Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kamis, 21 September 2023 16:36 WIB

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)

TEMPO.CO, Jakarta - Tahun ini Indonesia melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bertindak sebagai tuan rumah penyelenggaraan Asia-Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF) ke-29, bekerja sama dengan Pemerintah Jepang melalui Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) dan Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT). APRSAF merupakan forum tahunan keantariksaan yang dihadiri oleh seluruh negara di Asia Pasifik.

Kegiatan yang merupakan rangkaian dari Indonesia Research and Innovation atau InaRI Expo 2023 ini mengangkat tema "Accelerating Space Economies through Regional Partnership", dan diselenggarakan pada 17-23 September 2023. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kerja sama dan kolaborasi antara negara-negara di wilayah Asia Pasifik dalam bidang keantariksaan.

Selain itu juga menjadi ajang dalam mempromosikan kegiatan keantariksaan antar negara Asia Pasifik, dan membangun kerja sama yang kuat antar pemangku kepentingan, baik pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat luas. Forum tahunan keantariksaan ini dihadiri oleh seluruh negara di Asia Pasifik dari berbagai kalangan, seperti pemerintah, industri/swasta, akademisi, organisasi penelitian, dan individu.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan, teknologi keantariksaan telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan, di antaranya di bidang telekomunikasi, penginderaan jauh, dan penelitian.

"Space economy dan teknologi keantariksaan ke depan diestimasi akan menjadi teknologi kunci masa depan dan berkontribusi terhadap pencapaian pembangunan berkelanjutan, salah satunya, melalui kontribusi terhadap penciptaan pendapatan nasional, peningkatan kesejahteraan masyarakat, tenaga kerja, efisiensi, peningkatan kualitas lingkungan, dan sebagainya,” kata Handoko lewat rilis Rabu, 20 September 2023.

Handoko mendorong seluruh pelaku antariksa yang hadir memanfaatkan momen terbaik ini dalam menjalin kerja sama dan membentuk kemitraan regional yang bermanfaat. "Karena antariksa tidak memiliki batasan untuk eksplorasi. Sektor antariksa juga memberikan kemungkinan yang tidak terbatas untuk pembangunan ekonomi," jelasnya.

Selain itu, harus ada kesadaran bahwa percepatan ekonomi keantariksaan membawa bahaya tersendiri yang akan menjadi faktor pembatasnya, yaitu lalu lintas antariksa. Maka kemitraan regional dapat diarahkan untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut. Pengelolaan lalu lintas antariksa juga bisa menjadi industri tersendiri karena permintaannya yang sangat tinggi.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

6 jam lalu

Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

Tim peneliti di Telkom University mengembangkan sistem perangkat lunak dan alat pencatat meteran air bagi kalangan pelanggan perusahaan air minum.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

22 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

2 hari lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

2 hari lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

2 hari lalu

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

Peneliti BRIN Rien Ritawidya mengembangkan studi Lutesium-177-PSMA untuk obat nuklir kanker prostat

Baca Selengkapnya

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

2 hari lalu

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.

Baca Selengkapnya

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

3 hari lalu

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

3 hari lalu

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

3 hari lalu

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

Menurut peneliti BRIN, suhu panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini kategorinya suhu tinggi, bukan gelombang panas atau heatwave.

Baca Selengkapnya

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

3 hari lalu

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

Aastronom BRIN menyebut fenomena adanya bintang jatuh di Yogyakarta dan sekitarnya itu sebagai meteor sporadis.

Baca Selengkapnya