Iran Luncurkan Satelit Militer Ketiga ke Orbit

Jumat, 29 September 2023 22:18 WIB

Rekaman pemerintah Iran menunjukkan roket Zoljanah melakukan peluncuran uji suborbital pertamanya pada Januari 2021. Iran meluncurkan satelit pencitraan Noor 3 ke orbit pada 27 September 2023 di atas roket yang berbeda, Qasem tiga tahap. (Kredit gambar: Pemerintah Republik Islam Iran)

TEMPO.CO, Jakarta - Iran baru saja mengirimkan satelit militer ketiganya ke orbit pada hari Rabu, 27 September 2023. Pengawal Revolusi Iran, salah satu cabang angkatan bersenjata Iran, meluncurkan pesawat ruang angkasa Noor 3 di atas roket Qasem tiga tahap menurut media pemerintah yang dikutip oleh Space.

Pihak Angkatan Luar Angkasa AS telah mengkatalogkan dua objek yang diduga satelit dan bagian atas roket yang berada pada orbit setinggi 450 km. Satelit pencitraan tersebut telah ditempatkan pada orbit 450 kilometer di atas permukaan Bumi, kata IRNA, mengutip Menteri Komunikasi Isa Zarepour.

Noor 1 dan Noor 2 diluncurkan masing-masing pada April 2020 dan Maret 2022 menggunakan roket Qased. Namun, Noor 1 telah jatuh kembali ke Bumi pada bulan April 2022, tetapi Noor 2 tetap beroperasi. Keberadaannya diduga akan bekerja sama dengan Noor 3.

Pengumuman adanya peluncuran satelit itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan Iran dengan negara-negara Barat. Belum ada pengakuan langsung dari pejabat Barat mengenai peluncuran atau penempatan satelit tersebut ke orbit. Pihak berwenang juga belum merilis gambar peluncuran tersebut.

AS sebelumnya mengklaim bahwa peluncuran satelit Teheran melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Selain itu, AS juga mendesak Iran untuk tidak melakukan aktivitas terkait rudal balistik yang mampu menghasilkan senjata nuklir.

Advertising
Advertising

Ketegangan antara kedua negara mencapai puncaknya setelah mantan Presiden AS Donald Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir pada tahun 2018, dan memulihkan sanksi yang melumpuhkan Iran.

Iran mulai melanggar persyaratan tersebut setahun kemudian, termasuk dengan memperkaya uranium ke tingkat yang lebih tinggi. Saat pembicaraan formal di Wina, pemerintah Iran berusaha memulai kembali perjanjian tersebut gagal pada Agustus 2022.

Namun Teheran telah memperlambat laju pengayaan uranium hingga mendekati tingkat senjata. Hal ini dilaporkan oleh Badan Energi Atom Internasional pada awal bulan ini.

Selain itu, Presiden Iran Ebrahim Raisi juga mengatakan pada bulan ini bahwa hubungan dengan AS dapat berlanjut jika pemerintahan Presiden AS Joe Biden menunjukkan keinginannya untuk kembali ke perjanjian nuklir, dan langkah pertama yang harus diambil adalah pelonggaran sanksi.

Iran memandang tenaga nuklir sebagai salah satu cara untuk menjamin kemandirian energi jangka panjang dan memandang program nuklirnya sebagai penghalang terhadap saingan regionalnya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

5 menit lalu

Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

Tentara Israel baku tembak dengan anggota Hamas di gang-gang sempit di Jabalia pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

9 jam lalu

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

Dari total sumbangan dana USD2.7 miliar (Rp43 triliun) yang dibutuhkan, baru 12 persen yang diterima OCHA untuk mengatasi kelaparan di Sudan.

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

1 hari lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

2 hari lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

2 hari lalu

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

Prabowo mengatakan, pengalamannya di militer tak akan memengaruhi kebijakan di pemerintahan yang bakal dia pimpin.

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

3 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

3 hari lalu

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

Sutradara film Iran Mohammad Rasoulof mengatakan telah meninggalkan Iran setelah dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan keamanan nasional

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

4 hari lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Garda Revolusi: Iran Tak Takut Hancurkan Arogansi Global

4 hari lalu

Garda Revolusi: Iran Tak Takut Hancurkan Arogansi Global

Panglima Garda Revolusi Iran menyatakan Iran tak pernah terhambat dengan sanksi-sanksi Barat.

Baca Selengkapnya

Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Starlink Sebelum Memakainya

5 hari lalu

Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Starlink Sebelum Memakainya

Sebelum menggunakannya, ada baiknya Anda mengetahui kelebihan dan kekurangan Starlink. Salah satu kelebihannya adalah speed tinggi.

Baca Selengkapnya