Hiu Kalabia hingga Pari Manta Banyak Diburu, Disebut Hanya Ada di Papua Barat Daya

Reporter

Antara

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 31 Oktober 2023 14:11 WIB

Foto Manta terlilit tali oleh Wisatawan Papua Diving yang disebarkan kepada pihak konservasi agar diselamatkan. (Foto: Antara/Istimewa)

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya berupaya melindungi lima biota laut langka di wilayahnya, yakni penyu, duyung, lumba-lumba, hiu kalabia, dan pari manta.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan, dan Kelautan Provinsi Papua Barat Daya Absalom Salossa di Sorong, Selasa, 31 Oktober 2023, mengungkapkan bahwa populasi lima biota laut langka itu terancam karena sering menjadi sasaran perburuan.

"Jadi, kalau kita tidak melindungi maka akan punah dan habis, dampaknya adalah nantinya lima biota itu tinggal nama saja," kata Absalom.

Menurut dia, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya telah mengampanyekan upaya pelindungan biota laut langka dan bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah untuk memberikan penyuluhan kepada warga mengenai pentingnya konservasi biota laut.

Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya juga menyiapkan peraturan gubernur tentang perlindungan biota laut langka.

Advertising
Advertising

"Karena di Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah ada Kepmen sehingga kami di provinsi menyosialisasikan regulasi itu sambil menunggu peraturan gubernur yang merupakan turunan dari Kepmen itu untuk memperkuat perlindungan biota laut langka yang dimaksud," ia menjelaskan.

"Kami pastikan tahun depan peraturan gubernur tentang perlindungan biota laut sudah ada," katanya.

Dia menjelaskan pula bahwa masyarakat adat di lima daerah pesisir Papua Barat Daya telah menerapkan hukum adat sasi, yang melarang penangkapan penyu dan biota laut lain yang dilindungi, dalam upaya menjaga kelestarian biota laut.

"Secara adat, aturan perlindungan biota laut jenis langka telah diterapkan secara turun temurun dengan anggapan bahwa hewan laut langka itu hanya ada di perairan Papua Barat Daya sehingga perlu dilindungi," katanya.

Absalom mengemukakan bahwa upaya pelindungan biota laut langka akan mendatangkan manfaat bagi usaha pariwisata, karena keberadaan biota laut langka dapat menarik wisatawan untuk mengunjungi Papua Barat Daya.

"Selain melestarikan biota laut langka, kami juga mengarah kepada upaya menarik wisatawan mancanegara untuk datang ke kawasan Papua Barat Daya," katanya.

Pilihan Editor: Kemendikbud Rilis Drama Audio Misteri untuk Tingkatkan Literasi, Ini Cara Mendengarkannya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

KKP Tetapkan 5,5 Juta Hektar Habitat Penyu Sebagai Kawasan Konservasi

10 hari lalu

KKP Tetapkan 5,5 Juta Hektar Habitat Penyu Sebagai Kawasan Konservasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) telah menetapkan 5,5 juta hektar habitat penyu sebagai kawasan konservasi.

Baca Selengkapnya

Berenang Bersama dengan Lumba-Lumba Liar di Perairan Rockingham Australia

11 hari lalu

Berenang Bersama dengan Lumba-Lumba Liar di Perairan Rockingham Australia

Kalau traveling ke Rockingham, Australia, jangan lewatkan sensasi berenang bersama lumba-lumba liar

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

14 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Sebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri

27 hari lalu

Sebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri

Kapolda Papua Barat mengatakan penyelidikan bentrok Brimob vs TNI AL akan dilakukan secara utuh untuk memperoleh titik terang asal mula kejadian.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI AL dan Brimob Bentrok di Sorong, Ditangani Kesatuan Masing-masing Agar Tidak Keluar Asrama

28 hari lalu

Anggota TNI AL dan Brimob Bentrok di Sorong, Ditangani Kesatuan Masing-masing Agar Tidak Keluar Asrama

Bentrok TNI AL dan Brimob Polri terjadi di Sorong pada siang ini.

Baca Selengkapnya

Pleno Rekapitulasi Suara KPU: Prabowo-Gibran Unggul di Papua Barat Daya

55 hari lalu

Pleno Rekapitulasi Suara KPU: Prabowo-Gibran Unggul di Papua Barat Daya

Prabowo-Gibran unggul di Provinsi Papua Barat. Hal ini dibacakan saat rapat pleno rekapitulasi suara Nasional Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

16 Kampung di Distrik Kokoda Utara Papua Belum Mendapat Akses Air Bersih dan Listrik

57 hari lalu

16 Kampung di Distrik Kokoda Utara Papua Belum Mendapat Akses Air Bersih dan Listrik

Masyarakat Distrik Kokoda Utara meminta pemerintah daerah memperhatikan kebutuhan dasar mereka berupa air bersih dan listrik.

Baca Selengkapnya

TNI Gagalkan Aksi Teror Separatis Terhadap Pekerja Proyek Puskesmas di Kabupaten Maybrat

25 Februari 2024

TNI Gagalkan Aksi Teror Separatis Terhadap Pekerja Proyek Puskesmas di Kabupaten Maybrat

Telah terjadi selama 3 hari berturut-turut hingga puncaknya beradu kontak tembak antara Tim Patroli Pos Ayata TNI dan kelompok separatis KKB OPM.

Baca Selengkapnya

Kasus Serangan Hiu 2023: Tertinggi di Amerika, Korban Tewas Terbanyak di Australia

13 Februari 2024

Kasus Serangan Hiu 2023: Tertinggi di Amerika, Korban Tewas Terbanyak di Australia

Kasus serangan ikan hiu di dunia, dan kematian yang disebabkannya, meningkat pada 2023.

Baca Selengkapnya

Kapuspen Bantah 1 Anggota TNI Meninggal Akibat Tembakan dari TPNPB-OPM

29 Januari 2024

Kapuspen Bantah 1 Anggota TNI Meninggal Akibat Tembakan dari TPNPB-OPM

TNI buka suara soal satu anggotanya yang ditembak mati oleh pasukan TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya