Peringatan 200 Tahun Alfred Russel Wallace Jadi Forum Pertukaran Riset Keanekaragaman Hayati

Selasa, 15 Agustus 2023 16:59 WIB

Wallacea Week 2017 digelar di Perpustakaan Nasional mulai Senin, 16 Oktober 2017. Kredit: Kistin Septiyani

TEMPO.CO, Makassar - Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan Universitas Hasanuddin memperingati 200 Tahun Alfred Russel Wallace di Kota Makassar- Kabupaten Maros, 13-15 Agustus 2023.

Kegiatan tersebut dibagi beberapa rangkaian, mulai dari menelusuri jejak kaki Alfred Wallace di Maros hingga pameran lukisan dan foto-foto satwa endemik di kawasan Wallacea. “Ini menjadi perayaan ilmiah,” ujar Wakil Rektor IV Universitas Hasanuddin, Adi Maulana, Selasa, 15 Agustus 2023.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini bukanlah semata hanya ada di ruang waktu saja, melainkan juga membayangkan masa depan dalam evolusi dan ilmu hayati, sehingga ada penggabungan pemikiran masa lalu dan yang ada saat ini. Selain itu, menurut Adi, simposium ini juga menjadi forum pertukaran informasi hasil riset bidang biodiversity atau keanekaragaman hayati dan endemisitas di kawasan Wallacea.

Sementara, ketua panitia, Siti Halimah, menambahkan acara ini banyak dihadiri ilmuwan dalam negeri hingga luar negeri, di antaranya peneliti dari Universitas Gajah Mada Pri Utami, Jamaluddin Fitrah Alam dari Universitas Hasanuddin. Dari luar negeri ada Adam Brumm dari Griffith University, David Mitchel dari Australia, dan Matthew Struibig dari Universitas of Kent.

Di samping itu, ucap dia, ada juga sesi diskusi untuk para peserta. Itu dilakukan agar mereka bisa mendalami pemahaman tentang evolusi, keanekaragaman hayati, dan kontribusi Wallace di kawasan Wallacea. “Kami juga mengajak semuanya untuk melakukan penelitian di masa lalu,” tambah Siti.

Advertising
Advertising

Dosen Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM Pri Utami bercerita tentang energi panas bumi yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia untuk mengurangi emisi karbon. Pemerintah sedang berupaya mengejar target energi baru terbarukan sebesar 23 persen tahun 2025. Meskipun tahun 2022, bauran EBT baru mencapai 12,3 persen.

“Sebetulnya banyak alternatif untuk mengejar target itu. Ada energi panas bumi, tenaga surya, angin, dan arus laut,” ucap Pri. “Panas bumi itu investasinya besar.”

Ia mencontohkan untuk mengebor satu sumur saja membutuhkan biaya US$ 10 juta, dan itu belum diketahui, apakah berhasil atau tidak. Namun, jika hal itu berhasil maka lebih unggul ketimbang energi terbarukan lainnya. “Pasokan listriknya kan stabil, tidak memandang apakah cuaca mendung, hujan atau kemarau. Kan alami di bawah tanah,” tambah Pri.

Apalagi, kata dia, energi panas bumi itu tidak mempengaruhi pemanasan global. "Yang mempengaruhi terjadinya pemanasan global adalah gas rumah kaca dari energi fosil. Energi panas bumi hampir enggak ada CO2-nya.”

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

2 hari lalu

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

Cuc Phuong di Veitnam merupakan taman nasional tertua dan terbesar di Vietnam, banyak hal yang ditawarkan kepada wisatawan.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

6 hari lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

7 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Didukung Mahasiswa dari 104 Kampus, KOBI Himpun 11.137 Data Keanekaragaman Hayati Indonesia

9 hari lalu

Didukung Mahasiswa dari 104 Kampus, KOBI Himpun 11.137 Data Keanekaragaman Hayati Indonesia

Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) himpun 11.137 data keanekaragaman hayati Indonesia dengan dukungan mahasiswa dari 104 kampus.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

12 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

22 hari lalu

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

41 hari lalu

Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

Greenpeace menyatakan pembangunan IKN Nusantara mengancam kelestarian 3 satwa yang sudah kritis, yaitu orang utan, bekantan, dan pesut mahakam.

Baca Selengkapnya

Pengamat: IKN Bukan Smart Forest City, tapi Kota dalam Kebun Kayu

44 hari lalu

Pengamat: IKN Bukan Smart Forest City, tapi Kota dalam Kebun Kayu

Pemerintah menyatakan 177 ribu Ha area IKN berupa kawasan lindung, namun menurit peneliti Auriga hanya 42 ribu Ha yang berupa hutan permanen.

Baca Selengkapnya

Siapkan Platform Kolaborasi Biologi Struktur, BRIN Kenalkan Mikroskop Aquilos 2 Cryo-EM

52 hari lalu

Siapkan Platform Kolaborasi Biologi Struktur, BRIN Kenalkan Mikroskop Aquilos 2 Cryo-EM

Platform BRIN ini meliputi keanekaragaman hayati tumbuhan, mikroba dan hewan.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

52 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya