Mengenal Bekantan, Kera Belanda Khas Kalimantan yang Pandai Berenang

Minggu, 14 Januari 2024 14:15 WIB

Monyet Bekantan berhidung besar yang merupakan maskot fauna provinsi Kalimantan Selatan ini pernah dijuluki sebagai bianatang terjelek di dunia. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia diketahui memiliki beragam hewan endemik unik yang tidak dapat ditemukan di belahan dunia lain. Salahsatunya adalah bekantan yang dikenal oleh masyarakat lokal sebagai kera Belanda. Melansir atas Jurnal Hutan Lestari, berjudul Karakteristik Vegetasi Habitat Bekantan karya Azizah dan kawan-kawan, bekantan diidentikkan dengan hidungnya yang menonjol serta berwarna kemerahan. Hewan primata ini memiliki habitat asli berupa hutan mangrove dengan pepohonan lebat.

Uniknya, primata itu bukan sekadar satwa endemik yang menjadi ciri khas Kalimantan melainkan fungsinya yang penting sebagai penjaga keseimbangan ekosistem. Diacu dari laman balisafarimarinepark.com, bekantan gemar membawa biji suatu tanaman untuk ditebarkan pada lahan-lahan hutan. Biji tersebut lama kelamaan tumbuh menjadi tanaman yang baru dan menjadi regenerasi pohon yang sudah ranggas ataupun gundul.

Selain itu, dari sumber yang sama menyebut jika ada tidaknya suatu bekantan dalam hutan berarti menandakan hutan tersebut dalam kondisi baik. Hal ini karena bekantan hanya bertahan pada lingkungan dengan sirkulasi oksigen yang kaya, supply makanan yang memadai, dan suasana yang tenang.

Mulanya populasi bekantan pada tahun 1987 sebanyak 260.950 ekor dengan 25.625 ekor berada di kawasan konservasi. Mengutip Journal Bonorowo Wetlands, jumlah tersebut alami penurunan drastis dan pada tahun 1995 populasinya menjadi 114.000 ekor yang tersebar di daerah konservasi maupun habitat alami. Nahasnya, pada tahun 2013 jumlah populasi bekantan benar-benar menyusut serta berstatuskan sebagai primata yang nyaris punah.

Oleh pemerintah, guna melindungi populasi bekantan yang tersisa dikeluarkanlah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No: P.56/Menhut-11/2013 yang membahas mengenai Strategi dan Rencana Aksi Konservasi. Mengacu atas laman Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, diketahui bekantan yang tersisa pada tahun 2022 telah tersisa 90 ekor dengan status konservasi mencapai 7,7 persen dalam lima tahun terakhir.

Advertising
Advertising

meskipun kini statusnya terancam punah hewan bekantan masih memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang tengah bertandang ke tempat konservasinya. Berikut fakta unik mengenai bekantan.

1. Besar Hidung Bekantan Menentukan Jenis Kelaminnya

Ciri khas bekantan adalah hidungnya yang besar serta berwarna kemerahan, nyatanya bentuk hidung ini menetukan jenis kelaminnya. Dilansir atas yakopi.org, bekantan jantan memiliki hidung yang lebih besar daripada bekantan betina. Besar hidungnya hingga menutupi bagian mulut, sehingga ketika akan makan bekantan jantan akan mengeluarkan hidungnya dahulu. Selain itu, hidung mereka berguna sebagai resonator saat bersuara.

2. Si Primata yang Ekspresif

Masih dari kutipan yang sama, diketahui bekantan adalah primata paling ekspresif. Mereka tak segan membuat ekspresi wajah atau teriakan suara ketika merasakan sesuatu yang berisiko. Misalnya saat bekantan merasa terancam, dirinya akan mengeluarkan suara keras mirip klakson dan hidungnya menjulur lurus. Hidungnya juga semakin merah ketika marah atau senang.

3. Termasuk Golongan Monyet Terbesar se-Asia

Bekantan jantan memiliki panjang tubuh rata-rata 26-30 inchi dengan kisaran berat 35-48 pon. Sedangkan untuk yang betina panjang tubuh 21 hingga 24 inchi berat badan 15-26 pon. Mengacu atas laman a-z-animals.com, bekantan termasuk primata monyet terbesar se-Asia yang hanya dimiliki Indonesia.

4. Perenang yang Andal

Monyet memang memiliki kemampuan memanjat yang sudah tidak perlu diragukan lagi, namun, bekantan memiliki kemampuan lebih berupa bakat alamiah untuk berenang. Diacu dari a-z animals, bekantan mampu bertahan pada perairan dengan kondisi kedalaman 20 meter. Mereka menggunakan kemampuan ini jika dirasa tidak memungkinkan untuk melompat dari satu pohon bakau ke pohon lainnya.

Pilihan Editor: 15 Hewan Punah yang Muncul Kembali

Berita terkait

5 Bukti Orang Utan Primata yang Cerdas dan Mirip Manusia

2 hari lalu

5 Bukti Orang Utan Primata yang Cerdas dan Mirip Manusia

Orang utan memiliki kemiripan DNA 96.4 persen terhadap manusia, mereka termasuk primata cerdas yang beradaptasi dengan baik di alam maupun tempat penangkaran.

Baca Selengkapnya

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

8 hari lalu

Ada Harimau Sumetera hingga Komodo, Inilah 5 Hewan Endemik Asal Indonesia

Setidaknya ada 612 hewan endemik asal Indonesia dari berbagai jenis, seperti mamalia, burung, reptil, hingga amfibi. Berikut lima di antaranya.

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

15 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

28 hari lalu

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

30 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Dirut KAI Sebut Belum Ada Komunikasi soal Kereta Cepat Brunei Melintas IKN: Masih Terlalu Dini

36 hari lalu

Dirut KAI Sebut Belum Ada Komunikasi soal Kereta Cepat Brunei Melintas IKN: Masih Terlalu Dini

Didiek Hartantyo menyatakan hingga kini belum ada komunikasi apa pun perihal rencana pembangunan kereta cepat di IKN.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

41 hari lalu

Greenpeace Khawatirkan Kelestarian Pesut, Bekantan, dan Orang Utan Akibat Pembangunan IKN

Greenpeace menyatakan pembangunan IKN Nusantara mengancam kelestarian 3 satwa yang sudah kritis, yaitu orang utan, bekantan, dan pesut mahakam.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

50 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

51 hari lalu

Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Kajian peneliti BRIN menunjukkan potensi kekeringan esktrem di IKN Nusantara dan wilayah lainnya di Kalimantan pada 2033-2050. Dipicu perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Tim SAR Cari Black Box dan FDR Milik Pesawat Smart Aviation yang Jatuh di Kalimantan

59 hari lalu

Tim SAR Cari Black Box dan FDR Milik Pesawat Smart Aviation yang Jatuh di Kalimantan

Pesawat milik maskapai penerbangan Smart Aviation terjatuh di Kaltara. Tim SAR masih berada di lokasi pesawat jatuh untuk mencari kotak hitam.

Baca Selengkapnya