JN.1 Covid-19 Ditandai Hidung Berair dan Batuk Lama, Jarang Ada Gejala Hilang Penciuman

Jumat, 5 Januari 2024 13:58 WIB

Epidemiolog dr. Dicky Budiman (Dokumen pribadi)

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyampaikan riset terbaru mengenai gejala yang dirasakan pasien Covid-19 subvarian JN.1. Hal yang paling signifikan dari gejalanya adalah tidak banyak lagi pasien yang mengalami hilang indera penciuman.

"Jika pada awal kemunculan Covid-19 banyak yang mengalami gejala hilang penciuman, maka kini ada yang sedikit berbeda di infeksi subvarian JN.1 Covid-19. Sebab pasien yang hilang penciuman sangat jarang, bahkan di bawah 3 persen saja," kata Dicky kepada Tempo pada Jumat, 5 Januari 2024.

Dicky mengatakan, pernyataannya tersebut didasari dari data kasus-kasus terbaru pasien terinfeksi subvarian JN.1 Covid-19 di Eropa, khususnya Inggris. "Di sana yang lebih dominan adalah hidung berair atau ingus, serta batuk yang relatif cukup lama," ujar Dicky.

Selain itu, menurut data yang dimiliki Dicky, ia menilai demam dan meriang sangat jarang pula dirasakan oleh pasien yang terinfeksi subvarian JN.1 Covid-19. Mayoritas pasien yang terinfeksi hanya merasa lelah dan kesulitan tidur, disertai nyeri kepala.

"Nyeri saat menelan juga tidak terlalu dirasakan oleh para pasien, demam juga sangat jarang, serta hilang penciuman juga jarang. Rata-rata hanya tiga persen saja yang merasakan ini. Selebihnya lebih banyak hidung berair atau ingus," ucap Dicky melalui jaringan seluler.

Advertising
Advertising

Perbedaan dari dampak infeksi subvarian JN.1 Covid-19 itu menurut Dicky adalah hal yang wajar dan lumrah. Ia menuturkan bahwa terjadi evolusi dari virus Covid-19, akibatnya cara dan risiko terinfeksinya juga mengalami perubahan pula.

"Terpantau saat ini kalau evolusi dari infeksi Covid-19 memang mengarah ke menengah ringan, untuk stadium akutnya. Namun di sisi lain dalam konteks long-covid juga semakin menguat, terutama pada orang yang memiliki masalah imunitas," kata Dicky.

Walakin terdapat perubahan ke arah menengah ringan terhadap infeksi Covid-19, Dicky menyarankan kepada seluruh masyarakat dan pemerintah terkait supaya tetap menggiatkan capaian vaksinasi.

"Vaksinasi berguna untuk menjaga keberlanjutan proteksi kelompok rawan untuk terhindar dari keparahan long-covid maupun vitalitas infeksinya. Jangan pula terlena dengan perubahan infeksi yang sudah menengah ringan ini," ucap Dicky.

Pilihan Editor: Layanan Digital Terpadu Bakal Hadir di Indonesia, Bernama GovTech

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

1 jam lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

4 jam lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

7 jam lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

4 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

5 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

6 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

6 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

6 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

6 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

6 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya