Seribu Ahli Kumpul di Manado Omongin Laut

Reporter

Editor

Selasa, 12 Mei 2009 12:32 WIB

-

TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitarseribu ahli dalam dan luar negeri menjadi peserta International Ocean Science, Technology, and Policy Symposium 2009. Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi membuka simposium yang berlangsung Selasa (12/5) hingga 14 Mei di Manado Convention Center, Kota Manado, Sulawesi Utara.

Gelar acara ilmiah yang menjadi bagian penyelenggaraan World Ocean Conference 2009 menghadirkan 460 pembicara dengan 31 topik tentang kelautan yang berbeda, mulai dari fisik, biologi, teknologi, sosial dan ekonomi. "Tujuan dari simposium ini adalah untuk berbagi informasi di antara para ilmuwan, manajer, praktisi, pengusaha, dan pengambil kebijakan," kata Freddy.

Banyak pihak berharap acara ini menghasilkan temuan dan memberi perspektif baru tentang manfaat laut dan perubahan iklim. Menurut Freddy, hasil simposium akan jadi bahan masukan bagi pemimpin dan tokoh terkemuka d dunia yang menghadiri WOC 2009. '09. Freddy berharap hasil simposium berguna dan berdampak bagi keberlangsungan ekosistem laut.

Emil Salim, pakar lingkungan kelautan, memberikan pengantar simposium. Dia memaparkan studi terbaru Asian Development Bank tentang dampak perubahan iklim bagi kawasan Asia Tenggara.

Menurut dia, ada interaksi antara tiga faktor, yaitu atmosfer, sirkulasi laut dan efek hidrologi. Dinamika diantara tiga faktor itu menghasilkan el nino, el nina dan bentuk perubahan iklim lainnya, khususnya di Samudra Pasifik dan Samudra India. "Kita butuh sains dan teknologi untuk memahaminya," kata Emil yang menjadi Ketua Delegasi Indonesia pada Conference of Parties atau KTT PBB tentang Perubahan Iklim di Bali, Desember 2007.

Emil menjelaskan, harus ada keseimbangan antara ekonomi, sosial dan lingkungan. Paradigma antroposentrisme selama ini telah menghancurkan lingkungan dan menyebabkan terjadi pencemaran serta kerusakan alam lainnya.

"Kita harus ubah jadi paradigma ekosentrisme yang menjaga keseimbangan antara aktivitas manusia dan alam," ujarnya. Menurut Emil, kearifan lokal di Tanah Air sudah mengajarkan keseimbangan itu, baik di kebudayaan Minangkabau, Bali, Minahasa, Maluku dan lainnya.

Emil berharap para ilmuwan yang berkumpul di WOC mampu merumuskan perangkat untuk mengetahui peran laut dalam perubahan iklim. Selain itu juga strategi adaptasi dan mitigasi menghadapi dampak negatif fenomena global ini. Indonesia, katanya, memiliki peran penting karena merupakan negara kepulauan, memiliki pantai yang panjang dan ribuan pulau kecil.

UNTUNG WIDYANTO

Advertising
Advertising

Berita terkait

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

25 Februari 2024

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

27 Januari 2024

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

Pakar ilmu pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan, Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Baca Selengkapnya

Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

11 Januari 2024

Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan prioritas KKP tahun ini masih fokus pada pelaksanaan program-program berbasis ekonomi biru.

Baca Selengkapnya

Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

28 November 2023

Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membuka Konferensi Nasional XI Pengelolaan Sumber Daya Laut

Baca Selengkapnya

Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

10 November 2023

Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

Bakal calon presiden Ganjar Pranowo mengkritik sektor maritim tanah air.

Baca Selengkapnya

BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

30 Oktober 2023

BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Ketersediaan data dan informasi yang akurat mengenai laut menjadi salah satu bentuk mitigasi dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

24 Oktober 2023

Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan progran hilirisasi bakal berlanjut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

22 Oktober 2023

Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran atau Unpad mendirikan komunitas Ocean Young Guards.

Baca Selengkapnya

RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

20 Juli 2023

RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

Pemerintah akan menggelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan (Archipelagic and Island States/Ais Forum) pada 10-11 Oktober 2023 di Bali. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Kemenko Marves menyebut, forum tersebut akan menghadirkan delegasi dari 51 negara anggota Ais Forum.

Baca Selengkapnya

Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

23 Juni 2023

Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

Pagar bambu memagari wilayah laut di peraiaran Kabupaten Tangerang. Memanjang hingga berkilo-kilometer. Tidak ada yang tahu siapa yang pasang.

Baca Selengkapnya