Inovasi Alat Buatan Mahasiswa ITS ini Bisa Monitor dan Filter Udara

Reporter

Antara

Jumat, 15 September 2023 11:42 WIB

Mahasiswa ITS yang mengembangkan alat deteksi udara untuk "melawan" polusi. (ANTARA/HO-Humas ITS)

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah perbincangan ramainya polusi udara di berbagai kota Indonesia, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS memperkenalkan inovasi alat pendeteksi udara. Alat buatan mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi Fakultas Vokasi ITS Muhammad Zanuar itu mampu memonitor dan memfilter udara dengan sensor canggih untuk "melawan" polusi sehingga dapat mengurangi risiko kesehatan.

"Alat pendeteksi udara ini dikembangkan sebagai bentuk pengabdian ke desa saya di kawasan industri, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik karena memiliki tingkat polusi yang cukup tinggi," kata Zanuar dikutip dari laman ITS, Rabu, 13 September 2023.

Zanuar pun mengajak sembilan temannya untuk membuat alat yang bisa memonitor dan memfilter udara demi 'melawan' polusi.

Cara kerja alat

Zanuar menjelaskan alat tersebut dapar mendeteksi konsentrasi partikel dan kandungan gas di udara saat dinyalakan melalui sensor yang dimilikinya. Selanjutnya diproses oleh alat kontrol dan ditampilkan melalui display serta diunggah ke cloud situs web.

"Ketika pembacaan konsentrasi partikel udara dalam ruangan tinggi, maka filtrasi udara akan aktif," kata Zanuar.

Filtrasi merupakan proses penyaringan udara dari partikel berbahaya. Sebab, menurut Zanuar, udara yang tidak bagus, seperti dari emisi gas melalui cerobong ke udara dapat menyebabkan tingkat penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).

Advertising
Advertising

"Sangat disayangkan jika tidak ada instrumen alat ukur dan ketegasan kebijakan dari pemerintah untuk mengatasi isu lingkungan dan kesehatan," kata Zanuar.

Zanuar menyebut di Kecamatan Manyar, tabel Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) bernilai 144 atau tergolong dalam kategori tidak sehat. Acuannya menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yiatu kategori rendah dengan rentang nilai 1-50, sedang nilai 51-100, tidak sehat bernilai 101-200, sangat tidak sehat bernilai 201-300 dan berbahaya bernilai 300 ke atas.

Menurut Zanuar, kondisi udara dapat berubah-ubah setiap waktu sehingga saat di aplikasi nantinya akan ada tindakan preventif yang disarankan. "Menyesuaikan nilai konsentrasi udaranya, nanti disarankan tidak beraktivitas di luar ruangan hingga memakai masker saat ke luar rumah," ujarnya.

Zanuar menjelaskan purwarupa alat pemantau kualitas udara ini sudah beberapa kali dilombakan dan meraih juara. Ajang yang diikuti antara lain Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Gresik Inovasi dan Workshop Festival (Ginofest), serta Pemuda Pelopor Kabupaten Gresik.

Untuk mengoptimalkan penggunana alat ini, Zanuar dan timnya berkolaborasi dengan karang taruna dan warga sekitar untuk membangun kesadaran menjaga lingkungan. "Hal itu dilakukan melalui beberapa kegiatan lingkungan yang dapat dilakukan dalam penanganan polusi udara, antara lain regulasi kebijakan, inovasi instrumentasi, edukasi, dan sosialisasi lingkungan serta penanaman pohon yang membuahkan respons positif di mata pemangku kebijakan dalam menanggapi aksi tersebut," kata dia.

Pilihan Editor: Tim Anargya ITS Raih 2 Penghargaan Sekaligus di Jepang

Berita terkait

BEM UB Kritik Tanggapan Rektorat Soal Kenaikan UKT: Bantuan Keuangan Bukan Solusi

15 jam lalu

BEM UB Kritik Tanggapan Rektorat Soal Kenaikan UKT: Bantuan Keuangan Bukan Solusi

BEM UB mengkritik tanggapan rektorat yang menyebutkan bantuan keuangan dan pengajuan keringanan adalah solusi atas kenaikan UKT.

Baca Selengkapnya

ITS Luncurkan Jurusan S1 Bisnis Digital, Simak Cara Daftarnya

1 hari lalu

ITS Luncurkan Jurusan S1 Bisnis Digital, Simak Cara Daftarnya

Prodi Bisnis Digital ITS bertujuan untuk mendorong para mahasiswa menjadi adaptif dan progresif pada perkembangan bisnis.

Baca Selengkapnya

Cerita Mahasiswa Undip Ngadu ke Rektor soal UKT hingga Fasilitas Kampus

1 hari lalu

Cerita Mahasiswa Undip Ngadu ke Rektor soal UKT hingga Fasilitas Kampus

Mahasiswa Undip Semarang mengaku telah berdiskusi dan memberikan kritik kepada pihak kampus soal permasalahan Uang Kuliah Tunggal alias UKT.

Baca Selengkapnya

Bahas Tugas KPK di Depan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Nawawi Pomolango Singgung Program Makan Siang Gratis

3 hari lalu

Bahas Tugas KPK di Depan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Nawawi Pomolango Singgung Program Makan Siang Gratis

Pimpinan KPK Nawawi Pomolango menyinggung program makan siang gratis yang digadang-gadang presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

3 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melakukan kampanye edukasi dengan tema 'Udara Bersih Untuk Jakarta', di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pandawa Tanah Tinggi.

Baca Selengkapnya

Apakah Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Masih Wajib Bayar UKT? Ini Penjelasannya

4 hari lalu

Apakah Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Masih Wajib Bayar UKT? Ini Penjelasannya

Apakah mahasiswa penerima KIP Kuliah masih harus membayar UKT atau SPP per semester?

Baca Selengkapnya

Protes Perubahan UKT dan IPI 2024, BEM UNS Layangkan 8 Tuntutan ke Rektorat

4 hari lalu

Protes Perubahan UKT dan IPI 2024, BEM UNS Layangkan 8 Tuntutan ke Rektorat

BEM UNS menyampaikan 8 tuntutan terkait kenaikan biaya kuliah.

Baca Selengkapnya

BEM Unri: 150 Mahasiswa Kesulitan Bayar UKT, Gaji Rp 1,8 Juta Dapat UKT Rp 7 Juta

4 hari lalu

BEM Unri: 150 Mahasiswa Kesulitan Bayar UKT, Gaji Rp 1,8 Juta Dapat UKT Rp 7 Juta

Menurut BEM Unri, ada sekitar 150 mahasiswa dan calon mahasiswa baru yang kesulitan membayar UKT.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Angkat Kartu Hitam untuk Rektor Ari Kuncoro di Sidang Terbuka LPJ 2024

4 hari lalu

Mahasiswa UI Angkat Kartu Hitam untuk Rektor Ari Kuncoro di Sidang Terbuka LPJ 2024

Aliansi BEM se-UI mengangkat kartu hitam dalam sidang terbuka LPJ Rektor UI, Ari Kuncoro pada Senin, 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kisruh UKT Mahal, Dirjen Diktiristek Sebut Tidak Ada Kenaikan UKT

5 hari lalu

Kisruh UKT Mahal, Dirjen Diktiristek Sebut Tidak Ada Kenaikan UKT

Kemendikbudristek menegaskan tidak ada kenaikan uang kuliah tunggal (UKT), melainkan penambahan kelompok tarif dan rekonfigurasi kelas UKT.

Baca Selengkapnya