Badan Geologi Sebut Longsor Subang Bukan Disebabkan Aktivitas Perusahaan dan Banjir

Reporter

Aminuddin

Editor

Erwin Prima

Jumat, 12 Januari 2024 10:13 WIB

Petugas di lokasi longsor tempat wisata air Cipondok di Desa Pasanggrahan, Kabupaten Subang. (Dok. BPBD)

TEMPO.CO, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap penyebab longsor yang terjadi di Kampung Cipondok, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang, pada Ahad, 7 Januari 2024, sekitar pukul 17.30 WIB. Gerakan tanah yang menyebabkan dua korban meninggal dunia tersebut dipicu curah hujan tinggi.

"Longsor bukan disebabkan aktivitas perusahaan dan juga bukan karena banjir Sungai Cipunegara. Lokasi longsor jaraknya agak jauh 60-100 meter dari Sungai Cipunegara," ujar Plt Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, melalui keterangan tertulis pada Jumat, 12 Januari 2024.

Menurut dia, di lokasi tersebut memang sudah beberapa kali terjadi pergerakan tanah. Kejadian longsor di Cipondok tercatat sudah tiga kali, yakni pada 1970, 1992, dan terakhir pada 2024. "Namun pada kejadian yang sekarang longsornya lebih besar dari sebelumnya," katanya.

Secara morfologi, Cipondok merupakan daerah rawan longsor dan terdapat bekas longsoran lama yang belum turun dengan bentuk tapal kuda. Selain itu, kata dia, di sana merupakan daerah akumulasi air bentuk cekung dengan lereng terjal.

Akibat longsor tersebut, tempat wisata Mata Air Cipondok tertimbun material tanah longsor dan mengakibatkan dua orang meninggal dunia, 11 orang luka-luka, lima warung rusak, sumber air baku PDAM dan PT Tirta Investama (Aqua) rusak berat sehingga membuat pasokan air bersih terganggu. "Ada 132 jiwa mengungsi karena khawatir terjadi perluasan longsor," ujarnya.

Advertising
Advertising

Wafid mengatakan morfologi daerah tersebut merupakan tipe longsoran aliran bahan rombakan berupa lereng bukit terjal dengan perbedaan tinggi mencapai 50 meter dan terdapat alur kecil. Terdapat mata air di bagian bawah lereng tepatnya pada tekuk lereng.

"Kondisi Geologi daerah bencana disusun oleh produk dari hasil gunung api tua berupa breksi, lahar, dan tuff. Pada beberapa tempat terlihat merupakan endapan Sungai Cipunegara berupa kerakal dan boulder. Tanah pelapukan pada lokasi ini sangat tebal," ucap dia.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Pekerja Tambang Timah Ilegal Air Bunut Parit Tiga Bangka Barat Tewas Tertimbun Longsor

3 jam lalu

Pekerja Tambang Timah Ilegal Air Bunut Parit Tiga Bangka Barat Tewas Tertimbun Longsor

Satu pekerja tambang timah yang diduga ilegal meninggal dunia setelah tertimbun tanah longsor.

Baca Selengkapnya

Banjir Setinggi Rumah Tersisa di 5 Kampung di Mahakam Ulu, Banjir Susulan Menerjang

1 hari lalu

Banjir Setinggi Rumah Tersisa di 5 Kampung di Mahakam Ulu, Banjir Susulan Menerjang

Banjir melanda wilayah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, sejak Senin, 13 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Pantauan Aktivitas Vulkanik, Daerah Bahaya Gunung Slamet Diperlebar Satu Kilometer

1 hari lalu

Pantauan Aktivitas Vulkanik, Daerah Bahaya Gunung Slamet Diperlebar Satu Kilometer

Rekomendasi dikeluarkan sekalipun status aktivitas Gunung Slamet tetap pada Level II alias Waspada, tidak berubah sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Pemprov Kaltim Sigap Respon Bencana Banjir Mahulu

1 hari lalu

Pemprov Kaltim Sigap Respon Bencana Banjir Mahulu

Curah hujan yang tinggi membuat Sungai Mahakam menuap. Akibatnya, lima kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur (Kaltim) terendam banjir.

Baca Selengkapnya

Status Aktivitas Vulkanik Gunung Ibu di Maluku Utara Menjadi Awas Hari Ini

1 hari lalu

Status Aktivitas Vulkanik Gunung Ibu di Maluku Utara Menjadi Awas Hari Ini

Belum genap 10 hari lalu status Gunung Ibu dinaikkan ke level Siaga. Masyarakatnya diminta mewaspadai potensi banjir lahar.

Baca Selengkapnya

Cerita Duka Korban Banjir Bandang di Sumbar, Cucu dan 4 Anggota Keluarga Hanyut

2 hari lalu

Cerita Duka Korban Banjir Bandang di Sumbar, Cucu dan 4 Anggota Keluarga Hanyut

Banjir di Kabupaten Agam dan Tanah datar meninggal duka bagi masyarakat Sumatra Barat. 59 orang lebih dinyatakan meninggal dan ada 16 yang masih dalam pencarian.

Baca Selengkapnya

Prabowo Kunjungi Korban Banjir di Sumbar usai Lawatan Luar Negeri

2 hari lalu

Prabowo Kunjungi Korban Banjir di Sumbar usai Lawatan Luar Negeri

Prabowo mengunjungi korban banjir Sumbar seusai lawatannya dari Qatar dan Uni Emirat Arab. Ia menyatakan turut berduka cita atas musibah itu.

Baca Selengkapnya

Gunung Ile Lewotolok Alami Gempa Hembusan 211 Kali, Badan Geologi Imbau Warga Waspada

2 hari lalu

Gunung Ile Lewotolok Alami Gempa Hembusan 211 Kali, Badan Geologi Imbau Warga Waspada

Badan Geologi mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya abu vulkanik Gunung Ile Lewotolok.

Baca Selengkapnya

Ini Arti Galodo, Banjir Bandang dari Gunung Singgalang Sapu Wilayah Berbagai Daerah di Sumbar

2 hari lalu

Ini Arti Galodo, Banjir Bandang dari Gunung Singgalang Sapu Wilayah Berbagai Daerah di Sumbar

Banjir bandang dari Gunung Singgalang menghantam Galudua, Koto Tuo Ampek Koto, Kabupaten Agam, Sumbar. Apa arti galodo bagi suku Minangkabau?

Baca Selengkapnya

5 Tips Bangun Rumah Anti Banjir

2 hari lalu

5 Tips Bangun Rumah Anti Banjir

Banjir adalah bencana yang dapat terjadi di mana saja dan bisa datang tiba-tiba. Simak 5 tips bangun rumah anti banjir

Baca Selengkapnya