Selain menembus sampai ke Moho dan memetakan berbagai patahan gempa dalam, Satish dan timnya berhasil melakukan konfirmasi atas struktur gunung bawah laut 330 kilometer sebelah barat Bengkulu. Struktur ini pertama kali tampak lewat peta Google Ocean. "Tapi di peta itu masih sangat kasar," kata Yusuf Surachman, "Struktur itu bisa berupa apa saja."
Gunung berapi--diketahui lewat struktur kaldera--itu menjulang dengan ketinggian sekitar 4.620 meter pada kedalaman 5.900 meter. Diameter tempat kaki-kakinya berdiri sedikit di sebelah barat Palung Sunda terukur sekitar 50 kilometer.
Ketinggian gunung bawah laut itu, menurut Satish, jelas melampaui Mont Blanc sebagai puncak tertinggi di Pegunungan Alpen. Di Indonesia, ketinggian itu hanya kalah tipis dari Puncak Jaya Wijaya (puncak tertinggi di Indonesia, 4.884 meter). "Sedangkan diamaternya lebih besar ketimbang Gunung Muria di Jawa Tengah sebagai gunung api raksasa yang hanya 30 kilometer," kata Subaktian menambahkan.
Struktur-struktur itu terpetakan berkat jaringan tiga untai kabel streamer yang digunakan. Cameron Astill, Wakil Presiden Eksekutif untuk kawasan Asia Pasific di CGGVeritas, menegaskan, streamer--dan kapal--dipinjamkan sebagai bagian dari kontribusi perusahaannya dalam pengembangan sains bagi komunitas lokal maupun internasional.
"CGGVeritas dengan bangga telah berpartisipasi pada studi ini untuk mengerti dan memahami dengan baik potensi tsunami seperti yang telah terjadi di Aceh 2004 lalu," katanya mengiringi presentasi Satish, Kamis lalu.
Subaktian Lubis memastikan satu streamer di antaranya yang digunakan yang mencapai 15 kilometer adalah yang terpanjang di dunia sampai sekarang. "Sebagai perbandingan, yang kami punya di Departemen Energi cuma 1,2 kilometer," kata dia, "Kalaupun disambung-sambung dengan yang dimiliki BPPT, panjangnya paling hanya 3,5 kilometer."
WURAGIL