Tomahawk, Rudal yang Dipakai AS dan Inggris Serang Houthi di Yaman

Minggu, 14 Januari 2024 10:05 WIB

Gambar konsep Kapal selam kelas Ohio saat meluncurkan rudal Tomahawk Cruise. Kapal selam ini memiliki 4 tabung torpedo 533 mm untuk torpedo Mk.48. Harga per unit sekitar 3,02 miliar dolar AS (Rp 43,7 triliun). Wikipedia/US Navy

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dan Inggris untuk pertama kalinya melancarkan serangan militer di sejumlah wilayah Kelompok Houthi di Yaman, pada Jumat 12 Januari 2024. Serangan yang disokong beberapa negara ini menargetkan beberapa lokasi dengan jet tempur dan rudal Tomahawk yang ditembakkan dari kapal Angkatan Laut Amerika Serikat.

Dalam penyerangan ini, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menegaskan pihaknya tak segan menyerang kelompok pemberontak Syiah Houthi di Yaman. Biden juga mengatakan serangan itu sebagai penggunaan rudal balistik anti-kapal untuk pertama kalinya dalam sejarah.

“Hari ini, atas arahan saya, pasukan militer AS - bersama dengan Inggris dan dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda - berhasil melakukan serangan terhadap sejumlah sasaran di Yaman yang digunakan oleh pemberontak Houthi untuk membahayakan kebebasan navigasi di salah satu jalur air paling penting di dunia,” kata Biden.

Lantas, apa itu rudal Tomahawk yang digunakan saat menggempur lokasi Houthi di Yaman?

Apa Itu Rudal Tomahawk?

Advertising
Advertising

Dikutip dari Britannica, Tomahawk adalah rudal jelajah tanpa awak buatan Amerika Serikat. Tomahawk digunakan untuk menyerang sasaran jarak jauh dengan hulu ledak sebesar 450 kilogram. Tomahawk juga dikenal sebagai peluru kendali subsonik jarak jauh yang cocok untuk segala cuaca dan bisa diluncurkan baik dari kapal perang maupun kapal selam.

Rudal Tomahawk memiliki panjang 5,6 meter dan berat 1.500 kilogram. Rudal ini melaju dengan kecepatan 885 kilometer per jam dengan jangkauan tembak 2.400 kilometer. Tomahawk diluncurkan dari Vertical Launch System dan tabung torpedo kapal selam penyerang. Kemudian digerakkan oleh tenaga propelan selama peluncuran, lalu ditenagai mesin turbofan saat melaju ke daratan.

Tomahawk juga menggunakan sistem navigasi Terrain Contour Matching atau TERCOM dan sistem pemetaan digital Digital Scene Matching Area Correlation (DSMAC). Sistem ini berfungsi untuk mencocokan data penentuan posisi target. Sistem ini juga membuat Tomahawk mampu menghindari radar, serta mengirimkan data pertempuran.

Rudal Tomahawk pertama kali dioperasikan pada 1983. Dikembangkan oleh General Dynamics, lalu dilanjutkan oleh Raytheon. Kala itu, Rudal Tomahawk diproduksi dengan varian rudal serangan darat, anti kapal konvensional (non-nuklir), rudal serangan darat dengan hulu ledak nuklir.

Sejak pembuatannya Tomahawk memiliki banyak varian. Seperti dikutip dari missilethreat.csis.org, di antaranya adalah Versi Blok I yang terdiri dari Tomahawk Land Attack Missile-Nuclear (TLAM-N, TLAM-A, RGM/UGM-109A) dan Tomahawk Anti-Ship Missile (TASM, RGM/UGM-109B).

Lalu, ada Varian Blok II, yakni TLAM-C (RGM/UGM-109C) yang dirancang untuk menyerang target keras, dan TLAM-D (RGM/UGM-109D) untuk target lunak seperti konsentrasi pesawat dan pasukan. Serta Blok III yang mencakup perangkat elektronik baru untuk memungkinkan serangan terkoordinasi.

Dikutip dari situs web RTX, Rudal Tomahawk juga memiliki Versi Block IV Tactical Tomahawk atau TACTOM yang dapat berpindah target saat terbang. Kemudian Blok V dengan daya tahan pakai hingga 15 tahun.

Selanjutnya, ada Blok V: TACTOM dengan modernisasi navigasi dan komunikasi dan Blok Va: Blok V menyerang sasaran bergerak di laut. Lalu Blokir Vb: Blok V dengan hulu ledak multi-efek gabungan yang dapat mencapai sasaran darat yang lebih beragam.

Dilansir dari Britannica, rudal Tomahawk mulai digunakan selama Perang Teluk Persia pada 1991. Pernah pula dipakai pada 16 Desember 1998 dalam operasi Desert Fox di Irak. Kala itu, 415 rudal ditembakkan usai Saddam Hussein menolak untuk mematuhi inspeksi yang diamanatkan PBB.

Rudal Tomahawk juga digunakan pasukan NATO selama Operasi Pasukan Sekutu terhadap sasaran di Serbia dan Montenegro. Kemudian diikutkan dalam berbagai perang seperti Perang Irak (2003), Bosnia (1995), Libya (1996 dan 2011), Sudan (1998), Yaman (2009), dan Afghanistan (1998 dan 2001).

Rudal Tomahawk pernah digunakan pada 2014. Pentagon menembakkan 47 Tomahawk untuk menyerang milisi Khorasan yang masuk ke Suriah. Pada 2016, Tomahawk ditembakkan dari Laut Merah, Yaman setelah Houthi melepaskan rudal-rudalnya ke kapal Amerika Serikat.

Pada 2017, rudal Tomahawk ditembakkan ke pangkalan angkatan udara Suriah, Sahyar. Penyerangan itu menghancurkan pesawat tempur Suriah yang dituding membawa gas kimia beracun untuk dijatuhkan di Idlib.

Pilihan Editor: AS dan Inggris Serang Houthi, Sejumlah Kota di Yaman Dibom Rudal Tomahawk

Berita terkait

Brigade Al Qassam Klaim Selamatkan Sandera Israel yang Mencoba Bunuh Diri

2 jam lalu

Brigade Al Qassam Klaim Selamatkan Sandera Israel yang Mencoba Bunuh Diri

Brigade Al Qassam menyatakan seorang sandera Israel berniat bunuh diri karena depresi.

Baca Selengkapnya

Israel Bersiap Serang Rafah Lagi, Warga Palestina Diperintahkan Mengungsi Besar-besaran

7 jam lalu

Israel Bersiap Serang Rafah Lagi, Warga Palestina Diperintahkan Mengungsi Besar-besaran

Israel menyiapkan serangan besar-besaran di Rafah, perintahkan warga Palestina mengungsi.

Baca Selengkapnya

Ratusan Tawon Serang Tentara Israel di Gaza Selatan, 12 Orang Masuk RS

9 jam lalu

Ratusan Tawon Serang Tentara Israel di Gaza Selatan, 12 Orang Masuk RS

Tentara Israel diserang ratusan tawon saat melintasi Gaza Selatan. Satu tentara dirawat di ICU.

Baca Selengkapnya

Daftar 9 Negara yang Menolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Tetangga Indonesia

10 jam lalu

Daftar 9 Negara yang Menolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Tetangga Indonesia

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara abstain.

Baca Selengkapnya

Biden: Gencatan Senjata Israel Hamas Bisa Terjadi Besok Bila Seluruh Sandera Dibebaskan

11 jam lalu

Biden: Gencatan Senjata Israel Hamas Bisa Terjadi Besok Bila Seluruh Sandera Dibebaskan

Joe Biden mengatakan gencatan senjata bisa terjadi secepatnya jika seluruh sandera Israel dibebaskan oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

Media Israel: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Mungkin Ada di Terowongan Khan Younis

12 jam lalu

Media Israel: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Mungkin Ada di Terowongan Khan Younis

Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Jalur Gaza, mungkin masih berada di dalam terowongan bawah tanah Kota Khan Younis

Baca Selengkapnya

Hamas Kembali Umumkan Kematian Sandera akibat Luka Pengeboman Israel

13 jam lalu

Hamas Kembali Umumkan Kematian Sandera akibat Luka Pengeboman Israel

Hamas mengatakan bahwa sandera Israel Nadav Popplewell telah meninggal. Ia tewas akibat luka yang dideritanya dalam serangan udara Israel ke Gaza

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

14 jam lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

23 jam lalu

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

Stasiun televisi Belgia VRT menghentikan siaran kontes lagu Eurovision untuk mengutuk pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

1 hari lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya