ITB Pasang 22 Seismograf untuk Dalami Fenomena Gempa Sumedang

Reporter

Tempo.co

Jumat, 5 Januari 2024 09:59 WIB

Salah satu rumah warga yang rusak berat akibat gempa magnitudo 4,8 di Kampung Cipameungpeuk, Kecamatan Sumedang Selatan, Sumedang, Jawa Barat, Kaler, Sumedang, Jawa Barat, Rabu, 3 Januari 2024. Pemerintah akan mengganti rumah rusak berat senilai Rp 60 juta. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Institut Teknologi Bandung memasang 22 seismograf di sekitar area terjadinya gempa Sumedang. Pemasangan oleh tim Seismologi ITB itu untuk lebih memahami dan meneliti fenomena gempa yang terjadi di Sumedang, Jawa Barat beberapa hari belakangan.

“Tim Seismologi ITB membawa 22 unit seismograf dengan tujuan untuk merekam gempa susulan di Sumedang. Selain itu, tim juga akan melakukan kajian ambient seismic noise tomography untuk mencitrakan profil struktur seismik bawah permukaan yang menjadi sumber kejadian gempa Sumedang,” kata Ketua Tim Seismologi ITB Andri Dian Nugraha dalam keterangan resminya, Kamis, 4 Januari 2024.

Tim Seismologi ITB berasal dari Kelompok Keahlian Geofisika Global Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB dan Pusat Unggulan Ipteks (PUI) Sains dan Teknologi Kegempaan ITB. Tim ini diketuai oleh Andri, dengan anggota dosen Zulfakriza, dua mahasiswa S3 dan dua mahasiswa S1 Program Studi Teknik Geofisika ITB.

Gempa Sumedang terjadi pertama kali dengan magnitudo 4,1 pada Ahad, 31 Desember 2023 pukul 14.35 WIB. Lindu itu memberikan dampak kerusakan pada beberapa bangunan serta rumah tinggal. Bahkan, getaran gempa dirasakan di sejumlah wilayah lainnya di Jawa Barat, seperti Bandung, Subang, Garut, serta Cirebon.

Gempa kedua terjadi saat 15.38 WIB dengan kekuatan M 3,4 serta kedalaman 6 kilometer. Pusat gempanya berada di 1 kilometer Timur Laut Kabupaten Sumedang.

Advertising
Advertising

Sementara itu, gempa ketiga dengan kekuatan yang cukup besar, yakni M 4,8 terjadi pada pukul 20.34 WIB. Pusat gempa berada di darat sekitar 2 kilometer arah Timur Laut Kabupaten Sumedang pada kedalaman 5 kilometer dan tergolong gempa dangkal. Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terpicu oleh adanya pergerakan sesar aktif yang bergerak secara mendatar (strike slip).

Badan Geologi dalam keterangan resminya memperkirakan bahwa keberadaan Sesar Cileunyi -Tanjungsari sebagai penyebab terjadinya rangkaian gempa di Kabupaten Sumedang. Namun untuk memastikan karakteristik dari fenomena gempa Sumedang masih dibutuhkan kajian lanjutan, salah satunya adalah kajian seismologi.

Andri mengatakan tim pun akan meneliti 22 sebaran titik pengamatan seismograf dengan lebih detail. Sebaran titik pengamatan seismograf melingkupi area kejadian gempa di Kabupaten Sumedang.

Perekaman gempa susulan pun akan dilakukan selama 30 hari. Selanjutnya data rekaman gempa susulan akan dianalisis untuk memahami fenomena kejadian gempa Sumedang.

Terkait pemicu gempa, berdasarkan keterangan dari Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGen) pada 2017, terdapat kemenerusan garis Sesar Tampomas dan Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Namun sebaran 9 episentrum gempa berada di antara Sesar Tampomas dan Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Hal ini mengindikasikan bahwa dibutuhkan kajian seismologi secara lebih lanjut dengan merekam gempa susulan melalui jaringan pengamatan seismograf yang lebih rapat.

Selain melakukan pemasangan seismograf, Tim Seismologi ITB melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi dengan perangkat desa yang menjadi lokasi penempatan peralatan seismograf. Hal yang serupa juga pernah dilakukan Tim Seismologi ITB saat gempa Lombok pada 2018, gempa Ambon pada 2019 dan gempa Cianjur pada 2022.

Pilihan Editor: Unpad Donasi RP 250 Juta Bantu Korban Gempa di Sumedang

Berita terkait

Top 3 Tekno: ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor, Peningkatan Google Search, Aktivitas Gunung Slamet

6 jam lalu

Top 3 Tekno: ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor, Peningkatan Google Search, Aktivitas Gunung Slamet

Topik tentang ITB menaikkan biaya pendidikan jenjang S2 dan S3 pada 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Selain UKT S1, ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor

1 hari lalu

Selain UKT S1, ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor

Institut Teknologi Bandung (ITB) menaikkan biaya pendidikan jenjang S2 dan S3 atau magister dan doktoral pada 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah UKT Jenjang Sarjana, Biaya Pendidikan S2 dan S3 di ITB Juga Naik

1 hari lalu

Setelah UKT Jenjang Sarjana, Biaya Pendidikan S2 dan S3 di ITB Juga Naik

Sebelumnya ITB menetapkan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) jenjang S1 atau sarjana pada sebagian mahasiswa baru.

Baca Selengkapnya

Peserta sedang Sakit tapi Tetap Ingin Ujian, Pusat UTBK ITB Syaratkan Surat Dokter

2 hari lalu

Peserta sedang Sakit tapi Tetap Ingin Ujian, Pusat UTBK ITB Syaratkan Surat Dokter

Sejauh ini, sejak UTBK mulai digelar 30 April lalu, ada tiga orang peserta ujian yang datang dalam kondisi sakit. Terkini sakit GERD.

Baca Selengkapnya

Pendaftar UTBK 2024 dI ITB Berkurang, Panitia: Banyak Diterima di Jalur SNBP

2 hari lalu

Pendaftar UTBK 2024 dI ITB Berkurang, Panitia: Banyak Diterima di Jalur SNBP

Pendaftar UTBK SNBT di ITB berkurang pada 2024. Ditengarai karena banyak calon peserta yang sudah diterima di jalur SNBP.

Baca Selengkapnya

ASI Bubuk Tidak Direkomendasikan Dokter Anak, Begini Niat Baik Dibalik Pembuatannya

3 hari lalu

ASI Bubuk Tidak Direkomendasikan Dokter Anak, Begini Niat Baik Dibalik Pembuatannya

Inovasi ASI bubuk oleh mahasiswa ITB dipicu oleh niat menciptakan solusi untuk wanita karier yang kerap kesulitan menyusui.

Baca Selengkapnya

Polemik Kenaikan UKT di Sejumlah PTNBH, Wakil Ketua Komisi X DPR: Tidak Logis dan Tidak Relevan

5 hari lalu

Polemik Kenaikan UKT di Sejumlah PTNBH, Wakil Ketua Komisi X DPR: Tidak Logis dan Tidak Relevan

Polemik kenaikan UKT menuai respons dari berbagai pihak. Wakil Ketua Komisi X DPR menyebut kebaikan tersebut tidak logis dan tidak relevan.

Baca Selengkapnya

5 Fakta ASI Bubuk Tak Direkomendasikan IDAI, Berisiko Terkontaminasi hingga Tidak Direkomendasikan untuk Bayi

6 hari lalu

5 Fakta ASI Bubuk Tak Direkomendasikan IDAI, Berisiko Terkontaminasi hingga Tidak Direkomendasikan untuk Bayi

Proses pengeringan untuk menghilangkan kandungan air, freeze-drying memiliki dampak pada rasa dan kualitas ASI bubuk,

Baca Selengkapnya

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

6 hari lalu

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

Pemugaran situs Candi Parit Duku di Jambi mengungkap lima lapisan tanah purba atau lapisan budaya dalam istilah arkeologi.

Baca Selengkapnya

Hari Lupus Sedunia 10 Mei, Yayasan Syamsi Dhuha Gaet Tim ITB Bikin Komik

8 hari lalu

Hari Lupus Sedunia 10 Mei, Yayasan Syamsi Dhuha Gaet Tim ITB Bikin Komik

Komik tentang lupus untuk anak ini merupakan buku yang kedua. Buku pertama disebutkan diminati pasar global dan telah dialihbahasakan ke 5 bahasa.

Baca Selengkapnya