Mengenal Apa itu Hujan Buatan dan Manfaatnya Bagi Udara Jakarta

Reporter

Andika Dwi

Editor

Devy Ernis

Selasa, 29 Agustus 2023 15:57 WIB

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama sejumlah instansi terkait membuat teknologi modifikasi cuaca atau hujan buatan di Jakarta dan sekitarnya guna mengurangi polusi udara pada 26-28 Agustus 2023.

“Prediksi terbaru BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), ada peluang awan tumbuh pada 26-28 Agustus mendatang. Kami standby,” ucap Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) BRIN Budi Harsoyo melalui pesan singkat, Kamis, 24 Agustus 2023.

Apa itu Hujan Buatan?


Dikutip dari Jurnal Teknik Informatika (2017), hujan buatan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan yang turun secara alami dengan mengubah metode fisika di dalam awan. Metode fisika yang dimaksud meliputi proses tumbukan dan penggabungan (collision and coalescence), serta pembentukan es (ice nucleation).

Sehingga hujan buatan sesungguhnya tidak menciptakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada (hujan). Untuk melakukan usaha hujan buatan, diperlukan awan dengan kandungan air yang cukup agar terjadi hujan hingga menyentuh tanah. Bahan-bahan yang digukan dalam proses menghasilkan hujan buatan dinamakan bahan semai.

Manfaat Hujan Buatan


Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) BRIN Tri Handoko Seto menguraikan manfaat hujan buatan untuk tujuan mitigasi bencana yang diakibatkan oleh faktor iklim dan cuaca.

Advertising
Advertising

“Seperti untuk menangani kekeringan, bencana banjir, dan kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan atau karhutla. Selain itu, TMC juga sudah dipercaya dalam pengamanan proyek strategis nasional serta kegiatan penting kenegaraan bersifat nasional dan internasional, baik untuk mengurangi gangguan asap maupun menjaga lokasi kegiatan tidak terkendala cuaca ekstrem,” kata Seto, dikutip dari situs BPPT BRIN, Selasa, 29 Agustus 2023.

Beberapa kegiatan kenegaraan yang melibatkan operasi TMC, di antaranya:

- Sea Games 2011 di Sumatera Selatan dalam usaha pengamanan untuk mengurangi curah hujan.

- Pekan Olahraga Nasional (PON) 2013 di Riau yang terganggu kabut asap di areal lapangan olah raga.

- Islamic Solidarity Games 2013 di Sumatera Selatan.

- Redistribusi curah hujan di DKI Jakarta pada 2013 dan 2014.

- Pengurangan curah hujan di kawasan proyek pembangunan jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) pada 2018.

- Asian Games 2018 di Palembang dan Jakarta.

- Annual Meeting IMF-World Bank 2018 di Bali.

Selain itu, hujan buatan biasanya juga digunakan untuk membantu mengisi waduk, danau, irigasi, keperluan penyediaan air bersih, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Sehingga hujan buatan tidak hanya diselenggarakan untuk penanganan bencana hidrometeorologi, tetapi juga fokus untuk mendukung sektor pertanian.

Cara Membuat Hujan Buatan


Dilansir dari Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana (2013), TMC dilakukan melalui aktivitas penyemaian awan (cloud seeding). Sejumlah partikel higroskopik (bersifat menyerap air) yang berfungsi sebagai aerosol dimasukkan ke dalam awan untuk mempercepat proses pembentukan butir air agar hujan lebih cepat terjadi.

Sehingga, menurut peneliti muda Unit Pelaksana Teknis (UPT) Hujan Buatan BPPT Koordinator Lapangan TMC di Provinsi Kalimantan Tengah, Budi Harsoyo, tanpa keberadaan awan, maka tidak ada aktivitas penyemaian awan atau disebut dengan istilah “No Cloud, No Seeding”. Awan yang dimaksud adalah jenis Cumulus (Cu) dengan kandungan uap air tinggi dan secara visual berbentuk seperti kembang kol atau brokoli.

Untuk satu hari operasional hujan buatan membutuhkan dana sekitar Rp113-114 juta, tergantung lokasi dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 36 Tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku Pada BPPT.

MELYNDA DWI PUSPITA

Pilihan Editor: Hampir 70 Persen Sekolah Terapkan Kurikulum Merdeka, Sisanya?

Berita terkait

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

1 jam lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

Peringatan Gelombang Tinggi di Laut Selatan Jawa Hingga Perairan Sulawesi, Kapal Nelayan Harus Waspada

2 jam lalu

Peringatan Gelombang Tinggi di Laut Selatan Jawa Hingga Perairan Sulawesi, Kapal Nelayan Harus Waspada

BMKG mengeluarkan peringatan gelombang tinggi untuk perairan. Pola angin yang memicu ombak tinggi banyak terdeteksi di area Indonesia tengah.

Baca Selengkapnya

BMKG Deteksi Gempa Magnitudo 5,8 di Bolaang Mongondow, Hasil Pergerakan Lempeng Laut Sulawesi

3 jam lalu

BMKG Deteksi Gempa Magnitudo 5,8 di Bolaang Mongondow, Hasil Pergerakan Lempeng Laut Sulawesi

Gempa M5,8 mengguncang Pantai Utara Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, pada Senin pagi, 13 Mei 2024. Tidak ada potensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

3 jam lalu

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

BMKG Yogyakarta memperkirakan cuaca di sebagian wilayah DIY periode 12 - 14 Mei 2024 akan diguyur hujan, meski Mei ini masuk musim kemarau.

Baca Selengkapnya

Definisi PTNBH, Gempa di Balik Banjir Sumbar, dan Daftar Game Mei 2024 Mengisi Top 3 Tekno Terkini

3 jam lalu

Definisi PTNBH, Gempa di Balik Banjir Sumbar, dan Daftar Game Mei 2024 Mengisi Top 3 Tekno Terkini

Konsep kelola PTNBH menjadi artikel terpopuler dalam Top 3 Tekno Berita Terkini, Senin, 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

6 jam lalu

Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

Badai matahari memicu paparan elektromagnetik yang mempengaruhi sejumlah alat komunikasi dan navigasi di bumi. Fenomena langka dari siklus surya.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Jakarta Cerah Hingga Siang, Beberapa Area Bahkan Minim Awan

7 jam lalu

BMKG Prakirakan Jakarta Cerah Hingga Siang, Beberapa Area Bahkan Minim Awan

BMKG memperkirakan Jakarta cerah sepanjang hari ini, Senin, 13 Mei 2024. Tak ada potensi hujan hingga esok dinihari.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Sepekan di Jawa Barat, Ada Tiga Hari dengan Potensi Hujan Besar

8 jam lalu

Prediksi Cuaca Sepekan di Jawa Barat, Ada Tiga Hari dengan Potensi Hujan Besar

BMKG memprediksi potensi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di Jawa Barat bakal berkurang selama sepekan, 13-19 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bukan Cuma Cuaca, Ada Gempa di Balik Bencana Banjir Lahar Sumbar

9 jam lalu

Bukan Cuma Cuaca, Ada Gempa di Balik Bencana Banjir Lahar Sumbar

BMKG menyerukan waspada bencana banjir lahar Gunung Marapi, banjir bandang, dan longsor di Sumbar sampai sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

1 hari lalu

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

Ekspedisi Sesar Baribis akan tersebar ke beberapa titik untuk sosialisasi dan upaya mitigasi bahaya gempa.

Baca Selengkapnya