapkan segera melakukan upaya antisipatif pada wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan dan dampak lanjutannya. ANTARA FOTO/Arnas Padda

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Didi Satiadi mengatakan titik panas atau hotspot semakin banyak di berbagai wilayah. Titik panas itu dilihat dari pantauan satelit.

“Hotspot terpantau antara lain di di wilayah Pulau Sumatra terutama bagian selatan, Pulau Kalimantan bagian barat, selatan dan timur, Pulau Jawa bagian timur, serta sebagian Pulau Sulawesi, Maluku, NTT dan juga Papua,” katanya lewat WhatsApp pada 1 Juli 2023.

Walaupun hotspot mengindikasikan adanya panas atau api, kata Didi, belum tentu sumbernya berasal dari kebakaran hutan dan lahan. Menurut dia, kemungkinan lain munculnya titik panas karena aktivitas gunung api, flare gas, aktivitas industri, pantulan sinar matahari dan lainnya.

Didi menjelaskan secara umum kondisi angin di wilayah Indonesia saat ini menunjukkan karakteristik angin di musim kemarau. “Namun hal ini bukan berarti tidak dapat terjadi hujan,” jelasnya. Hujan tetap dapat terjadi walaupun frekuensi dan intensitasnya biasanya berkurang, seperti terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.

"Hujan yang turun di berbagai wilayah tersebut berpotensi mengurangi jumlah hotspot dan juga mengurangi polusi udara yang cenderung meningkat di musim kemarau," ujarnya.

Advertising
Advertising

Saat ini wilayah Indonesia juga menghadapi fenomena El Nino yang dapat meningkatkan kondisi kering saat musim kemarau. Didi menjelaskan banyak model memperkirakan menguatnya El Nino dalam beberapa bulan mendatang.

"Demikian pula kondisi IOD (Indian Ocean Dipole) saat ini masih netral, namun cenderung menguat dalam beberapa bulan ke depan. Hampir semua model memprediksi IOD positif dalam beberapa bulan ke depan," ujarnya.

Ia memberi peringatan jika fenomena IOD positif dan El Nino terjadi bersamaan maka efek kering musim kemarau cenderung lebih kuat sehingga perlu diwaspadai, terutama terkait potensi kekeringan dan kebakaran hutan.

Didi juga menjelaskan mengenai suhu permukaan laut (SST) pada Juli-September 2023. Pergeseran kolam panas/pusat konveksi yang terlihat berwarna merah bergerak ke arah timur Samudra Pasifik saat terjadi El Nino dan ke arah barat Samudra Hindia saat terjadi IOD positif. Hal ini, kata dia, berpotensi mengurangi aktivitas konveksi, jumlah uap air, pembentukan awan, dan hujan di wilayah Indonesia.

Namun, Didi mengatakan fenomena perubahan iklim cenderung meningkatkan suhu muka laut di wilayah Indonesia, sehingga berpotensi meningkatkan penguapan yang dapat mengakibatkan pergeseran musim kemarau yang cenderung lebih basah.

“Dengan demikian, kita perlu mewaspadai meningkatnya fenomena El Nino dan IOD positif beberapa bulan ke depan,” jelasnya.


Pilihan Editor: 7 PTS Terbaik di Indonesia Versi QS WUR 2024, Binus dan Telkom University Bersaing

Berita terkait

Libur Cuti Bersama, Simak Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek dari Pagi hingga Malam Ini

56 detik lalu

Libur Cuti Bersama, Simak Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek dari Pagi hingga Malam Ini

Prediksi cuaca BMKG untuk wilayah Jakarta nihil potensi hujan sepanjang hari ini, Jumat 10 Mei 2024. Tapi tidak untuk wilayah sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

9 jam lalu

Peneliti BRIN Sebut Pernyataan Oposisi Ganjar Berpotensi Jadi Arah PDIP, Ini Alasannya

Deklarasi Ganjar menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo bisa jadi merupakan penegasan arah politik PDIP.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

13 jam lalu

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

Suhu panas yang melanda Indonesia diperkirakan terjadi hingga Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Darat Dangkal Terjadi di Sukabumi, Ini Data dan Penjelasan BMKG

14 jam lalu

Gempa Darat Dangkal Terjadi di Sukabumi, Ini Data dan Penjelasan BMKG

Gempa darat menggetarkan wilayah Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat, pada Kamis siang, 9 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

18 jam lalu

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

Tim peneliti di Telkom University mengembangkan sistem perangkat lunak dan alat pencatat meteran air bagi kalangan pelanggan perusahaan air minum.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sebagian Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Badai

20 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sebagian Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Badai

Potensi hujan badai di sejumlah wilayah Indonesia akibat keberadaan tiga sirkulasi siklonik dan bibit siklon tropis 91P.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Prakiraan Cuaca BMKG, Penyakit Ngorok Mematikan, Sekolah Bisnis Terbaik

21 jam lalu

Top 3 Tekno: Prakiraan Cuaca BMKG, Penyakit Ngorok Mematikan, Sekolah Bisnis Terbaik

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Kamis pagi ini, 9 Mei 2024, dimulai dari artikel prakiraan cuaca BMKG kemarin.

Baca Selengkapnya

BMKG: Pulau Jawa Nihil Potensi Cuaca Hujan Lebat Hari Ini

21 jam lalu

BMKG: Pulau Jawa Nihil Potensi Cuaca Hujan Lebat Hari Ini

Tak banyak faktor yang mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia pada hari ini, Kamis 9 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Hujan Berpotensi Kembali Hadir di Jakarta

1 hari lalu

Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Hujan Berpotensi Kembali Hadir di Jakarta

Setelah absen beberapa lama, peringatan dini cuaca kembali diberikan BMKG untuk Jakarta pada hari ini, Kamis 9 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ancam Produksi Beras

1 hari lalu

Cuaca Panas Ancam Produksi Beras

Cuaca panas belakangan ini di satu sisi dapat meningkatkan rendemen padi, tapi di sisi lain berpotensi membuat gagal tanam dan gagal panen.

Baca Selengkapnya