Sesar Baru Penyebab Gempa Sumedang

Reporter

Novita Andrian

Editor

Dwi Arjanto

Senin, 8 Januari 2024 17:46 WIB

Salah satu rumah warga yang rusak berat akibat gempa magnitudo 4,8 di Kampung Cipameungpeuk, Kecamatan Sumedang Selatan, Sumedang, Jawa Barat, Kaler, Sumedang, Jawa Barat, 3 Januari 2024. Dengan rincian bangunan yang mengalami kerusakan antara lain 303 rumah rusak ringan, 92 rumah rusak sedang, dan 69 rumah rusak berat. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan penemuan baru mengenai segmen Sesar Cipeles yang menjadi pemicu gempa bumi di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat disingkat gempa Sumedang.

Peneliti muda geologi dari Pusat Survei Geologi, Joko Wahyudino, mengindikasikan bahwa Sesar Cipeles muncul di permukaan, memotong lapisan tanah, dan merusak beberapa rumah.

Pada tanggal 31 Desember 2023, Kabupaten Sumedang mengalami serangkaian gempa dengan magnitudo 4,1, 3,4, dan 4,8. Sehari setelahnya, pada 1 Januari 2024, gempa dengan magnitudo 4,5 kembali mengguncang wilayah tersebut. Dampak dari serangkaian gempa selama dua hari ini mencakup kerusakan sekitar 400 rumah dan mengakibatkan sekitar 500 orang mengungsi.

Segmen Sesar Cipeles, yang ditemukan menjadi aktif, terletak di Sungai Cipeles dengan arah patahan barat daya-timur laut, relatif ke arah utara. Pemotretan udara dan pengukuran lapangan telah dilakukan untuk mengidentifikasi struktur geologi yang diakibatkan oleh gempa pada batuan dasar dan permukaan.

Badan Geologi mencatat bahwa kerusakan paling parah dari gempa Sumedang terjadi di Kampung Babakan Hurip, yang dekat dengan Sungai Cipeles. Para penyelidik berhasil menemukan bukti patahan, baik patahan tua maupun muda, yang muncul akibat gempa bumi. Penyelidik Bumi Ahli Muda Pusat Riset Geologi, Sukahar Eka Adi Saputra, menginterpretasikan bahwa segmen patahan tersebut kembali aktif atau mengalami reaktivasi.

Advertising
Advertising

Berdasarkan peta geologi, batuan di pusat gempa bumi umumnya merupakan produk gunung api tua maupun muda. Patahan Cipeles, yang memotong batuan kuarter, menunjukkan bahwa ini adalah sesar aktif. Badan Geologi menyarankan peningkatan upaya mitigasi dan penataan ruang di kawasan rawan bencana gempa bumi, serta perlu menyusun regulasi tingkat daerah mengenai mitigasi gempa bumi.

Bagi masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di kawasan rawan bencana gempa bumi, Badan Geologi menekankan pentingnya mengenali sumber gempa, memahami bahaya, menyiapkan tempat dan pelatihan, merancang evakuasi mandiri, dan mengikuti pengetahuan terkait dengan mitigasi bencana geologi.

ANTARA
Pilihan editor: BMKG Menyimpulkan Sesar Sumedang Penyebab Gempa Merusak 31 Desember 2023

Berita terkait

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

1 hari lalu

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng.

Baca Selengkapnya

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

1 hari lalu

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

Dari analisis BMKG, gempa bumi dengan magnitudo M4.8 di Pacitan akibat deformasi batuan lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

1 hari lalu

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

Pacitan diguncang gempa bumi dengan magnitudo M5,0, Selasa, 7 Mei 2024 pukul 10.34 WIB.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

2 hari lalu

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

2 hari lalu

Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

Top 3 Tekno Berita Terkini Senin pagi ini, 6 Mei 2024, dimulai dari artikel prestasi tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej).

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

3 hari lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

4 hari lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

5 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

7 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

7 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya