Dosen dan Mahasiswa UI Kenalkan Teknologi Pengolah Limbah Pangan Menjadi Pupuk di Bandung

Senin, 28 Agustus 2023 15:02 WIB

Dosen dan mahasiswa Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia atau SIL UI mengenalkan teknologi pengolah limbah khusus pangan di rumah tangga menjadi pupuk cair di Bandung, 26 Agustus 2023. (Dok.SIL UI)

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen dan mahasiswa Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia atau SIL UI menciptakan teknologi pengolah limbah khusus pangan di rumah tangga menjadi pupuk cair. Mereka mengenalkan pengolahan itu ke warga Bandung yang kini sedang menghadapi kondisi darurat sampah menyusul kebakaran di tempat pembuangan akhir atau TPA sampah di Desa Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat.

“Pupuk cair itu dihasilkan dari pengolahan limbah nasi yang sederhana sekali prosesnya,” kata Dosen SIL UI Sri Setiawati lewat keterangan tertulis, Senin, 28 Agustus 2023.

Pengenalan teknologi dan cara pembuatannya itu berlangsung di Studio Fragmen Project, Dago, kepada kalangan orang tua siswa Semata Art School di Bandung, Sabtu lalu. Edukasi pengolahan limbah pangan rumah tangga itu merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat sivitas akademika SIL UI.

Mereka menekankan pentingnya kesadaran pengelolaan sampah makanan yang dapat dimulai dari rumah tangga. "Kegiatan ini adalah juga bentuk diseminasi teknologi pengolahan limbah pangan rumah tangga terhadap tanaman holtikultura yang kami ciptakan," kata Aryani Zahara, alumnus SIL UI yang juga pencipta teknologi ini.

Pupuk cair yang dihasilkan dari pengolahan limbah organik di rumah tangga itu dinamakan mikroorganisme lokal atau MoL. Berbahan nasi sisa, alat lain yang dibutuhkan adalah besek atau styrofoam, kemudian dua botol ukuran sama yang disarankan memiliki takaran untuk memudahkan pengukuran volume, dan selang. Bahan tambahan lainnya adalah gula pasir dan air cucian beras.

Advertising
Advertising

Langkah pertama, masukkan limbah nasi putih dalam keadaan kering ke dalam besek atau styrofoam. Kemudian letakkan di dalam ruang yang gelap dan simpan hingga 14 hari sampai nasi kering berubah warna menjadi hijau. Setelah itu masukkan limbah nasi ke sebuah botol hingga 200 gram, lalu tambahkan air cucian beras sebanyak 900 mililiter atau ml, serta tiga sendok makan gula pasir. Pada botol kedua cukup isi dengan air sebanyak 900 ml.

Tutup kedua mulut botol sambil dilubangi untuk memasukkan selang hingga ke leher botol tanpa mengenai air. Kemudian simpan botol di tempat gelap selama 14 hari hingga menjadi biang MoL. “Biang MoL yang baik adalah yang tidak berbau dan tidak lagi menghasilkan gas,” kata Aryani. Adapun warnanya coklat kekuningan. Setelah itu pupuk cair bisa digunakan untuk tanaman dengan takaran 1:10 antara MoL dengan air campurannya.


Selalu
update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

8 jam lalu

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), membentuk kelompok tani mahasiswa sebagai ujung tombak masa depan bangsa yang harus memiliki konsen terhadap sektor pertanian.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

18 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

BEM UB Kritik Tanggapan Rektorat Soal Kenaikan UKT: Bantuan Keuangan Bukan Solusi

1 hari lalu

BEM UB Kritik Tanggapan Rektorat Soal Kenaikan UKT: Bantuan Keuangan Bukan Solusi

BEM UB mengkritik tanggapan rektorat yang menyebutkan bantuan keuangan dan pengajuan keringanan adalah solusi atas kenaikan UKT.

Baca Selengkapnya

Vokasi UI Gandeng EVOS Kenalkan Industri eSports kepada Mahasiswanya di Prodi Ini

1 hari lalu

Vokasi UI Gandeng EVOS Kenalkan Industri eSports kepada Mahasiswanya di Prodi Ini

Universitas Indonesia (UI) melalui Program Studi Produksi Media, Program Pendidikan Vokasi, membangun kolaborasi strategis dengan EVOS.

Baca Selengkapnya

Cerita Mahasiswa Undip Ngadu ke Rektor soal UKT hingga Fasilitas Kampus

2 hari lalu

Cerita Mahasiswa Undip Ngadu ke Rektor soal UKT hingga Fasilitas Kampus

Mahasiswa Undip Semarang mengaku telah berdiskusi dan memberikan kritik kepada pihak kampus soal permasalahan Uang Kuliah Tunggal alias UKT.

Baca Selengkapnya

Bahas Tugas KPK di Depan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Nawawi Pomolango Singgung Program Makan Siang Gratis

4 hari lalu

Bahas Tugas KPK di Depan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Nawawi Pomolango Singgung Program Makan Siang Gratis

Pimpinan KPK Nawawi Pomolango menyinggung program makan siang gratis yang digadang-gadang presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

4 hari lalu

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, kembali diminta untuk mengajar program doktor (S3) ilmu hukum di Universitas Jayabaya, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Apakah Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Masih Wajib Bayar UKT? Ini Penjelasannya

4 hari lalu

Apakah Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Masih Wajib Bayar UKT? Ini Penjelasannya

Apakah mahasiswa penerima KIP Kuliah masih harus membayar UKT atau SPP per semester?

Baca Selengkapnya

Protes Perubahan UKT dan IPI 2024, BEM UNS Layangkan 8 Tuntutan ke Rektorat

4 hari lalu

Protes Perubahan UKT dan IPI 2024, BEM UNS Layangkan 8 Tuntutan ke Rektorat

BEM UNS menyampaikan 8 tuntutan terkait kenaikan biaya kuliah.

Baca Selengkapnya

BEM Unri: 150 Mahasiswa Kesulitan Bayar UKT, Gaji Rp 1,8 Juta Dapat UKT Rp 7 Juta

5 hari lalu

BEM Unri: 150 Mahasiswa Kesulitan Bayar UKT, Gaji Rp 1,8 Juta Dapat UKT Rp 7 Juta

Menurut BEM Unri, ada sekitar 150 mahasiswa dan calon mahasiswa baru yang kesulitan membayar UKT.

Baca Selengkapnya