Katak Borneo Berkomunikasi Dalam Modulasi Ultrasonik  

Reporter

Editor

Selasa, 12 Mei 2009 14:55 WIB

katak borneo/ucla

TEMPO Interaktif, Jakarta: Seorang peneliti satwa menemukan spesies katak yang mampu berkomunikasi dalam modulasi suara ultrasonik. Katak itu bernama latin Huia cavitympanum, di temukan di Pulau Kalimantan, Indonesia, atau yang sering juga disebut pulau Borneo. Spesies ini bukan spesies baru, namun penemuan atas kemampuan pendengaran spesifik dari katak ini, yang menjadi berita baru dalam riset dunia katak. Melengkapi temuan serupa pada jenis katak Amolops tormutus yang hidup di Cina.

Di dunia, hanya sedikit satwa yang mempunyai kemampuan pendengaran dalam modulasi suara ultrasonik. Beberapa spesies mamalia, seperti kelelawar, paus dan lumba-lumba, memiliki kemampuan komunikasi ultrasonik, namun tak setinggi kemampuan pendengaran dua jenis katak yang ditemukan di Cina dan Kalimantan ini. Gelombang ultrasonik yaitu gelombang suara dengan frekuensi modulasi lebih dari 20 kiloheartz.

Kebanyakan dari 5.000 jenis spesies katak di seluruh dunia, juga binatang lain seperti burung dan reptil, berkomunikasi pada frekuensi 5 - 8 kiloheartz. Manusia dapat menangkap suara dengan frekuensi sampai 20 kiloheartz, dengan ancaman mengalami kerusakan gendang telinga. Rata-rata manusia berkomunikasi pada frekuensi antara 2 - 3 kiloheartz.

Peter Naim, profesor biologi dari Universitas California dan mahasiswanya Victoria Arch, yang melakukan riset ini, masih terus melakukan penelitian, mengapa spesies katak yang hidup ditengah ekosistem sungai yang bising itu, mempunyai kemampuan komunikasi ultrasonik. "Hipotesis kami, katak-katak ini menggunakan komunikasi frekuensi tinggi, untuk melakukan intervensi suara bising di lingkungannya. Kemungkinan juga untuk komunikasi dengan jenis katak yang sama, yang terletak berjauhan," ujar Victoria Arch.

"Sepertinya, ini juga menjadi kiat untuk menarik pasangan dan mendirikan zona batas wilayah hidupnya," ujar Arch. Arch juga menemukan katak Kalimantan ini mempunyai perbedaan fisiologis dengan jenis-jenis katak lain pada umumnya. Gendang pendengaran pada jenis-jenis katak lain, biasanya menempel pada kepala. Sedangkan gendang pendengaran pada katak Kalimantan ini, menempel pada tengkorak, seperti umumnya pada mamalia, yang membentuk ceruk pada tengkorak. Sehingga katak Kalimantan ini, kadang juga dikenal dengan sebutan tambahan berupa cirinya, hole-in-the-head-frog.

Dua bulan lalu, Albert Feng, peneliti dari Universitas Illinois, juga menemukan katak dengan penampakan serupa di Cina, Amolops tormotus, yang mempunyai kemampuan komunikasi ultrasonik serupa, dan telah dipublikasikan di jurnal Nature edisi 16 Maret 2006. Menurut hipotesa peneliti, kemampuan komunikasi ultrasonik pada Amolops tormotus ini sebagai strategi penyesuaian atas lingkungan hidupnya yang berada dibawah air terjun besar, yang setiap saat mengeluarkan suara gemericik air dengan frekuensi tinggi. Sehingga katak ini mengembangkan kemampuan komunikasi ultrasonik untuk menyaingi suara gemuruh air terjun. Kedua jenis katak di Cina dan Kalimantan ini, tampaknya mempunyai ciri-ciri fisiologi gendang suara yang mirip.

Di Cina, para peneliti melakukan ekperimen dengan membawa alat musik ke dekat sungai tempat katak itu hidup, dan memperdengarkan suara dalam frekuensi modulasi ultrasonik ke lingkungan. Dan mereka kemudian menemukan suara respon yang dikeluarkan dari para katak, dan kemudian merekamnya.

Naim dan Arch tengah merencanakan perlakuan serupa pada katak Kalimantan.

SCIENCEDAILY l WAHYUANA


Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya