Berbagai Varian Covid-19 Muncul di Banyak Negara, Kemenkes Imbau Segera Vaksinasi Booster

Senin, 11 Desember 2023 20:50 WIB

Ilustrasi Covid-19 varian Pirola. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus infeksi Covid-19 dikabarkan meningkat di beberapa negara di Asean tak terkecuali Indonesia. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, meminta masyarakat segera melakukan vaksinasi Covid-19.

"Kasus Covid-19 dilaporkan kembali meningkat di sejumlah negara di Asean. Rata-rata kasus harian bertambah 35-40 kasus. Sementara, pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit tercatat antara 60-131 orang per 6 Desember 2023," kata Maxi dikutip dari situs resmi Kemenkes, Senin 11 Desember 2023.

Maxi menyebut, kenaikan kasus didominasi oleh subvarian Omicron XBB 1.5, varian ini diduga juga penyebab gelombang infeksi Covid-19 di Eropa dan Amerika Serikat melonjak. Selain varian XBB, pihaknya juga mendeteksi adanya subvarian EG2 dan EG5.

Mengantisipasi lonjakan yang semakin meningkat, Maxi menegaskan supaya masyarakat mau untuk melakukan vaksinasi, baik itu untuk dosis lengkap maupun booster. "Saat ini kami melihat ada kenaikan kasus yang cukup signifikan, diharapkan seluruh masyarakat untuk segera vaksinasi," ucap Maxi.

Maxi mengatakan vaksinasi tidak berbayar alias gratis. Seluruh masyarakat dapat mendapatkan layanan ini di setiap puskesmas dan rumah sakit terdekat di daerah masing-masing. Caranya pun mudah, hanya perlu menunjukan KTP ke petugas vaksinasi.

Advertising
Advertising

Berbeda dengan Maxi, epidemiolog dr. Dicky Budiman mengatakan ada varian baru dari kasus infeksi Covid-19 yang kini melonjak hampir di seluruh negara. Varian itu bernama JN.1. Varian ini bahkan disebut lebih mudah bermutasi dan dapat menembus dinding sel untuk menginfeksi masyarakat.

"JN.1 ini memiliki mutasi yang sangat efektif dan lebih mudah menginfeksi. Dia mudah menempel di sel dan infeksi yang disebabkannya juga lemah terproteksi (dideteksi)," kata Dicky kepada Tempo, siang ini.

Meski JN.1 cukup berbahaya, varian tersebut masih bisa ditangkal dengan vaksinasi booster. "Potensi ditangkal dengan boster ada, tapi masyarakat tetap harus menjaga kesehatannya dengan menerapkan pola 5 M (menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas dan memakai masker)," ujar Dicky yang kini sedang berada di Italia.

Dicky menyampaikan, varian JN.1 yang ditemukan pada kasus Covid-19 di beberapa negara ini memiliki angka reproduksi yang relatif tinggi dibanding subvarian lain dalam satu tahun terakhir. "Angkanya bisa satu koma hingga dua," ucap Dicky.

Ditambah lagi saat ini sudah mulai memasuki masa libur akhir tahun dan perayaan Natal. Secara tidak langsung, Dicky menilai akan ada lonjakan kasus lainnya di momen ini. "Aktivitas liburan akhir tahun nanti diperkirakan ada lonjakan, kami berpesan euforia masyarakat jangan terlalu tinggi dan tetap terapkan protokol kesehatan," kata Dicky.


Selalu
update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

4 jam lalu

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Soroti Pembatalan Kelulusan PPPK 532 Bidan Pendidik oleh Kemenkes

8 jam lalu

Anggota DPR Soroti Pembatalan Kelulusan PPPK 532 Bidan Pendidik oleh Kemenkes

Edy mendesak Kemenkes agar segera turun tangan menangani ratusan bidan pendidik yang kelulusannya dibatalkan.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

1 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

1 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

1 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Penyebab Meningitis pada Anak Sering Sulit Didiagnosis

2 hari lalu

Penyebab Meningitis pada Anak Sering Sulit Didiagnosis

Meningitis sering sulit didiagnosis dan bisa berkembang sangat pesat. Kalau anak-anak tidak tertolong dalam waktu 24 jam bisa meninggal

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

Pakar menyarankan agar vaksinasi tetap dijalankan namun dengan menggunakan jenis lain jika masyarakat ragu pada vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Kesiapan Jasmani sebelum Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah

2 hari lalu

Pentingnya Kesiapan Jasmani sebelum Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah

Jemaah diingatkan pentingnya penyiapan kondisi fisik sebelum berangkat ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji atau umrah.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

3 hari lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

4 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya